loading...
TINGKAT
PENDIDIKAN MANAJER DAN KINERJA
PERUSAHAAN
GO-PUBLIC
Abstract
The
aim of this research is to determine the effect of education level manager
toward the
company’s
performance. The education level manager is controlled by the variable
accounting
income
and cash flows. The method of data collecting of education level manager is
done by the
questionaire,
while the data of accounting income and the cash flows is collected by
documentation
technique from the financial statement of manufacturing company’s which is
published
in Indonesian Capital Market. Data of the stock returns movement as a company’s
performance
parameter in Indonesia Capital Market is taken from Indonesian Securities
Market
Database
(ISMD). The population of this research are the entire of manufacturing company’s
which
are listed and active in Indonesian Capital Market during the periode of
2001-2005. The
sample
is taken with purposive sampling method based on the certain criteria and it
gets 60
companies.
The data is analyzed using the data panel regression which is done by the
software of
EVIEWS-3
program. The result of the research by the entering the control variables of
the
accounting
income and cash flow, it is founded that the coefficient regression of
education level
manager
toward the company’s performance is positive and statistically significant
toward
alpha
1%, as the probability t-statistic 0.0003 less than 0.01. It means that the
education level
manager
is positively influenced and significant toward the company’s performance. So,
based
on
the findings from data analysis of this research, hypothesis is accepted and
proved.
Key
words : Education level manager, accounting income, cash flow and
company’s
performance.
Pendahuluan
Latar
belakang masalah
Kinerja
perusahaan adalah ukuran tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola
sumberdaya
keuangan perusahaan, terutama pada pengelolaan investasi sebagai upaya untuk
menciptakan
nilai bagi pemegang saham (Elizabeth, 2000: 76-85). Kinerja perusahaan
tersebut
merupakan hasil dari serangkaian proses bisnis dengan mengorbankan berbagai
sumber
daya, baik sumber daya manusia maupun keuangan perusahaan. Di pasar modal, para
investor
menilai tingkat kinerja saham perusahaan menggunakan parameter laba akuntansi
dan
arus kas. Untuk keadaan pasar modal Indonesia pertimbangan investasi masih
banyak
didasarkan
pada informasi non-akuntansi (Parawiyati dan Baridwan, 1998:2-3). Informasi
non-akuntansi
yang penting untuk mengukur kinerja saham perusahaan di antaranya adalah
informasi
tentang pendidikan manajer sebagai human capital yang dimiliki
perusahaan.
Manajer
termasuk kategori human capital derajat tertinggi, yaitu intelectual
capital
yang
paling sulit digantikan dan memiliki value added tinggi serta berperan
sentral dalam
mencapai
kinerja saham perusahaan (Stewart, 1997:137). Banyaknya tantangan bisnis
membawa
implikasi bahwa hanya organisasi yang memiliki manajer dengan kemampuan
tinggi
yang bisa dengan cepat mengubah strategi menjadi tindakan, mengelola proses
secara
efisien,
dan memaksimalkan sumbangan pekerja untuk menciptakan pertumbuhan
perusahaan
secara kontinyu (Ulrich,1998:59-75).
Penelitian
tentang hubungan pendidikan dengan kinerja perusahaan dilakukan oleh
Ginn
(2000:102-106) menemukan bahwa peningkatan kinerja organisasi ditentukan oleh
pendidikan
yang dimiliki seseorang. Pendidikan akan memenuhi apa yang secara khusus
dibutuhkan
untuk bisa berkinerja lebih baik, sehingga memaksimalkan return on
investment.
Wright
(1987:121-134) melakukan riset empiris terhadap kinerja manajer
perusahaanperusahaan
konsultan
di Amerika Serikat, menemukan bahwa manajer lulusan master of
business
administration (MBA) mencapai prestasi kerja (kemajuan
karir) yang lebih cepat
dibanding
lulusan bachelor of Business Administration (BBA). Keunggulan komparatif
MBA
adalah
keterampilan kepemimpinan dan kemampuan analisis pada level manajer untuk dapat
mengambil
keputusan investasi yang menguntungkan. Keputusan-keputusan investasi yang
menguntungkan
akan mampu meningkatkan jumlah kas bersih yang dihasilkan dari usaha
perusahaan.
Di
Indonesia, penelitian Yunus (2000:143-156) menguji hubungan pendidikan dan
pelatihan
dengan produktivitas kerja karyawan industri di Jawa Timur. Dengan sampel
sebanyak
5.475 orang ditemukan koefisien determinasi sebesar 0,657. Dengan analisis
private
rate of return, diperoleh nilai koefisien efisiensi
eksternal pendidikan dan pelatihan
sebesar
43,24%, lebih besar dibanding pengalaman kerja yang hanya sebesar 11%, sehingga
pendidikan
memiliki hubungan kuat dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, tingkat
pendidikan
manajer merupakan faktor penting dalam pencapaian keberhasilan manajemen
dalam
mengelola investasi untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham (Priharini,
2001:14-16).
Selain
faktor-faktor non-keuangan tingkat pendidikan manajer tersebut, nilai bagi
pemegang
saham juga ditentukan oleh kinerja akuntansi yaitu laba dan arus kas.
Pentingnya
informasi
laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting
Concept
(SFAC)
No.1, bahwa selain untuk menilai kinerja perusahaan juga untuk membantu
memperkirakan
kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko investasi.
Informasi
laba merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal.
Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 7 September 1994 mengesahkan
Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2 tentang Laporan Arus Kas.
Tujuan
pernyataan tersebut untuk memberikan informasi historis tentang perubahan kas
dan
setara
kas suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi melalui laporan arus kas.
Arus
kas
tersebut diklasifikasi berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan.
IAI
berpendapat
bahwa informasi arus kas historis bermanfaat sebagai indikator dari arus kas
masa
depan, dan berguna untuk meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan yang
telah
dibuat
sebelumnya.
Tujuan
penelitian ini adalah menguji hubungan pendidikan manajer dan kinerja saham
perusahaan.
Pada penelitian ini, pendidikan manajer dijadikan variabel independen terhadap
kinerja
perusahaan karena alasan berikut ini. Pertama, informasi tentang pendidikan
manajer
merupakan
suatu keadaan khusus perusahaan karena secara kontekstual, dengan pendidikan
yang
memadai manajer akan mampu mengambil keputusan investasi yang produktif dan
menguntungkan.
Keputusan-keputusan investasi yang produktif dan menguntungkan dapat
meningkatkan
kinerja saham perusahaan. Hal ini sesuai dengan human capital theory yang
menyatakan
bahwa pendidikan merupakan investasi yang akan memberikan keuntungan
melalui
produktivitas kerja (Cohen, 1993:140-157). Produktivitas kerja bagi sumber daya
manusia
setingkat manajer perusahaan adalah keunggulannya dalam mengambil keputusan
bisnis
yang menempatkan prioritas utama pada kepentingan pelanggan, karyawan, dan
pemegang
sahamnya (Bowie, 1997:69-72). Wright (1987:121-134) meneliti kinerja
pimpinan
perusahaan konsultan manajemen di Amerika Serikat menemukan bahwa pada
semua
tingkat, manajer bergelar MBA (master of business administration)
kinerjanya jauh
lebih
cepat dan lebih tinggi dibanding manajer bergelar BA (bachelor of business
administration).
Kedua, adanya pergeseran falsafah perusahaan tentang benchmark value
creation
(tolok
ukur penciptaan nilai). Ukuran akuntansi tradisional semata seperti laba
akuntansi
dan arus kas dipandang kurang memadai sehingga diperlukan ukuran lain di
antaranya
yaitu tingkat pendidikan manajer yang keberadaannya tidak mudah dimanipulasi
seperti
halnya laba yang sering menjadi lahan rekayasa manajemen (Martin dan Petty,
2000:134-146).
Motivasi
penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pada penelitian sebelumnya,
kinerja
perusahaan lebih banyak diprediksi dengan informasi keuangan yaitu laba
akuntansi
dan
arus kas (Wilson, 1987; Baridwan, 1997; Asyik, 1998; Gultom, 1999; Sutopo,
2001;
Board
dan Day, 1989; Clubb, 1995 serta Hastuti dan Sudibyo,1998) tetapi hasilnya
tidak
selalu
positif. Hal ini menunjukkan bahwa kesimpulan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi
kinerja saham perusahaan belum konklusif. Penelitian ini mencari jawaban
atas
temuan yang belum konklusif tersebut dengan meneliti faktor non-keuangan dalam
memperkirakan
kinerja saham perusahaan. Kedua, bahwa faktor pendidikan manajer sebagai
informasi
nonkeuangan tentang intellectual capital yang sangat dibutuhkan untuk
memaksimalkan
kinerja saham perusahaan, belum dipertimbangkan pada penelitianpenelitian
sebelumnya.
Penelitian Donalson (1991:128-139) menemukan beberapa faktor
nonkeuangan
yaitu pendidikan manajer dan keterampilan karyawan perusahaan yang
mempengaruhi
perubahan harga saham.
Sumbangan
yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
memberikan
bukti empiris bahwa pendidikan manajer merupakan salah satu prediktor
terhadap
kinerja saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai
bahan
acuan dalam penelitian berikutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja
saham
perusahaan. Kedua, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan
pertimbangan
oleh praktisi pasar modal, bahwa pengambilan keputusan investasi tidak hanya
menggunakan
laba akuntansi dan arus kas saja. Namun, pendidikan manajer sebagai
informasi
tentang intellectual capital yang secara khusus mampu meningkatkan
kinerja yang
lebih
baik untuk memaksimalkan kinerja saham perusahaan di masa depan perlu
dipertimbangkan.
Menurut
human capital theory, pendidikan merupakan investasi yang akan
memberikan
keuntungan melalui produktivitas kerja (Cohen, 1993:140-157). Human capital
theory
berasumsi
bahwa nilai keuntungan investasi pendidikan yang berupa perbedaan
penghasilan
merupakan aktualisasi diri dari nilai produktivitas marginal seseorang sebagai
hasil
dari perbedaan investasi human capital melalui pendidikan. Pengukuran
terhadap nilai
produktivitas
marginal seseorang dapat dilakukan dengan earning function model, dimana
produktivitas
adalah fungsi pendidikan sekolah, pendidikan keterampilan luar sekolah,
pengalaman,
dan motivasi kerja (Cohen, 1993:140-157). Becker dan Gerhart (1996:779-801)
menyatakan
bahwa peran pendidikan seseorang adalah sebagai pencipta nilai untuk
keunggulan
kompetitif melalui penurunan biaya, orientasi pada pelanggan, peningkatan
produktivitas
dan komitmen kerja.
Tingkat
pendidikan personel dalam perusahaan disebut sebagai modal intelektual..
Modal
intelektual memiliki peranan yang sangat penting dan strategis di dalam
perusahaan.
Joesoef
(2003:123) menyatakan bahwa ditinjau secara ekonomi, dengan modal intelektual
memungkinkan
manusia untuk meningkatkan produktivitasnya, memelihara dan
mengembangkan
sumber daya yang dimiliki serta membina motivasi yang tinggi dalam
mencapai
prestasi. Pennings, Lee, dan Witeloostuijn (1998:435-438) membedakan modal
intelektual
menjadi tiga: (1) human capital yaitu tingkat pendidikan dan kemampuan
sumber
daya
manusia yang dimiliki perusahaan seperti manajer dan karyawan, (2) structural
capital
yaitu
kemampuan perusahaan menyimpan, mempertahankan dan mengkonversikan
pengetahuan
spesialisasi sumber daya manusia yang dimiliki menjadi kinerja perusahaan, (3)
customer
capital yaitu pengetahuan yang dimiliki bersama di antara
organisasi dan
pelanggan
karena terjalinnya knowledge sharing yang baik sehingga reputasi
organisasi di
mata
pelanggan menjadi tinggi.
Vaizey
(1992:36) melakukan penelitian di negara-negara maju menemukan bahwa
pendidikan
dilakukan untuk mengubah kinerja, bukan untuk memelihara nilai-nilai tradisi.
Pendidikan
dimanfaatkan pada nilai produktivitasnya sehingga pendidikan digunakan untuk
skrining
tenaga kerja yang dianggap produktif dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi.
Hasil analisis riset mereka menemukan fakta dimana pendidikan berpengaruh
positif
pada kinerja organisasi dan signifikan pada alfa 1%. Di lingkungan industri dan
bisnis,
kreativitas seharusnya dimiliki oleh orang-orang tertentu seperti manajer,
pengembang,
dan perancang karena pada perusahaan-perusahaan modern yang serba
otomatis,
pimpinan dituntut kemampuan adaptasi secara kreatif untuk mampu memecahkan
masalah
dan menemukan gagasan-gagasan baru yang membawa kemajuan usaha (Vernon,
2002:124).
Manajer perusahaan merupakan unsur organisasi bisnis yang sangat menentukan
lancar
tidaknya organisasi dalam mewujudkan sasaran dan tujuannya. Menurut Arvan
(2004:98),
manajer adalah seseorang yang mencapai hasil melalui orang lain dengan jalan
spesialisasi
dalam pekerjaan, memimpin, merencanakan, menyusun, dan mengawasi.
Manajer
harus memiliki keahlian untuk menuntun dan membimbing orang lain. Manajer
adalah
orang yang mengatur pekerjaan dan kerjasama yang baik dengan menggerakkan orang
untuk
mencapai sasaran. Ia berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur
organisasi,
membimbing, dan mengarahkan orang serta mengawasi pelaksanaannya untuk
mencapai
sasaran dan tujuan tertentu.
Penelitian
tentang pengaruh pendidikan manajer terhadap kinerja perusahaan telah
dilakukan
oleh Wright (1987:121-134) yang meneliti kinerja 110 manajer puncak
perusahaan
konsultan di Amerika Serikat yang terdiri dari 54 orang bergelar MBA dan 56
orang
BA. Hasil penelitian menemukan bahwa manajer bergelar MBA mampu mencapai
kinerja
perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bergelar BA, dengan
perbedaan
yang signifikan (p=0,04). Kelsey, et. all, (1983:80) yang menyatakan bahwa
tingkat
pendidikan mempengaruhi kinerja perusahaan. Du (2007:45) dalam penelitian
survainya
di Xi’an China menyatakan bahwa pendidikan berhubungan positif terhadap
kinerja
perusahaan dan secara ststistik signifikan pada alfa 5%. Sedangkan di
Indonesia,
Jalius
(1991:112) telah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi.
Dalam
penelitiannya,
ia menemukan bahwa tingkat pendidikan manajer berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja organisasi. Pada perusahaan-perusahaan yang go-public, Sulaiman
(1994:146)
menguji informasi nonkeuangan yang mempengaruhi perubahan harga saham. Ia
menemukan
bahwa pendidikan manajer (sebagai faktor nonkeuangan) berpengaruh positif
terhadap
perubahan harga saham.
Selain
faktor-faktor non-keuangan tingkat pendidikan manajer tersebut, nilai bagi
pemegang
saham juga ditentukan oleh kinerja akuntansi yaitu laba dan arus kas.
Pentingnya
informasi
laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting
Concept
(SFAC)
No.1, bahwa selain untuk menilai kinerja perusahaan juga untuk membantu
memperkirakan
kemampuan laba yang representatif, serta untuk memperkirakan risiko
investasi.
Informasi laba merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar
modal.
Wilson (1987:302-306) yang menguji kandungan informasi laba akrual dan
komponen
dana. Studi ini menguji apakah kedua variabel tersebut memiliki tambahan
informasi
melebihi laba itu sendiri. Ia mengukur komponen laba akrual berdasarkan modal
kerja
dari operasi dikurangi laba. Sedangkan komponen dana diukur atas dasar modal
kerja
dari
operasi. Studi ini membuktikan bahwa komponen laba akrual dan komponen dana
memiliki
tambahan informasi untuk penilaian kinerja perusahaan. Selanjutnya, Baridwan
(1997:12)
meneliti manfaat laporan arus kas dengan menguji perbedaan distribusi variabel
arus
kas dan variabel laba. Supriyadi (1998:148) juga meneliti kemampuan arus kas
dalam
memprediksi
arus kas di masa depan. Durya (1999:13) menguji dengan membandingkan
volume
perdagangan dan return saham sebelum dan sesudah perusahaan menerbitkan
laporan
arus kas. Sutopo (2001:112-19) menguji kandungan informasi arus kas
dibandingkan
informasi laba. Berdasarkan hasil-hasil uji empiris di atas menunjukkan
adanya
hubungan antara laba dan arus kas dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu,
pada
penelitian
ini informasi laba dan arus kas menjadi variabel kontrol. Donalson
(1991:131-137)
menguji
informasi non-keuangan yang mempengaruhi perubahan harga saham. Penelitian
mereka
menemukan bahwa pendidikan manajer (sebagai faktor non-keuangan) berpengaruh
positif
terhadap perubahan harga saham, dan signifikan pada alfa 5%. Berdasar landasan
berpikir
tersebut maka dihipotesiskan bahwa: “Pendidikan manajer, dikontrol dengan laba
akuntansi
dan arus kas, memiliki pengaruh positif terhadap kinerja saham perusahaan”.
NB : JIKA SOBAT INGIN VERSI LENGKAPNYA, SILAHKAN REQUEST DIKOLOM KOMENTAR DENGAN MENINGGALKAN E-MAILNYA............
loading...
No comments:
Post a Comment