loading...
" MAKALAH EKONOMI ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH "
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan
pembagunan ekonomi suatu negara atau daerah memerlukan berbagai macam data
untuk dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan, agar sasaran pembangunan
dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang
telah di ambil di masa lalu perlu dikaji dan dilihat hasilnya yaitu untuk memberikan
gambaran tentang sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Pembangunan ekonomi merupakan
serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran
kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sekunder dan tersier. Arah pembangunan
ekonomi perlu diupayakan sedemikian rupa sehingga pendapatan masyarakat dapat
meningkat dan tingkat pemerataan kesejahteraan dinikmati seadil mungkin.
Guna mencapai target dan sasaran
yang realistis dalam proses pembangunan di daerah, dibutuhkan suatu perencanaan
pembangunan yang memperhatikan potensi dan karakteristik perekonomian daerah.
Dalam hal ini secara geografis suatu daerah
akan memiliki endowment factor yang
berbeda dengan daerah lain. Perencanaan pembangunan yang dimaksud dapat
dilakukan dengan pendekatan makro dan mikro regional.
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) adalah salah satu bentuk penyajian data yang bisa menggambarkan struktur
perekonomian daerah pada tahun yang bersangkutan. Untuk mengetahui analisis
pembangunan ekonomi daerah dengan menggunakan teknik Shift Share (SS) dan Location
Quotient (LQ). Analisis shift share dapat
digunakan untuk menganalisis performance
dan posisi daya saing perekonomian daerah dalam cakupan wilayah tertentu yang
menjadi unit analisis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PROFIL
KABUPATEN KEDIRI
KONDISI GEOGRAFIS
Posisi
geografi Kabupaten Kediri terletak antara 111o 47' 05" sampai dengan 112o 18'20" Bujur Timur dan 7o 36'
12" sampai dengan 8o 0' 32 Lintang
Selatan. Wilayah Kabupaten Kediri diapit oleh 5
Kabupaten, yakni :
-
Sebelah Barat :Tulungagung dan
Nganjuk
-
Sebelah Utara : Nganjuk dan
Jombang
-
Sebelah Timur : Jombang dan
Malang
-
Sebelah Selatan : Blitar dan
Tulungagung
Kondisi topografi terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan yang dilalui aliran sungai Brantas yang
membelah dari selatan ke utara. pada tahun 2005 suhu udara berkisar antara 23o C sampai
dengan 31o C dengan tingkat curah hujan rata-rata sekitar 1652 mm per hari.
secara keseluruhan luas wilayah ada sekitar 1.386.05 KM2 atau + 5%, dari luas wilyah propinsi Jawa
Timur.
Wilayah Kabupaten kediri diapit oleh dua gunung yang berbeda sifatnya,
yaitu Gunung Kelud di sebelah Timur yang bersifat Vulkanik dan Gunung Wilis
disebelah barat yang bersifat non vulkanik, sedangkan tepat di bagian tengah
wilyah Kabupaten Kediri melintas sungai Brantas yang membelah Wilayah Kabupaten
Kediri menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat sungai Brantas: merupakan
perbukitan lereng Gunung Wilis dan Gunung Klotok dan bagian timur Sungai
Brantas.
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
1.1.
Penduduk
Jumlah penduduk kabupaten Kediri
pada akhir tahun 2008 tercatat ada 1.464.809 jiwa. Ada penambahan 11.190 jiwa,
dibandingkan tahun 2007 jumlah kelahiran dan kematian selisih 7.864 jiwa,
masing-masing sebanyak 15.365 dan 7.496 jiwa. Selanjutnya dapat di hitung ada
net-Migrasi sebanyak 3.326 jiwa.
1.2.
Tenaga Kerja
Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Kediri, pada tahun 2008 tercatatat ada sekitar 6.386 lowongan keja
baru, turun 31,61% dibandingkan kondisi tahun 2007. sedangkan jumlah pencari
kerja baru yang tercatatat ada sebanyak 10.169 orang. Jumlah penempatan Tenaga
Kerja ada sebanyak 6.386. ini berarti penyerapan lowongan kerja baru adalah 100
%.
Berdasarkan tingkat pendidikannya
pencari kerja di Kabupaten kediri sebagian besar lulusan SLTA (57 %), Perguruan
tinggi (24 %) SLTP (15 %) dan SD (4 %).
POTENSI EKONOMI
Kabupaten Kediri merupakan daerah
agraris dan daerah potensi pariwisata yang terletak +125 km sebelah barat kota
Surabaya. Posisi Kabupaten Kediri sangat Strategis sebagai pusat pengembangan
perekonomian karena terletak di tengah-tengah wilayah Jawa Timur bagian barat.
Kawasan Jawa Timur bagian barat ini merupakan daerah yang sangat potensial
untuk dikembangkan, karena dari sisi geografis (topografi, kesuburan tanah,
curah hujan dll) dan Demografi (jumlah penduduk, PDRB dll) sangat mendukung
untuk pengembangan perekonomian. Namun demikian dari sisi ekonomi sampai saat
ini belum tergarap secara maksimal, karena selama ini kegiatan perekonomian
terkonsentrasi di Surabaya. Oleh karena itu perlu dibentuk pusat perekonomian
baru (Trade Centre) di wilayah Jawa Timur
Bagian Barat. Dengan demikian masyarakat akan memiliki alternatif yang lebih
ekonomis dan effisien untuk melakukan kegiatan perdagangan pada khususnya dan
kegiatan ekonomi lainnya.
B. POTENSI EKONOMI DILIHAT DARI
SEKTOR PDRB
Perkembangan besaran nilai PDRB atas
dasar harga konstan (ADHK) menggambarkan perkembangan potensi ekonomi daerah
yang terbebas atau tidak terpengaruh tingkat kenaikan harga dengan tahun 2000
sebagai patokan atau dasar perhitungan.
Sumber:
BPS Kabupaten Kediri
Besaran nilai PDRB Kabupaten Kediri
ADHK tahun 2009 adalah sebesar 6,25 triliun rupiah, naik 532,86 milyar rupiah
dibandingkan dengan kondisi tahun 2007.
Sektor Pertanian nilai PDRB adhk nya
naik 135,2 milyar rupiah menjadi 2,27 trilyun rupiah. Sektor perdagangan naik
171,1 milyar rupiah menjadi 1,65 trilyun rupiah. Sektor industri naik 92,8
milyar rupiah menjadi 0,96 trilyun rupiah. Sedangkan sektor jasa-jasa naik 58,0
milyar rupiah menjadi sekitar 0,64 trilyun rupiah.
Berdasarkan dari data PDRB Kabupaten
Kediri, Kabupaten Kediri memiliki potensi ekonomi dilihat dari 3 sektor
ungggulan yang dimiliki. 3 sektor unggulan tersebut meliputi : (1) Pertanian ;
(2) Perdagangan, Hotel, dan Restoran ; dan (3) Industri Pengolahan. 3 sektor
tersebut memiliki peran yang yang signifikan bagi Kabupaten Kediri untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi daerah.
C. ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ)
KABUPATEN KEDIRI
Analisis teknik LQ merupakan suatu
alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat spesialisasi relatif suatu
daerah dalam menunjukkan besar kecilnya peran suatu sektor dalam suatu daerah
dibandingkan dengan peran sektor yang sama di daerah lain.
Dari data PDRB Kabupaten Kediri setelah
dibandingkan dengan PDRB Jawa Timur, 3 Sektor unggulan dari analisis LQ,
didapat bahwa 3 sektor yang berperan aktif adalah sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, dan sektor jasa-jasa.
a. Subsektor
yang memiliki nilai Location Quotient
lebih dari satu selama 5 tahun pengamatan (tahun 2005-2009) meliputi:
§ Tanaman
bahan makanan
§ Tanaman
perkebunan
§ Kehutanan
§ Penggalian
§ Lembaga
keuangan bukan bank
§ Sewa
bangunan
§ Jasa
sosial kemasyarakatan
§ Barang
dari kayu dan hasil hutan lainnya
§ Kertas
dan barang cetakan
§ Angkutan
jalan raya
§ Pemerintahan
umum
b. Subsektor
yang memiliki nilai Location Quotient lebih
dari satu selama 2 tahun (2005 dan 2009) pengamatan meliputi:
§ Perdagangan
c. Subsektor
yang memiliki nilai Location Quotient
kurang dari satu selama 5 tahun pengamatan (2005-2009) meliputi:
§ Perikanan
§ Konstruksi
§ Peternakan
§ Makanan,minuman
dan tembakau
§ Tekstil,
barang dari kulit dan alas kaki
§ Pupuk,
kimia dan barang dari karet
§ Semen
dan barang galian bukan logam
§ Alat
angkut mesin dan peralatannya
§ Barang
lainnya
§ Listrik
§ Air
bersih
§ Hotel
§ Restoran
§ Angkutan
rel
§ Jasa
penunjang angkutan
§ Pos
dan telekomunikasi
§ Jasa
penunjang komunikasi
§ Bank
§ Jasa
perusahaan
§ Jasa
hiburan dan kebudayaan
§ Jasa
penunjang keuangan
d. Subsektor
yang memiliki nilai Location Quotient sama
dengan nol selama 5 tahun pengamatan (tahun 2005-2009) meliputi:
§ Angkutan
laut
§ Pertambangan
migas
§ Pertambangan
non migas
§ Logam
dasar, besi dan baja
§ Gas
kota
§ Angkutan
penyeberangan
§ Angkutan
udara
Pada
sektor pertanian hasil LQ menunjukkan bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2009,
sektor pertanian Kabupaten Kediri selalu mengalami peningkatan. Dimana pada
tahun 2005 LQ sektor pertanian menunjukkan sebesar 2,19 ; pada tahun 2006
sebesar 2,20 ; pada tahun 2007 sebesar 2,24 ; pada tahun 2008 sebesar 2,27
; dan pada tahun 2009 sebesar 2,32.
Dengan rincian subsektor yang paling berperan dari sektor pertanian adalah
subsektor tanaman perkebunan, tanaman bahan makanan, dan kehutanan, dimana subsektor
tanaman perkebunan adalah subsektor yang memiliki keunggulan komparatif yang
berpengaruh besar terhadap sektor pertanian Kabupaten Kediri dan paling stabil
di antara subsektor-subsektor yang ada.
Pada
sektor pertambangan dan penggalian, hasil LQ menunjukkan bahwa dari tahun 2005
sampai tahun 2009, sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Kediri mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2005
LQ sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan sebesar 1,41 ; pada tahun
2006 sebesar 1,36 ; pada tahun 2007 sebesar 1,30 ; pada tahun 2008 sebesar 1,27
; dan pada tahun 2009 sebesar 1,24.
Dimana subsektor penggalian yang mendominasi sektor pertambangan dan
penggalian, karena di Kabupaten Kediri tidak memiliki potensi dalam
pertambangan migas maupun non migas.
Pada
sektor jasa-jasa hasil LQ menunjukkan bahwa dari tahun 2005 sampai tahun 2009,
sektor jasa-jasa Kabupaten Kediri mengalami perkembangan yang tidak terlalu
besar dan mengalami penurunan di tahun 2009 . Dimana pada tahun 2005 LQ sektor
jasa-jasa menunjukkan sebesar 1,24 ; pada tahun 2006 sebesar 1,24 ; pada tahun
2007 sebesar 1,26 ; pada tahun 2008 sebesar 1,24 ; dan pada tahun 2009 sebesar 1,11. Dengan
rincian subsektor yang paling berperan dari sektor jasa-jasa adalah subsektor
pemerintahan umum dan jasa sosial kemasyarakatan yang berperan dalam sektor
jasa-jasa Kabupaten Kediri.
Dari
analisis LQ di atas sektor pertanian di Kabupaten Kediri adalah sektor unggulan
dibandingkan dengan sektor lainnya di Kabupaten Kediri. Sektor pertanian bisa
dikatakan bahwa memiliki potensi pembangunan ekonomi yang berpengaruh bagi
pembangunan ekonomi Kabupaten Kediri.
Berdasarkan
pada analisis dengan LQ di atas dapat disusun posisi relatif unggulan
komparatif subsektor perekonomian Kabupaten Kediri selama tahun 2005-2009
dibandingkan dengan perekonomian provinsi Jawa Timur sebagai berikut:
Kuadran
1
§ Tanaman
bahan makanan
§ Tanaman
perkebunan
§ Kehutanan
§ Penggalian
§ Lembaga
keuangan bukan bank
§ Sewa
bangunan
§ Jasa
sosial kemasyarakatan
§ Barang
dari kayu dan hasil hutan lainnya
§ Kertas
dan barang cetakan
§ Angkutan
jalan raya
§ Pemerintahan
umum
|
Kuadran
2
§ Perdagangan
|
Kuadran
3
§ Angkutan
laut
§ Pertambangan
migas
§ Pertambangan
non migas
§ Logam
dasar, besi dan baja
§ Gas
kota
§ Angkutan
penyeberangan
§ Angkutan
udara
|
Kuadran
4
§ Perikanan
§ Konstruksi
§ Peternakan
§ Makanan,minuman
dan tembakau
§ Tekstil,
barang dari kulit dan alas kaki
§ Pupuk,
kimia dan barang dari karet
§ Semen
dan barang galian bukan logam
§ Alat
angkut mesin dan peralatannya
§ Barang
lainnya
§ Listrik
§ Air
bersih
§ Hotel
§ Restoran
§ Angkutan
rel
§ Jasa
penunjang angkutan
§ Pos
dan telekomunikasi
§ Jasa
penunjang komunikasi
§ Bank
§ Jasa
perusahaan
§ Jasa
hiburan dan kebudayaan
§ Jasa
penunjang keuangan
|
D. ANALISIS SHIFT SHARE (SS) KABUPATEN KEDIRI
Analisis Shift Share (SS) merupakan salah satu teknik yang sering digunakan
dalam daerah. Analisis SS merupakan suatu teknik yang berguna untuk
menganalisis perubahan dalam struktur perekonomian daerah terhadap perekonomian
nasionalnya, selanjutnya akan dapat diketahui produktivitas perekonomian suatu
daerah.
Berdasarkan analisis Shift Share dapat dijelaskan bahwa
pertumbuhan kegiatan ekonomi di Kabupaten Kediri selama tahun 2005-2009
ditentukan oleh 3 hal, yakni :
1. Pertumbuhan
Provinsi
Pertumbuhan provinsi mengukur
perubahan output (PDRB) yang akan terjadi bila semua industri di daerah tumbuh
pada tingkat yang sama dengan PDRB nya. Nilai positif pada komponen pertumbuhan
provinsi mengandung arti bahwa subsektor-subsektor dalam perekonomian provinsi
pertumbuhannya cepat dan memberikan pengaruh positif kepada perekonomian
Kabupaten Kediri. Nilai negatif pada komponen pertumbuhan provinsi mengandung
arti bahwa subsektor-subsektor dalam perekonomian provinsi pertumbuhannya lambat
dan memberikan pengaruh negatif kepada perkonomian Kabupaten Kediri.
Berdasarkan pada perhitungan shift share
di atas menunjukkan bahwa semua subsektor memiliki nilai positif, yaitu sebesar
1316022,925.
Nilai positif pada komponen pertumbuhan propinsi mengandung arti bahwa subsektor-subsektor
dalam perekonomian Propinsi Jawa Timur pertumbuhannya cepat dan memberikan
pengaruh positif kepada perekonomian Kabupaten Kediri. Sedangkan nilai nol (0)
pada komponen pertumbuhan propinsi menunjukkan bahwa subsektor yang
bersangkutan tidak memberikan pengaruh terhadap perekonomian daerah. Dalam hal
ini, subsektor-subsektor yang bernilai nol (0) lebih disebabkan karena di
Kabupaten Kediri subsektor-subsektor tersebut tidak menghasilkan output.
2. Sruktur
Industri
Struktur
industri menghitung dampak dari komposisi industri daerah. selain itu komponen
ini juga menghitung perbedaan antara pertumbuhan kabupaten dengan menggunakan
pertumbuhan propinsi sektoral dan pertumbuhan kabupaten dengan menggunakan
pertumbuhan pertumbuhan propinsi total. Daerah kabupaten dapat tumbuh lebih
cepat atau lebih lambat dari propinsi. Perbedaan tingkat pertumbuhan ini
disebabkan oleh komposisi sektor yang berbeda. Nilai positif pada komponen ini
menunjukkan bahwa daerah kabupaten Kediri berkonsentrasi pada sektor-sektor
yang pertumbuhannya cepat secara regional (propinsi). Hal ini karena tingkat
pertumbuhan kegiatan ekonomi di daerah di atas rata-rata pertumbuhan kegiatan
ekonomi di tingkat ekonomi secara total.sedangkan nilai negatif menunjukkan
bahwa kabupaten Kediri berkonsentrasi pada sektor-sektor yang pertumbuhannya
lamban secara regional (propinsi). Hal ini karena tingkat pertumbuhan kegiatan
ekonomi di daerah di bawah rata-rata pertumbuhan kegiatan ekonomi di tingkat
propinsi secara total.
Subsektor
– subsektor yang bernilai positif secara rinci meliputi:
a. Kehutanan
b. Perikanan
c. Penggalian
d. Kertas
dan barang cetakan
e. Pupuk,
kimia dan barang dari karet
f. Perdagangan
g. Jasa
penunjang angkutan
h. Pos
dan telekomunikasi
i.
Jasa penunjang komunikasi
j.
Bank
k. Lembaga
keuangan bukan bank
l.
Jasa perusahaan
m. Jasa
hiburan dan kebudayaan
n. Jasa
perorangan dan rumah tangga
o. Alat
angkut mesin dan peralatannya
p. Pemerintahan
umum
q. Jasa
sosial kemasyarakatan
Subsektor-subsektor
yang bernilai negatif meliputi:
a. Semen
dan barang galian bukan logam
b. Listrik
c. Hotel
d. Restoran
e. Sewa
bangunan
f. Tanaman
bahan makanan
g. Tanaman
perkebunan
h. Peternakan
i.
Makanan, minuman, dan tembakau
j.
Tekstil, barang dari kulitdan alas kaki
k. Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
l.
Barang lainnya
m. Air
bersih
n. Konstruksi
o. Angkutan
rel
p. Angkutan
jalan raya
Subsektor-subsektor
yang bernilai nol (0) meliputi:
a. Angkutan
laut
b. Pertambahan
migas
c. Pertambahan
non migas
d. Logam
dasar, besi dan baja
e. Gas
kota
f. Angkutan
penyeberangan
g. Angkutan
udara
h. Jasa
penunjang keuangan
Secara
total, komponen struktur industri memiliki nilai sebesar -1,94228
3. Daya
Saing Regional
Komponen
daya saing regional mengukur perbedaan tingkat pertumbuhan antara industri di
tingkat propinsi dengan industri di tingkat kabupaten. Komponen daya saing akan
menghasilkan nilai yang mempresentasikan pertumbuhan industri di tingkat
kabupaten lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan industri di tingkat
propinsi. Nilai positif menunjukkan bahwa industri di Kabupaten Kediri tumbuh
lebih cepat dari pada industri yang sama di tingkat propinsi. Selain itu nilai
positif pada komponen ini juga mengandung arti bahwa komposisi kegiatan ekonomi
di daerah sudah baik untuk daerah (kabupaten) yang bersangkutan. Sedangkan
nilai negatif menunjukkan bahwa industri di daerah tumbuh lebih lambat dari
industri yang sama pada tingkat propinsi. Selain itu nilai negatif pada
komponen ini juga mengandung arti bahwa komposisi kegiatan ekonomi di daerah
belum cukup baik di kabupaten Kediri.
Subsektor-subsektor yang mempunyai nilai
positif meliputi:
a. Tanaman
bahan makanan
b. Tanaman
perkebunan
c. Makanan,
minuman dan tembakau
d. Tekstil,
barang dari kulit dan alas kaki
e. Barang
dari kayu dan hasil hutan lainnya
f. Air
bersih
g. Perdagangan
h. Hotel
i.
Angkutan rel
j.
Angkutan jalan raya
k. Sewa
bangunan
l.
Jasa perusahaan
m. Semen
dan barang galian bukan logam
n. Barang
lainnya
o. Listrik
p. Restoran
q. Bank
r.
Lembaga keuangan bukan bank
Subsektor-subsektor
yang bernilai negatif meliputi:
a. Kehutanan
b. Alat
angkut mesin dan peralatannya
c. Konstruksi
d. Pos
dan telekomunikasi
e. Jasa
sosial kemasyarakatan
f. Jasa
hiburan dan kebudayaan
g. Jasa
perorangan dan rumah tangga
h. Peternakan
i.
Perikanan
j.
Penggalian
k. Kertas
dan barang cetakan lainnya
l.
Pupuk, kimia dan barang dari karet
m. Jasa
penunjang angkutan
n. Jasa
penunjang komunikasi
o. Pemerintahan
umum
Subsektor-subsektor
yang bernilai nol (0) meliputi:
a. Angkutan
laut
b. Pertambangan
migas
c. Pertambangan
non migas
d. Logam
dasar, besi dan baja
e. Gas
kota
f. Angkutan
penyeberangan
g. Angkutan
udara
h. Jasa
penunjang keuangan
Berdasarkan
pada hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Shift Share di atas dapat dijelaskan lebih jauh bahwa:
a.
Komponen total pengaruh memberikan nilai
sebesar -1,9358
b.
Komponen pertumbuhan propinsi sebesar 1316022,925
mempresentasikan sejumlah output yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi di
Kabupaten Kediri yang di akibatkan oleh kegiatan ekonomi provinsi Jawa Timur
selama tahun 2005-2009. Akan tetapi secara aktual, output di Kabupaten Kediri
sebesar -1,9358. Hal ini menunjukkan bahwa
performance perekonomian Kabupaten kediri secara rata-rata belum sesuai
dengan performance perekonomian
provinsi Jawa timur.
c.
Komponen struktur industri secara total memiliki nilai
-1,94228. Hal ini mengandung arti bahwa perekonomian Kabupaten Kediri memiliki
output sebesar -1,94228 lebih kecil dari yang dapat dimiliki bila struktur
perekonomiannya sama dengan tingkat provinsi.
d.
Komponen daya saing regional memiliki output sebesar 64732078375. Hal ini mengandung arti bahwa
output baru di Kabupaten Kediri dapat tercipta sebesar 64732078375 sebagai
akibat dari posisi daya saing yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
Imam Mukhlis. 2011. Ekonomi Pembangunan Tulungagung: CAHAYA
ABADI.
www.kediri.go.id
BPS Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kediri. Produk Domestik Regional Bruto.
loading...
No comments:
Post a Comment