loading...
A. Latar
Belakang
Kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah hingga saat ini
masih merupakan masalah diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan
dan kematian pada masa bayi baru lahir ( WHO, 2007). Bayi BBLR termasuk faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak dan secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), angka bayi BBLR sekitar 7,5 % dari seluruh kelahiran
bayi (SDKI, 2007).
Bayi BBLR biasanya memerlukan perawatan intensif dalam inkubator,
karena bayi dengan tubuh yang kecil sangat sensitif terhadap perubahan suhu,
oleh karena itulah bayi perlu dimasukkan kedalam inkubator yang telah diatur
kestabilan suhunya (Proverawati & Ismawati, 2010). Berdasarkan hasil
penelitian para pakar perinatologi didapatkan analisis terkini bahwa sekitar 3
juta kematian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dicegah dengan
menggunakan intervensi yang tepat guna yaitu perawatan metode kanguru (Pratomo
H, 2006). Negara-negara berkembang sangat dianjurkan mengadopsi metode ini,
mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah
pedesaan, yang tentu saja pelaksanaannya disupervisi oleh tenaga kesehatan
(Agustinayanto, 2008).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RSUP M.
Djamil Padang pada tanggal 23 April 2012, diperoleh data pada tahun 2011
terdapat 23 bayi dengan berat badan lahir rendah dalam satu bulan. Pada tahun
2012 mengalami peningkatan menjadi rata-rata 25 bayi dengan berat badan lahir
rendah dalam satu bulan (Rekam Medik RSUP. Dr. M. Djamil Padang). Berdasarkan
hasil observasi langsung yang dilakukan pada tanggal 24 april 2012 didapatkan
bahwa dari 4 orang ibu yang memiliki bayi BBLR hanya 1 orang ibu yang
mendapatkan arahan dari 1 orang perawat tentang metode kanguru. Hal ini
menunjukkan bahwa metode ini belum secara efektif dilaksanakan.
Metode kanguru merupakan salah satu bentuk perilaku sehat dalam
merawat bayi dengan berat badan lahir rendah. Namun dalam penerapannya banyak
faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya metode kanguru ini diantaranya faktor
predisposisi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap,
motivasi, emosi, nilai, dan kepercayaan, faktor pemungkin terdiri dari sarana
dan prasarana kesehatan, waktu, uang, dan tenaga dan faktor penguat terdiri
dari sikap dan pengetahuan dari petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang “ Gambaran Faktor Pemungkin Dan Faktor Penguat Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Metode Kanguru Di Ruangan Perinatologi RSUP. DR. M. Djamil Padang
Tahun 2012”.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti
adalah “Bagaimanakah gambaran faktor pemungkin dan faktor penguat yang
mempengaruhi pelaksanaan metode kanguru di ruangan Perinatologi RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2012?”
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran
faktor pemungkin dan faktor penguat yang
mempengaruhi pelaksanaan metode kanguru di ruangan Perinatologi RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2012.
2. Tujuan
Khusus
a.
Mengetahui
distribusi frekuensi berat badan bayi BBLR.
b.
Mengetahui
distribusi frekuensi karakteristik responden ibu (umur dan pendidikan) dan
responden perawat (umur dan pendidikan) diruangan perinatologi RSUP. M. Djamil
Padang.
c.
Mengetahui
distribusi frekuensi faktor pemungkin (sarana dan prasarana, waktu, uang dan
tenaga) dan faktor penguat (pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan) yang
mempengaruhi pelaksanaan metode kanguru diruangan perinatologi RSUP M. Djamil
Padang.
d.
Mengetahui
distribusi frekuensi pelaksanaan metode kanguru oleh responden (ibu dengan bayi
BBLR) diruangan perinatologi RSUP M. Djamil Padang.
e.
Mengetahui
gambaran faktor pemungkin ( sarana dan prasarana, waktu, uang dan tenaga) dan
faktor penguat (sikap dan pengetahuan tenaga kesehatan) yang mempengaruhi
pelaksanaan metode kanguru diruangan perinatologi RSUP M. Djamil Padang.
f.
Mengetahui
gambaran pelaksanaan perawatan metode kanguru (PMK) diruangan perinatologi RSUP
M. Djamil Padang.
D. Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini sebagai bahan masukan khususnya bagi perawat bagian
perinatologi untuk dapat lebih meningkatkan pemberian asuhan keperawatan kepada
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) khususnya dengan pelaksanaan perawatan
metode kanguru.
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan serta
dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang melakukan penelitian
lanjutan.
3.
Bagi Peneliti
Sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah didapatkan selama
pendidikan dengan kenyataan yang terdapat dilapangan, dan menjadi pengalaman
yang sangat berharga sehingga dapat menjadi acuan ketika memberikan pelayanan
kesehatan khusus nya untuk perawatan metode kanguru bagi bayi BBLR.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat diambil kesimulan sebagai berikut :
1.
Lebih dari
separoh bayi BBLR memiliki berat badan antara 1501-2500 gr.
2.
Lebih dari
separoh ibu dengan bayi BBLR memiliki umur > 35 tahun dan memiliki
pendidikan rendah.
3.
Lebih dari
separoh perawat memiliki umur antara 20-35 tahun dan memiliki pendidikan
tinggi.
4.
Lebih dari
separoh Ibu dengan bayi BBLR menyatakan bahwa sarana perawatan metode kanguru
diruangan perinatologi adalah layak.
5.
Pada
umumnya ibu dengan bayi BBLR menyatakan prasarana perawatan metode kanguru
diruangan perinatologi adalah lengkap.
6.
Lebih dari
separoh Ibu dengan bayi BBLR menyatakan memiliki waktu yang kurang cukup untuk
melaksanakan perawatan metode kanguru dan memiliki status ekonomi tidak miskin.
7.
Lebih dari
separoh Ibu dengan bayi BBLR menyatakan adanya bantuan tenaga kesehatan dalam
melaksanakan perawatan metode kanguru (PMK).
8.
Sebagian
besar Ibu dengan bayi BBLR menyatakan tidak melakukan pelaksanaan perawatan
metode kanguru.
9.
Lebih dari
separoh perawat memiliki pengetahuan baik, sikap positif tentang perawatan
metode kanguru.
B. Saran
1.
Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi
tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan agar lebih memahami faktor
pemungkin dan faktor penguat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan perawatan
metode kanguru. Penyuluhan atau arahan sangat penting diberikan kepada orang
tua bayi BBLR agar dapat lebih memahami keuntungan dari metode kanguru,
sehingga dengan meningkatnya pengetahuan orang tua tentang metode kanguru
diharapkan dapat meningkatkan keinginan orang tua untuk melaksanakan perawatan
metode kanguru baik dirumah sakit maupun dirumah dan diharapkan pada saat ibu
melaksanakan perawatan metode kanguru pada bayi BBLR, perawat ada ditempat dan
selalu memantau ibu selama pelaksanaan perawatan metode kanguru agar
pelaksanaan perawatan metode kanguru ini dapat terlaksana dengan baik dan
benar.
2.
Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak rumah sakit
diharapkan dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelaksanaan perawatan metode
kanguru agar memotivasi ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah
untuk melakukan perawatan metode kanguru dan pihak rumah sakit juga diharapkan
dapat melengkapi semua sarana prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
perawatan metode kanguru.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan
diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak RSUP. M.Djamil Padang untuk
mendirikan ruangan khusus untuk pelaksanaan perawatan metode kanguru agar
pelaksanaan perawatan metode kanguru dapat dilaksanakan dengan baik.
4.
Bagi Peneliti Lain
Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat melihat hubungan dari faktor pemungkin dengan faktor penguat
terhadap pelaksanaan perawatan metode kanguru. serta meneliti faktor lain
selain dari faktor yang sudah diteliti pada penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Acta
pediatrica. (2004). Kangaroo position.
Diakses tanggal 18 juli 2011 dari http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm.
2. Agustinayanto.
(2008). Metode kanguru untuk merawat bayi
prematur. Diakses tanggal 19 agustus 2011 dari http://dadangsjarif.wordpress.com/lain-lain/sop-perawatan-metode-kanguru/
3. Aldy.
(2005). Teknik kanguru dalam perawatan
bayi dengan berat badan lahir rendah. Diakses tanggal 2 agustus 2011dari http://digilib.unimus.ac.id/files/104/jtptunimus-gdl-arietriwiw-5199-2-bab2.pdf
4. Arikunto,
S. (2002). Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
5. Badan
Pusat Statistik. (2012). No. 06/01/Th XV.
2 Januari 2012 Profil Kemiskinan di Indonesia September 2011. Diakses
tanggal 15 April 2012 dari http://www.BPS.go.id/getfile.php?News=901
6. Bregman.
(2005). Metode kanguru sebagai perawatan
untuk bayi berat badan lahir rendah. Diakses tanggal 17 juli 2011 dari http://www.kangarooomothercare.com/whatis03.html
7. Charpak,
N. Ruiz-Pelaz, J. & Figueroa, Z. (2005).
Influence of feeding patterns and other factors on early somatic growth of
healthy, preterm infants in home-based kangaroo mother care: A cohort study.
Journal of Pediatric Gastroenterol Nutrition.
8. Dadang.
(2008). Gambaran Sarana Dan Prasarana
Perawatan Metode Kanguru Terhadap Pelaksaaan Perawatan Metode Kanguru Di RSUD
M. Zein Painan. Padang : Stikes Mercu Bakti Jaya
9. Departemen
kesehatan republik Indonesia. (2008). Perawatan
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan metode kanguru. Diakses tanggal
27 juli 2011 dari http://www.bndes.gov.br/english/ studies/KangarooMother.pdf.
2008.
10. Gauri.
(2005). Faktor-Faktor Predisposisi Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Ibu-Ibu Dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Irna D Anak RS. Dr. M. Djamil Padang. Padang
: Universitas Andalas
11. Herawani.
(2001). Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC
12. Ilyas,
Y. (2001). Kinerja-Teori, Penilaian, dan
Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI
13. Jaya,
Ningsih. (2009). Analisis Faktor Resiko
Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah
Kota Makasar. Jurnal Media Gizi Pangan Makasar.
14. Luize
A. (2003). Merawat Bayi Ala Kanguru.
Diakses tanggal 5 april 2012 dari Media Indonesia Online dari http//www.google.com
15. Marliyani,
lina. (2010). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Metode Kanguru Diruangan Perinatologi
RSUD Banjar Baru Tahun 2010. Banjar : Akademi Kebidanan Martapura
16. Naufal,
ady. (2009). Gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang metode kanguru pada bayi prematur. Diakses tanggal 24 juli
2011 dari http://addy1571.wordpress.com.
17. Navigasi.
(2005). Pengetahuan. Diakses pada
tanggal 28 Juli 2011 dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sukesihg2a-5144-3-bab2.pdf
18. Nelson.
(2003). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
: EGC
19. Notoatmodjo.
(2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
20. Notoatmodjo
.(2005). Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
21. Nuril,
Masrukah. (2010). Perbedaan Efektifitas
Metode Inkubator Dengan Metode Kangaroo Mother Care Dalam Pencegahan Hipotermia
Pada Bayi Dengan Berta Badan Lahir Rendah Di Ruangan Neonatus RSUD Sidoardjo.
22. Nursalam.
(2008). Konsep dan penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
23. Pratomo
H. (2006). Manfaat perawatan metode
kanguru (pmk) dan penerapannya dalam perawatan bayi berat lahir rendah dengan
metode kanguru. Dalam: Chair I, Marnoto WB, Rifai RFB, editor. Buku Panduan
Resusitasi neonatus Edisi ke-5. Jakarta: Perinasia
24. Perinasia.
(2003). Perawatan metode kanguru. Jakarta: Bina Rupa Akasara
25. Perinasia.
(2003). Perawatan metode kanguru bagi bayi berat lahir rendah. Medan :
Tidak dipublikasikan.
26. Perinasia.
(2005). Komponen metode kanguru bagi bayi
BBLR. Jakarta : Bina Rupa Akasara
27. Proverawati,
Atikah dan Cahyo Ismawati Sulistyorini. (2010). Berat badan lahir rendah. Yogyakarta : Nuha Medika
28. Rahmawati,
ros. Andi Nurjaya. (2010). Pengaruh
Faktor Maternal Terhadap Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Dirumah Sakit
Umum Daerah Ajjatpanngewatan Soppeng Kabupaten Soppeng Tahun 2010. Jurnal
Media Kebidanan Poltekes Makasar.
29. Riskesdas.
(2007). Penyebab kematian bayi di
Indonesia: diakses tanggal 27 Juli 2011 http://www.infodokterku.com/index.php
30. Sastroasmoro,
S dan Ismael, S. (2002). Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis. Jakarta : Sagung Seto.
31. Soetjiningsih.
(1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta
: EGC
32. Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. (2002). Buku
Kuliah 3: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI
33. Suentra.
(2002). Penerapan Metode Kanguru Di RSUD
Wangaya. Diakses tangga 3 Maret 2012 dari Bali Pos Online dari http//www.google.com
34. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC
35. Suradi
R, Yanuarso PB. (2000). Metode kanguru
sebagai pengganti inkubator bagi bayi berat lahir rendah. Diakses tanggal
12 juli 2011 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19389/4/Chapter%20II.pdf
36. Suriviana.
(2009). Metode kanguru untuk merawat bayi
prematur. Diakses tanggal 28 juli 2011 dari http://belajarkesehatan.wordpress.com/2009/04/19.posisi-kanguru-pada-bayi-berat-badan-lahir-rendah.
37. Survey
Demografi Kesehatan Indonesia. (2007). Faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak. Diakses tanggal 10 juli 2011 dari http://forbetterhealth.wordpress.com.
38. Suryanah.
(1996). Keperawatan anak untuk siswa SPK.
Jakarta : EGC
39. Taufik,
I. (1995). Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Kelahiran Bayi BBLR. Makasar : FKUH
40. United Nations Children’s Fund/World
Health Organization. (2004) Low
Birthweight. UNICEF: New York, diakses tanggal 11 agustus 2011 dari http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm.
41. Usman
A, Irawaty S, Triyanti A, Alisjahbana A. (1996). Pencegahan hipotermia pada perawatan bayi berat lahir rendah (bblr) di
rumah dengan metoda kanguru. Unit Penelitian FK Unpad/RSHS. Bandung: FK
Unpad.
42. Usman.
(2009). Angka kematian bayi di Indonesia.
Diakses pada tanggal 27 juni 2011 dari http://bataviase.co.id/dataangkakematianbayidiindonesia.pdf
43. World
Health Organization. (2002). Pedoman
berat badan bayi untuk pelaksanaan metode kanguru. Diakses tanggal 14 juli
2011 dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241590351.pdf
(kangaroo mother care).
44. World
Health Organization. (2003). Kangaroo
mother care. Diakses tanggal 26 juli 2011 Dari http://www.wikieducator.org/
45. World Health Organization (WHO). (2007). Development of a strategy towards promoting
optimal fetal growth. Diakses tanggal 28 juni 2011 dari http://www.who.int/nutrition/
topics/fetomaternal/en.Html.
loading...
No comments:
Post a Comment