loading...
1. Pendahuluan
Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya
dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang dalam pengintegrasiannya
SIG merangkul dan merepresentasikan sistem informasi lainnya. SIG menggunakan
teknologi komputer untuk mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan
informasi yang ada di suatu area geografi, lingkungan, dan karakteristik yang
mengikuti suatu daerah geografi. SIG dapat digunakan oleh berbagai bidang ilmu,
pekerjaan, atau peristiwa seperti arkeologi, agrikultur, keamanan dan pertahanan, kesehatan, pemerintahan, kehutanan, pendidikan,
kelautan, hasil alam, bencana, tempat wisata dan masih banyak lagi. SIG dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan kompleks yang terjadi dalam suatu
instansi, SIG juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Sebagai
contoh, yang dapat dibuat dengan dasar SIG adalah daerah-daerah yang dilanda
banjir pada awal tahun 2007 ini di DKI Jakarta.
Bencana banjir yang melanda Provinsi DKI Jakarta pada awal tahun 2007 merupakan
bencana banjir terbesar dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir. Untuk
mengantisipasi ancaman banjir dan menekan akibatnya, diperlukan pemahaman
masyarakat atas kejadian banjir yang lalu serta pengelolaan yang diperlukan untuk
menghadapinya. Agar seluruh upaya itu berjalan lancar, maka sosialisasi
peningkatan pemahaman atas pengelolaan banjir yang dibahas dalam penulisan ini
yang diberi judul Perancangan Sistem Informasi Geografis Daerah Banjir di DKI
Jakarta Dengan Menggunakan ArcView disajikan untuk pembaca sebagai informasi
yang sekiranya dapat membantu.
2. Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya,
istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok:
sistem, informasi, dan geografis.. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka
jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem
yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata Geografis"
mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga
dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung pengertian
informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan
bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian
Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang
terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan
keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Berikut subsistem
dalam SIG :
1. Data Input : subsistem ini bertugas untuk
mengumpulkan, mempersiapkan
data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan
bertanggung jawab dalam
mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output : subsistem ini menampilkan atau
menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik
data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basidata sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
4. Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini
menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem
ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi
yang diharapkan.
SIG terdiri dari beberapa komponen :
1. Perangkat Keras : perangkat keras yang sering
digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitzer, printer, plotter,
dan scanner.
2. Perangkat Lunak : SIG juga merupakan sistem perangkat
lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci.
Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang
terdiri dari beberapa modul.
3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan
dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung
dengan cara meng-importnya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun
secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan
memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan
keyboard.
4. Manajemen : suatu proyek SIG akan berhasil jika
dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang
tepat pada semua tingkatan.
Model dunia nyata
dapat memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara
mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Untuk merepresentasikan objek-objek
seperti bentuk bangunan, batas-batas
wilayah, garis-garis jalan raya, sungai, posisi pilar, dan sebagainya, yang
dapat dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang
memiliki atribut geometri. Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai
bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor, sehingga
untuk menyajikan entity spasial digunakan dua model data yakni :
1. Model Data Raster : Model data raster menampilkan, menempatkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau
piksel-piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini sangat bergantung
pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid)di permukaan bumi. Entity spasial
raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas direlasikan dengan
unsur-unsur petanya. Model data raster memberikan informasi spasial apa yang
terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir.
2. Model Data Vektor : Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik,
garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk
dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan
oleh sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data vektor
terdapat tiga entity yaitu :
• Entity Titik
• Entity Garis
• Entity Poligon
3. ArcView GIS
ArcView merupakan
salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang
telah dikembangkan oleh ESRI. Kemampuan-kemampuan perangkat SIG Arc View ini
secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pertukaran data : membaca dan menuliskan data dari dan
ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.
2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi
matematis.
3. Menampilkan Informasi (basisdata) spasial maupun
atribut.
4. Menjawab query spasial maupun atribut.
5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG.
6. Membuat peta tematik.
7. Meng-customize aplikasi dengan
menggunakan bahasa skrip.
8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan
menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak
SIG Arc View).
Komponen-komponen pada ArcView :
1. Project, Project merupakan suatu unit organisasi
tertinggi di dalam ArcView yang dapat digunakan untuk menyimpan,
mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua komponen-komponen program : view,
theme, tabel, chart, layout, dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Sebuah
project merupakan kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan
selama bekerja dengan ArcView. Project
Arc View diimplementasikan ke dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama
belakang (extension) ".APR".
2. Theme, Themes merupakan suatu bangunan dasar sistem
ArcView. Themes merupakan kumpulandari beberapa layer ArcView yang
membentuk suatu 'tematik' tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan
sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.
3.
View, View mengorganisasikan theme. Sebuah view merupakan representasi grafis
informasi spasial dan dapat menampung beberapa "layer" atau
"theme" informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster).
4. Tabel, Sebuah tabel merupakan representasi data. Sebuah
tabel akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record)
mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon
batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya, setiap kolom (field) mendefinisikan
atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling, atau
populasi suatu propinsi) yang bersangkutan.
5.
Chart, Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga
bisa mendukung hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang
didukung oleh Arc View adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6.
Layout, Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, tabel, dan
chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak
7.
Script, Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang
digunakan untuk mengotomasikan kerja Arc View. Arc View menyediakan bahasa
sederhana ini dengan sebutan Avenue.
4. Perancangan
4.1 Pembahasan
Aplikasi
Perancangan SIG Daerah Banjir di DKI Jakarta menyajikan informasi data spasial
dan non spasial tentang daerah banjir DKI Jakarta kepada penggunanya. Informasi
data spasial direpresentasikan dalam bentuk grafis, sedangkan informasi atribut
dari spasial direpresentasikan dalam bentuk tabel. Berikut merupakan tahapan
dalam pembuatan sistem aplikasi Perancangan SIG Daerah Banjir di DKI Jakarta :
1. Studi pustaka tentang Sistem Informasi Geografis dan
Arc View GIS.
2. Mengumpulkan data tentang banjir DKI Jakarta yang
terjadi sekitar awal tahun 2007 ini dari internet dan DPU (Dinas Pekerjaan
Umum), Jakarta.
3. Menganalisa data dan merancang aplikasi.
4. Mendigitasi data-data spasial yang didapat, dan
memasukkan data-data non spasial ke dalam tabel-tabel.
5. Memodifikasi tampilan antar muka menggunakan script
avenue.
Diagram berikut
menjelaskan tentang alur dari pembuatan sistem aplikasi ini dengan tahapan:
Peta yang dibutuhkan diinput ke komputer, lalu didigitasi dan disimpan dengan
ekstension .shp. Bila peta sudah didigitasi, secara otomatis Arc View akan
menampilkan atribut dasar peta dalam bentuk tabel berisi shape dan id peta. Selain
peta dapat juga ditambahkan data-data nonspasial lain berupa teks / angka yang
juga akan dimasukkan ke dalam tabel. Data-data spasial dan nonspasial yang
sudah diolah di dalam area Arc View menghasilkan tampilan SIG yang dapat
dikomunikasikan kepada pengguna.
4.2 Diagram Alur
Data dan Informasi
4.2.1 Use Case
Diagram
Use Case
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem dan menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Diagram di atas terdiri dari
4 Aktor dan 9 Use Case. Di dalam diagram ini terdapat beberapa extend yang
digunakan untuk menunjukkan bahwa satu Use Case merupakan tambahan fungsional
dari Use Case lain jika kondisi tertentu terpenuhi. Alur ini dimulai dari
penyampaian informasi ketinggian air serta cuaca oleh Petugas Jaga Pintu Air
(Petugas PA) dan Petugas Badan Meteorologi dan Geofisika (Petugas BMG).
Kemudian informasi tersebut di sebarkan oleh Petugas Pekerjaan Umum (Petugas
PU) kepada masyarakat guna bersiaga terhadap banjir. Dari masyarakat Petugas PU
pun mendapatkan berita pasca banjir yang dapat dianalisa dan diolah menghasilkan
sebentuk Informasi yang lebih berguna.
4.2.2 Aktivity Diagram
Activity Diagram
menggambarkan berbagai alur aktivitas secara umum dalam sistem yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi,
dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram tidak menggambarkan behaviour
internal sebuah sistem.
Activity Diagram
di atas menjelaskan tentang alur dari penyampaian informasi banjir (Peringatan
Dini). Activity Diagram tersebut terbagi atas tiga partision yang menunjukkan
Siapa Melakukan Apa yaitu Petugas PA, Petugas PU, dan Masyarakat. Alir ini
dimulai Petugas PA yang mengukur ketinggian air pada pintu air tempatnya
berjaga, setelah diukur apabila ketinggian masih dibawah batas normal, maka
alur berakhir. Tetapi apabila ketinggian air sudah melewati batas ketinggian
air normal, maka Petugas PA mengirimkan informasi kepada Petugas PU. Petugas PU
menerima informasi tersebut dan menyebarkan info siaga banjir kepada
masyarakat. Masyarakat bersiaga dan mengevakuasikan diri ke tempat yang lebih
aman. Setelah itu Petugas PU menerima berita atau informasi pasca banjir dari
masyarakat. Berita tersebut dianalisa dan diolah menjadi informasi yang lebih berguna
baik data-data spasial maupun data-data nonspasial. Dari data-data tersebut
akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan dibuat laporan, dan itu menjadi akhir dari
alur activity diagram.
4.2.3 Class Diagram
Class dalam
notasi UML digambarkan dengan kotak, yang pada dasarnya terbagi atas tiga
bagian yaitu Nama Class, Atribut, dan Operation. Pada diagram diatas terdapat
tiga kotak class (project, view, dan tabel) yang merupakan menu-menu utama pada
aplikasi ini. Pada Class Diagram di atas terdapat simbol belah ketupat (Agregasi)
di bawah class project, Agregasi disini merupakan hubungan
"bagian-dari" atau "bagian-ke-keseluruhan". Agregasi
menyatakan bahwa suatu Project bisa terbagi (teragregasi) atas bagian-bagiannya
(yaitu: view dan tabel). Hubungan Project dengan View adalah
"satu-kebanyak" dengan notasi 1+ (yang juga disimbolkan dengan
lingkaran berisi). Ini berarti setiap Project bisa memiliki view lebih dari
satu namun harus memiliki minimal satu view. Begitu juga hubungan Project
dengan Tabel adalah "satu-kebanyak".
Class Diagram di
atas merupakan model dari generalisasi atau pewarisan yang berarti relasi ke
atas beberapa subclass (Peta Banjir 2007, Peta Banjir 2002, dan Sistem
Peringatan Dini) kepada superclass (View) yang ditunjukkan dengan simbol
segitiga. Generalisasi berarti menyimpan atribut atau data yang sama untuk ke-empat
subclass view. Atribut-atribut yang dimiliki secara bersamaan oleh keempat
subclass view adalah theme dan legend. Pada pewarisan ini memungkinkan atribut-atribut
yang sama cukup dituliskan sekali saja pada superclass dan tidak perlu ditulis
ulang pada subclass yang mewarisi atribut-atribut yang sama itu.
Class Diagram di
atas juga merupakan model dari generalisasi atau pewarisan yang berarti relasi
ke atas beberapa subclass (5Wilayah, 13Sungai, 78Genangan, Banjir/wil, Daerah
Berpotensi Genangan, dan Sistem Peringatan Dini) kepada superclass (Tabel) yang
ditunjukkan dengan simbol segitiga. Atribut-atribut yang dimiliki secara
bersamaan oleh ke-empat subclass view adalah theme dan legend.
4.2.4 Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan
interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna,
display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.
Sequence Diagram
di atas menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
dalam sistem yang berhubungan dengan view, yang terdiri dari 1 aktor, 5
participant dengan garis lifelinenya, dan 9 message. Alur ini dimulai saat
pengguna membuka aplikasi SIG Banjir dan dihadapkan pada tampilan menu Project.
Selanjutnya pengguna dapat membuka menu view dan dapat melakukan beberapa
proses di dalamnya seperti menambah theme baru, membuat theme baru, atau
mengedit theme yang sudah ada, dengan terlebih dahulu mengisi password untuk
keamanan datanya dan pengguna dapat mengedit theme tersebut.
Sequence Diagram
Menu Tabel terdiri dari 1 aktor, 6 participant dengan garis lifelinenya, dan 8
message. Alur ini dimulai saat pengguna membuka aplikasi SIG Banjir. Ia akan
dihadapkan pada tampilan menu Project. Selanjutnya pengguna dapat membuka menu
tabel dan dapat melakukan beberapa proses di dalamnya seperti menambah kolom
baru, menambah baris baru, menjoinkan tabel, atau mengedit tabel yang sudah
ada. Khusus proses mengedit tabel pengguna terlebih dahulu diharapkan mengisi
password, untuk keamanan data yang ada.
4.3 Perancangan
Antar Muka
Arc View mengorganisasikan lingkungan pengembangan dan tampilan antar muka di dalam
window utama. Dengan menggunakan script avenue, tampilan antar muka, isi Baris
Menu dan Baris Tombol pada window utama dapat dimodifikasi tergantung pada tipe
dokumen (project/ view/ tabel) yang dibuka. Saat aplikasi SIG Daerah Banjir di
DKI Jakarta dibuka, tampilan awal yang muncul adalah Banner, kemudian dokumen.
Dokumen akan mengubah tampilan pada window utama dan window dokumen. Untuk
lebih memperjelas modifikasi, gambar 11 menyajikan rancang bangun tampilan
window utama.
Berikut adalah
tampilan Struktur Navigasi pada Perancangan Sistem Informasi Geografis Daerah
Banjir di DKI Jakarta.
5. Pengujian Sistem
Pada sesi pengujian, penulis menguji
sistem aplikasi ini dengan metode Pengujian Blackbox. Metode Pengujian Blackbox
tidak secara langsung memeriksa sintaks dan struktur logis internal dari suatu
perangkat lunak (seperti pada Pengujian Whitebox), tetapi untuk mengetahui
fungsi-fungsi yang diharapkan seperti output dihasilkan secara benar dari
input, dan database diakses serta diupdate secara benar dan mengujinya apakah
akan menjalankan fungsi-fungsi tersebut secara tepat. Pengujian Blackbox
cenderung dilakukan pada tahap-tahap akhir pengujian.
5.1 Pengujian Menu Pada
Project
Tampilan antar muka
"Project" merupakan modi_kasi dari tampilan antar muka Project yang
sebenarnya di Arc View dengan mengaktifkan menu pulldown Project |Customize.
Menu-menu yang dibuat, diimplementasikan pada baris menu di jendela Project.
Project ini mempunyai dua menu utama yaitu Arsip dan Aplikasi.
5.1.2 Menu Arsip
Submenu Tutup Project pada menu Arsip
berfungsi untuk menutup aplikasi SIG ini. Proses ini memanggil script P.cekEdit
untuk memeriksa apakah terjadi perubahan pada data-data baik spasial maupun
nonspasial pada aplikasi ini dan meminta konfirmasi pengguna untuk menyimpan
perubahan.
Submenu Simpan Project berfungsi untuk menyimpan perubahan pada aplikasi
ini. Script yang dijalankan yaitu script P.SimpanProject. Script ini akan mengeksekusi
script P.cekEdit yang berfungsi untuk mengecek apakah terjadi perubahan pada
tabel dan view serta konfirmasi penyimpananya. Saat proses penyimpanan
dilakukan baris status pada window akan menampilkan pesan.
Submenu Keluar berfungsi untuk keluar
dari perangkat Arc View. Sebelum keluar Arc View akan mengecek apakah ada
perubahan pada aplikasi. Jika ada maka akan muncul kotak dialog yang menanyakan
apakah perubahan akan disimpan atau tidak.
5.1.3
Menu Aplikasi
Submenu Properti Project berguna untuk
menampilkan nama script apa yang akan dieksekusi untuk pemunculan banner awal
dan banner akhir. Submenu Ganti Nama pada menu aplikasi, berfungsi untuk
mengganti na-
ma
dokumen yang terblok atau yang sedang aktif, dengan sebelumnya pengguna dihadapkan
dengan sebuah pesan untuk mengisi password demi keamanan data.
Submenu Hapus berfungsi untuk
menghapus nama dokumen yang terblok atau yang sedang aktif, dengan sebelumnya
pengguna dihadapkan juga dengan sebuah pesan untuk mengisi password demi
keamanan data.
5.2
Pengujian Menu View
Submenu Tampilkan View pada Window
View berfungsi untuk mencari view pada ComboBox. Terdapat empat pilihan view
yaitu "Peta Banjir 2 Februari 2002", "Peta Banjir Awal Tahun
2007 DKI Jakarta", dan "Sistem Peringatan Dini".
Seperti pada contoh gambar diatas,
Pertama-tama pengguna akan diminta untuk memilih salah satu view yang tersedia
(pengguna memilih view "Peta Banjir Awal Tahun 2007 DKI Jakarta").
Kemudian akan muncul pesan bahwa pengguna telah memilih salah satu view
tersebut. Dan view yang dipilih akan diaktifkan.
Submenu Beri Label pada Window View
berfungsi untuk memberi keterangan atau label pada theme tertentu yang sedang
aktif secara otomatis.
Pada submenu Tampilkan Tabel di window
view, Arc View mengeksekusi script DB.ShowTable, dimana sistem akan menampilkan
hanya tabel dari theme yang aktif saja. Dengan begitu tidak ada kerancuan
seperti bila pengguna mencari sendiri tabel dari suatu theme pada window tabel.
Dan secara otomatis menu view berubah menjadi menu tabel untuk menyesuaikan
diri dengan tampilan yang aktif.
Pada submenu Tampilkan Layout di
window view, Arc View mengeksekusi
script
V.Layout. Pengguna diminta untuk memilih layout yang akan ditampilkan,
yang
tersedia pada combo box. Kemudian Arc View akan menampilkan layout pada window
layout beserta menunya yang sudah terintegrasi langsung pada Arc View.
Pada submenu Info Extra Banjir,
tampilan dibuat pada windows view. Submenu ini menggunakan fasilitas hotlink
untuk menghubungkan Arc View pada editor Notepad. Saat Pengguna memilih submenu
Info Extra Banjir, Arc View akan menampilkan view "INFO EXTRA" dengan
menu delapan Pilihan Extra bersimbol bintang berwarna yang dapat dipilih.
Tetapi sebelumnya pengguna harus mengaktifkan hotlink dengan cara mengklik
buttons "Hotlink" bersimbol petir. Buttons hotlink akan mengeksekusi
script Link.TextFile. Setelah hotlink aktif, pengguna dapat mengklik salah satu
simbol bintang berwarna seperti contoh gambar di bawah ini (pengguna mengklik
bintang berwarna hijau pastel, yang berarti pengguna ingin menampilkan info
"Penyebab Banjir", keterangan dapat dilihat pada legend view), maka
Arc View akan langsung menampilkan _le text info extra dengan judul
"Penyebab Banjir".
Pada window view juga terdapat button
Identifier, yang fungsinya adalah
menampilkan
informasi yang terkait apabila pengguna mengklik salah satu feature atau objek
pada suatu theme dalam bentuk kotak dialog Identify Results seperti gambar
berikut.
5.3 Pengujian Menu Pada Widow Tabel
Pada menu Table saat Window Tabel
dibuka, terdapat dua submenu yang berhubungan dengan grafik yakni "Buat
Grafik Baru" dan "Tampilkan Grafik". Walaupun keduanya sama-sama
menampilkan grafik tetapi fungsi khusus diantara kedua submenu, berbeda.
Submenu Buat Grafik Baru berfungsi untuk membuat grafik baru sesuai dengan field-field
yang diinginkan yang bertipe number, sedangkan submenu Tampilkan Grafik
berfungsi untuk menampilkan grafik yang ada yang sudah dibuat oleh penulis.
Untuk submenu Tampilkan Grafik,
pengguna dapat memilih dari keempat
pilihan
grafik yang sudah tersedia untuk ditampilkan. Pada contoh di bawah pengguna
memilih grafik "Grafik Titik Rawan dan Genangan" dan Grafik tersebut
akan langsung ditampilkan.
Submenu Tambah Kolom berfungsi untuk
menambah kolom pada tabel yang aktif dan sedang dalam proses pengeditan. Jika
ingin menggunakan submenu ini terlebih dahulu pengguna harus meng-klik submenu
Mulai Edit dan mengisi kotak dialog isi Password. Kemudian script akan
menampilkan kotak dialog untuk membuat kolom baru.
Submenu Join Tabel berfungsi untuk
menggabungkan tabel-tabel berdasarkan kolom yang bertipe sama. Jika kondisi ini
terpenuhi maka menu akan aktif. Script akan menggabungkan kolom dari tabel lain
ke dalam tabel yang aktif.
Submenu Buat Laporan berfungsi untuk
membuat laporan berdasarkan tabel yang aktif. Pembuatan laporan ini menggunakan
tipe Quick Report yang memudahkan pengguna dalan membuat laporan dengan field
atau kolom tertentu yang diinginkan.
Submenu Cari pada menu tabelberfungsi
untuk mencari data yang sesuai denganmasukkan pengguna. Jika data yang dicari
ada, maka script akan menghapus semua seleksi yang ada dan hanya akan
mengaktifkan baris yang mengandung data tersebut.
Submenu Buat Query berfungsi untuk
menampilkan kotak dialog Query-
Builder.
Kotak dialog ini digunakan untuk membuat query yang dapat memudahkan pemakai
untuk mencari basis data. Untuk menggunakan submenu ini, pengguna harus
terlebih dahulu mengaktifkan tabel mana yang akan dibuat querynya. Seperti
contoh pada gambar .21. pengguna mengaktifkan tabel Attributes of 78 Genangan,
kemudian meng-klik submenu Buat Query, dan mengetikkan sintaks query ( [Nama
Wilayah] = "Jak-Sel") di dalam text box untuk ekspresi query kemudian
tekan tombol "New Set", hingga menghasilkan tampilan pada gambar 21.
Baris-baris yang terpilih terblok (berwarna kuning) pada tabel.
Submenu Analisa SPD, berfungsi untuk
memanggil view Sistem Peringatan Dini. Pada view ini pengguna dapat
memanfaatkan fasilitas hotlink untuk menampilkan jendela notepad analisa SPD
(Sistem Peringatan Dini). Langkah awal pengguna harus mengaktifkan hotlink
(bersimbol petir), kemudian pengguna dapat meng-klik Point Peringatan Dini 1-7.
Bila point ini diklik maka Arc View akan terrelasi dengan editor notepad yang
berisi hasil analisa peringatan dini dari point yang dipilih.
6. Penutup
Aplikasi
Perancangan SIG Daerah Banjir di DKI Jakarta ini menyajikan informasi yang
berkaitan dengan data spasial Daerah Banjir Jakarta pada awal tahun 2007.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengembangkan informasi yang ada,
yaitu dengan menambah, mengubah atau menghapus informasi tertentu yang ada. Pada
penulisan ini, penulis hanya mempresentasikan bentuk sederhana dari informasi
daerah banjir DKI Jakarta pada awal tahun 2007. Kiranya pembaca
dapat mengembangkan aplikasi ini menjadi lebih baik dan lebih berguna.
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Budiyanto, Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View GIS. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta, September 2003.
[2] R. Julitasari, Peta Rawan Banjir Jakarta 2007 (I). Home page :
http://www.vhrmedia.net/home,
Februari 2007.
[3]
Munawar, Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2005.
[4] E. Prahasta, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi
Geografis. Bandung: Informatika, September 2002.
[5] __, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView.
Bandung: Informatika,
Oktober 2002.
[6] __, Sistem Informasi Geografis : ArcView Lanjut,
Pemrograman Bahasa Script
Avenue, Edisi Revisi. Bandung:
Informatika, Desember 2004.
[7] __, Sistem Informasi Geografis Tools dan Plug-Ins.
Bandung: Informatika, Juni 2004.
[8] R. O. Wulandari, ”Sistem Informasi Geografis
(SIG) untuk Analisa Penyebaran Tempat Pembuangan Sampah Kota Surabaya dengan
GIS-GRASS”, Tugas Akhir, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik
loading...
No comments:
Post a Comment