loading...
A.
Latar belakang masalah
Keadaan perekonomian indonesia sedang dilanda krisis
yang berkepanjangan sejak tahun 1997, sehingga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dunia usaha baik perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara
( BUMN ) yang mengalami failed, dikarenakan tidak mampu lagi mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, salah satu penyebab terjadinya peningkatan harga
produk dan terjadinya penurunan daya beli konsumen. Sedangkan tujuan daripada
perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba, sedangkan tujuan untuk
memperoleh laba perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang
lainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas
baik kualitas jasa manapun kualitas produk.
Agar dapat mengetahui
perkembangan perusahaan, maka suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui
kondisi keuangannya dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui
dari laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubngan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kondisi
keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan analisis terhadap
laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan oleh
perusahaan, karena dengan mengnalisis laporan keungan kondisi perusahaan dapat
diketahui apakah perusahan itu mengalami kemajuan atau kemunduran.
Dalam menganalisis dan
menilai posisi keuangan pada suatu perusahaan, maka perusahaan perlu memiliki
alat bantu guna dapat mengukur tingkat keuangan, salah satunya yaitu dengan
mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan
suatu perusahan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.
Berdasarkan latar belakang
tersebut diatas,penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada masalah
tersebut denagn mengambil judul : “Analisis
laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN ( persero
)distribusi jawa barat UPJ GARUT
.”
B.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.Tujuan
penelitian
Berdasarkan
masalah yang ada maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan
keuangan di PT
PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT
2.
Untuk mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas ekonomi
di
PT PLN ( persero
) distribusi jawa barat UPJ GARUT
3.
Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan
dapat
mengukur tingkat
profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero
)distribusi jawa barat UPJ GARUT
2. Kegunaan
Penelitian
2.1. Bagi
penulis
Bagi penulis penelitian ini sangat
bermanfaat dalam mendapatkan gambaran yang sebenarnya antara teori dan praktek.
Selain itu dapat menganalisis dan memecahkan masalah dengan menerapkan metode
ilmiah,khususnya menyangkut analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat
profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat UPJ GARUT
2.2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat dan sumbang saran bagi perusahaan yang menjadi objek
penelitian untuk memperbaiki atau meningkatkan usaha atau cara terhadap laporan
keuangan ,Sehingga laporan keungan – keuangannya dapat memberikan informasi
yang bermanfaat dan relevan bagi pihak yang berkepentingan
2.3 Bagi
akademis
Sebagai studi perbandingan antara
teori –teori yang diperoleh
2
dibangku kuliah dengan praktek yang berlaku mengenai
analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT
PLN
( persero ) Distribusi Jawa Barat UPJ GARUT .
Dan dapat dijadikan sebagai referensi guna penelitian lebih lanjut yang lebih
luas dan mendalam untuk penulisan karya ilmiah.
C. Kerangka
Pemikiran
Laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk
memberikan data posisi keuangan dan hasil – hasil
yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, data keuangan tersebut akan
lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila ada data tersebut
diperbandingkan untuk tiga periode lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat
mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
Informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan biasanya terlihat dalam laporan keuangan
yang menyajikan data – data mengenai posisi keuangan, hasil opersai dan
perubahan posisi keuangan perusahaan.
Informasi keuangan tersebut akan dapat prospek
perusahaan dimasa yang akan datang. Seperti yang dikemukakan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia ( IAI ), yang dikutip dalam buku standar akuntansi keuangan
(2002: 2) dalam ranagka menyusun dan penyajian laporan keuangan menyatakan
bahwa :
Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba _ rugi, laporan perubahan posisi
keuangan ( yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas,atau laporan arus dana ),
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan untuk
mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan
perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Data keuangan perlu disusun dan
disederhanakan kemudian dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan pada
perusahaan kearah perkembangannya.
Untuk
melihat perkembangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan
analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan
oleh perusahaan karena dengan menganalisis laporan keuangan, kondisi perusahaan
dapat diketahui apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran. Selain itu analisis laporan keuangan
sangat membantu perusahaan, terutama dalam mengukur tingkat profitabilitas
suatu perusahaan. S Munawir (2000: 33)
3
mengemukakan pengertian profitabilitas adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau
menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil – hasil tersebut pihak
– pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan.
D. Asumsi dan
pertanyaan penelitian
1.Asumsi
Penagambilan langkah yang tepat dari suatu
penelitian yaitu dengan melakukan asumsi. Hal ini dimaksudkan agar penulis
mempunyai pegangan serta arah dalam penelitian ini, sebagaimana yang telah diungkapkan
oleh komarudin (2001:2) dalam kamus
istilah skripsi dan tesis menyatakan asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak
mempengaruhi atau dianggap konstan,
asumsi menetapkan faktor – faktor yang dapat diawasi dan dapat berhubungan
dengan syarat, kondisi dan tujuan serta memberikan hakekat dan arah
argumentasi.
Sedangkan pengertian asumsi menurut Winarno Surakhmad yang dikutip dalam buku Metodologi
penelitian (2004:58) menyatakan bahwa asumsi merupakan
sesuatu yang dianggap konstan, asumsi menetapkan faktor – faktor yang diawasi,
asumsi dapat berhubungan dengan syarat – syarat, kondisi – kondisi dan tujuan,
asumsi memberikan hakekat, bentuk,dan arah argumentasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka untuk
mempermudah penelitian, penulis menentukan asumsi sebagai berikut :
- Penyusunan laporan keuangan pada PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ
GARUT telah memenuhi prinsip – prinsip standar
akuntasi
- Kemampuan dan keterampilan petugas penyusun laporan keuangan di PT PLN
(persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT
dianggap memiliki SDM yang baik
- Kebijakan PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT yang berkaitan
dengan penyusunan laporan keuangan dan analisis
laporan keuangan dianggap
konstan.
1.
Pertanyaan penelitian
Dengan asumsi tersebut diatas maka penulis
mengajukan
pertanyaan penelitian yaitu apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN (persero) distribusi jawa
barat UPJ GARUT ?
F. Definisi
Opersional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman juga
penafsiran antara penulis dan pembaca, maka perlu adanya penafsiran istilah.
Istilah yang digunakan dalam skripsi ini adalah :
1.Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga
(2000:43) menyatakan bahwa
analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu
peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
2. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar
akuntansi keuangan (2000:2) maenyatakan
bahwa laporan
keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang
lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan
dalam berbagai cara
misalnya laporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan, dan laporan lain serta
materi penjelasan yang
merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut.
3. Munawir (2000: 33) menyatakan bahwa profitabilitas
Adalah menunjukan kemampuan
perusahaan untuk
Menghasilkan laba selama periode
tertentu.
4. Munawir (2000: 31) menyatakan bahwa analisis laporan
Keuangan adalah memperbandingkan
elemen – elemen
Yang terdapat dalam laporan
keuangan untuk dianalisis
Dalam tiga periode atau lebih,
sehingga akan dapat
Diketahui keadaan finansial suatu
perusahaan yang akan
Mendukung
keputusan yang akan diambil
Memperhatikan
pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud
dengan analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas
dalam penelitian ini adalah kegiatan penyelidikan laporan keuangan yang
mencakup neraca, dan laporan rugi laba, dalam mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dengan cara membandingkan elemen – elemen yang terdapat
dalam laporan keuangan sebanyak 3 tahun.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Analisis laporan keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan
merupakan penelaahan terhadap hubungan – hubungan dan kecenderungan terhadap
laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan
perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Menurut S. Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa
analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang Berkepetingan
apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan
dianalisa lebih lanjut sehingga dapat
Mendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Dengan menghubungkan elemen – elemen dari
berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen – elemen dari berbagai
pasiva satu dengan lainnya serta menghubungkan elemen – elemen dari aktiva dan
pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat
diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial Suatu perusahaan.
Dari pertanyaan diatas,
dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah memperbandingkan
elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk di analisis dalam
dua periode atau lebih, sehingga akan dapat diketahui keadaan finansial suatu perusahaan.
2. Tujuan
Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dianalisis lebih lanjut
sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi
keuangan (2002: 4) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyngakut posisi keuangan, kinerja ,serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
S Munawir (2000: 6)
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (progress report) secara
periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.
Sedangkan menurut bertein
yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Haraphap (2003; 147)
menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.Screening
Analisis
dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan
keuangan
perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger
b.Understanding
Analisis
dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan
dan hasil usahanya
c.Forcasting
Analisis
dilkukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang
d.Dignosis
Analisis
dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi
baik dalam
manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya
e.Evaluation
Analisis
dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam
mengelola
perusahaan
Dari pendapat diatas,dapat
dikemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dari satu perusahaan
yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan kebijksanaan perusahaan untuk
masa yang akan datang.
3. Sumber
Analisis Laporan Keuangan
Untuk dapat
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan, perlulah
perusahaan mengadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin didalam
laporan keuangan.
- Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar akuntasi keuangan (2002: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan.laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan Rugi laba, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya
sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan dari laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.disamping itu juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut.
- Menurut myner dalam bukunya financial statement analisis yang dialih bahasakan oleh S.
- Munawir (2000:5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusn oleh akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca, atau
daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi laba. Pada waktu akhir –
akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan – perseroan untuk menambahkan
daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba
yang ditahan).
- Menurut Zaki Baridwan yang dikutip dalam buku intermediate accounting (2001:17)menyatakan bahwa pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang
juga merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan Tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. disamping
itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan lain
yaitu sebagai laporan kepada pihak – pihak diluar perusahaan.
- Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya dasar – dasar
pembelajaran perusahaan (2003: 327) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
Laporan finansial (financial
statment), memberikan ikhtisar mengenai kaedaan financial suatu perusahaan, dimana
neraca atau(balance sheet) mencerminkan
nilai aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi
laba (income statement) mencerminkan hasil – hasil yang
dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pada
umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi – laba
serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukan atau menggambarkan
jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
sedangkan perhitungan dari laporan rugi – laba memperlihatkan dari hasil –
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan
atau alasan –alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan
hanyalah sebagai alat penguji dan pekerjan bagi pembukuan, tetapi untuk
selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi juga sebagai
dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan dari suatu
perusahaan,
dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan
mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta hasil – hasil yang dicapai oleh perusahan tersebut perlu
adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk
memenuhi kebutuhan pihak intern dan pihak ekstern yaitu untuk keperluan
pimpinan perusahaan dalam mengendalikan perusahaan yang di pimpinnya agar dapat
mencapai tujuan – tujuan secara efesien. Pihak ekstern yaitu untuk keperluan
para pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan pihak – pihak lain yang
memerlukan.
Munawir (2000:2) menyatakan bahwa pihak – pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan yaitu :
1.Pemilik perusahaan,
Sangat berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaanya,terutama untuk perusahaan – perusahaan yang
pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan laporan
tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam
memimpin
perusahaannya dan kesuksesan
seorang biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
2. Manager atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan
perusahaannya period yang baru lalu akan dapat menyusun rencana yang baik,
memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan –
kebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi managemen
yang penting adalah bahwa laba yang dipakai cukup tinggi, cara kerja yang
efisien, aktiva aman terjaga dengan baik,struktur permodalan sehat dan bahwa
perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari deapan, baik dibidang
keuangan maupun dibidang opersi.
3. Para investor (penanam modal
jangka panjang)
Bankers maupun
para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan
perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan
terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan
selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi
keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
4.Para kreditur dan
bankers
Sebelum mengambil keputusan untuk
memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui
terlebih dahulu posisi keuangan dari suatu perusahaan yang bersangkutan. Posisi
atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredt akan dapat diketahui melalui
penganalisaan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan dilakukan baik
oleh kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang.
5.Pemerintah
Dimana
perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping
untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga
sangat diperlukan oleh biro pusat statistik.dinas perindustrian, perdagangan,
dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
Dari uraian diatas, dapat
dikemukakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat
umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi semua pihak.
Oleh karena itu tanggung jawab manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi yang lazim digunakan Indonesia, sehingga
laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh semua pihak.
Adapun bentuk – bentuk
laporan keuangan sebagai berikut , laporan keuangan yang lengkap meliputi
neraca, laporan rugi – laba , laporan equitas serta laporan keuangan lainnya
yang dapat mencerminkan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selama
periode tertentu. Untuk lebih memahami hal tersebut perlu kiranya bagi penulis
untuk membahas tentang bentuk isi serta prinsip – prinsip dari tiap macam
laporan keuangan.
a) Neraca
Menurut S. Munawir (2000:
13) menyatakan neraca adalah sebagai berikut :
Laporan yang sistematis tentang aktiva,
hutang srta modal dari suatu perusahaan pada suatu tertentu.jadi tujuan neraca
adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu peruasahaan pada tanggal
tertentu,
biasanya pada waktu dimana buku- buku ditutup dan ditentukan sisanya pada
suatu akhir tahun fiscal atau tahun
kalender,sehingga neraca sering disebut dengan balance
sheet.
Dari pendapat diatas,
dapat dikemukakan bahwa neraca adalah laporan yang menyajikan tentang
aktiva,hutang,dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu atau periode
tertentu.
Dengan demikian neraca
terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan modal.
1) Aktiva
Menurut S. Munawir (2000:
14) menyatakan aktiva adalah sebagai berikut :
Dalam pengertian aktiva
tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi termasuk
juga pengeluaran – pengeluaran yang belum dialokasikan ( deffered charges ) atau biaya yang masih harus
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya ( itengible assets ) misalnya
goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan ( 2002: 13
) menyatakan bahwa aktiva adalah sumber data yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa
depan diharapkan akan diperoleh dari perusahaan.
Dari pengertian diatas
dapat dikemukakan bahwa aktiva adalah sumber – sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi
dimasa depan diharapkan manfaatnya dimasa datang.
Pada dasarnya aktiva dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar :
a)
Aktiva lancar
Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva
lancar adalah sebagai berikut :
Uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual
atau dikonsumen dalam periode berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam
perputaran kegiatan perusahaan yang normal ).
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar
akuntansi keuangan (2002:92) menyatakan
bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam
satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal, perusahaan, yang mana yang
lebih lama.
Dari pengertian diatas,
dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah aktiva yang
dapat dicairkan atau diuangkan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus opersai
normal.
Yang termasuk kelompok
aktiva lancar adalah :
1)
kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
2)
Investasi jangka pendek ( surat –surat berharga atau
marketable securities ), adalah
investasi yang sifatnya sementara ( jangka pendek ) dengan maksud untuk
memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
3)
piutang weseal, adalah tagihan perusahaan kepada pihak
lain
yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian
yang
diatur dalam undang – undang karena wesel
pembuatanya diatur dengan undang – undang, maka wesel ini lebih mempunyai
kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya, dan piutang wesel ( notes receiveable ) ini dapat diperjual belikan.
4)
piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada
kreditor atau langganan ) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan
secara kredit.
5)
persediaan, untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud
dengan persedian adalah semua barang – barang yang diperdagangkan yang sampai
tanggal neraca masih digudang atau masih belum laku dijual. Untuk perusahaan
6)
manufacturing ( yang
memproduksikan barang ) maka persediaan yang dimiliki meliputi : persediaan
bahan mentah, persediaan barang dalam dalam proses, dan persediaan barang jadi.
7)
piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus
diterima ,adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena
perusahaan telah memberikan jasa atau
12
prestasinya, tetapi belum diterima pembayarannya,
sehingga merupakan tagihan.
8)
pereskot atau biaya yang harus dibayar dimuka, adalah
pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain, tetapi
pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa atau prestasi pihak lain itu
dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
b)
Aktiva tidak lancar
Menurut S. Munawir (2000: 16) menyatakan aktiva
tidak lancar adalah sebagai berikut :
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai
umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
( mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau
tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan ).
Yang termasuk aktiva lancar
adalah :
1)
investasi jangka panjang dapat berupa :
(a) saham dari perusahaan lain, obligasi atau
pinjaman dari
perusahaan lain.
(b) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan
usaha
perusahaan
(c) dalam bentuk dana – dana yang
sudah mempunyai tujuan
Tertentu.
Tujuan investasi atau penanaman
ini pada umumnya adalah untuk
Dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan terhadap
perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus,
untuk membentuk suatu dana tujuan – tujuan tertentu, untuk membina hubungan
baik drngan perusahaan lain, dan untuk tujuan – tujuan lainnya.
Penyajian investasi jangka
panjang ini dalam neraca adalah sebesar cost atau harga
perolehan dari investasi tersebut,yang meliputi harga beli, komisi perantar,
pajak, dan pengeluaran – pengeluaran lain sehubungan dengan pembelian investasi
jangka panjang tersebut.
2)
aktiva tetap
adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
fisiknya
nampak (kongkrit) dimasukan dalam aktiva tetap ini meliputi :
a) tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau
digunakan
operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat
parkir, dan lain sebagainya.
b) bangunan
baik bangunan kantor, toko, maupun bangu
untuk pabrik
c) Mesin
d)
Inventaris
e)
Kendaraan atau
perlengkapan alat – alat lainnya
3)
Aktiva tetap tidak terwujud ( intangable fixed assets ) adalah
kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak,
tetapi
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan
dimiliki
oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan
termasuk dalam aktiva tetap tidak terwujud ini
meliputi :
hak cipta, merek dagang, biaya pendirian ( orgaization cost ),
lisensi, goodwill,dan sebagainya.
4)
Beban yang ditangguhkan ( deferred
charges ),adalah
menunjukan adanya pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang ( lebih dari satu tahun ),atau suatu
pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode – periode berikutnya.
5)
Aktiva lain – lain adalah menunjukan kekayaanya atau
aktiva
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukan
dalam klasifikasi – klasifikasi sebelumnya, misalnya
gedung
dalam proses, tanah dalam penyelesaian piutang
jangka
panjang dan sebagainya.
2) Hutang
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan
bahwa
hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi,dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang bersal dari kreditur.
Sedangkan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2002:17) menyatakan hutang adalah kewajiban merupakan hutang masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus
kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dari pengertian tersebut
diatas, dapat dikemukakan bahwa hutang atau kewajiban adalah hutang yang harus
dipenuhi oleh perusahaan.
Hutang atau kewajiban
perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar ( hutang jangka pendek ) dan
hutang jangka panjang.
(a) Hutang lancar atau hutang jangka
pendek
Menurut Menurut S. Munawir (2000:
18) menyatakan bahwa hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban
keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya
akan dilakukan dalam jangka pendek ( satu tahun
sejak tanggal neraca ) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan.
Sedangkan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi keuangan (2002:911) menyatakan bahwa kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang
diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal
perusahaan, mana yang lebih lama.
Dari pengertian diatas, dapat
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban jangka pendek adalah hutang
jangka
pendek atau
hutang lancar yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Yang termasuk hutang lancar adalah :
1)
Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena
adanya pembelian barang dagang secara kredit
2)
Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji
tertulis ( yang diatur dengan undang – undang )
untuk
melakukan pembayaran sejumlah tertentu
pada waktu
tertentu dimasa yang akan datang
3)
Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang
bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang
belum disetorkan ke kas negara.
4)
Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya – biaya
yang harus sudah terjadi tetapi belum dilakukan
pembayarannya.
5)
Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah
sebagian ( seluruh ) hutng jangka panjang yang sudah
menjadi hutang jangka pendek, karena
harus segera
dilakukan pembayarannya.
6)
Penghasilan yang diterima dimuka ( defered revenue )
adalah penerimaan uang untuk penjualan barang dan
jasa
yang belum direalisasi.
b) Hutang
jangka panjang
Menurut Menurut S. Munawir (2000:19) menyatakan bahwa hutang lancar atau hutang jangka panjang adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya ( jatuh tempo ) masih jangka
panjang ( lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca ).
Dari pengertian diatas, bahwa yang dimaksud hutang
jangka panjang adalah hutang yang periode pengambilannya lebih dari satu tahun.
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah :
- hutang obligasi
- Hutang hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap
Tertentu
- Pinjaman jangka waktu yang lain
3) Modal
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 19) menyatakan
Modal
sebagai berikut :
hak atau bagian yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos modal ( modal saham
), surflus dan laba yang
ditahan atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya.
Sedangkan menurut ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku standar akuntansi keuangan (2002:17), menyatakan bahwa modal atau ekuitas adalah hak residul atau aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua perusahaan.
Bentuk neraca :
Menurut S Munawir bentuk –
bentuk neraca (2000: 20) adalah sebagai berikut
v bentuk skronto (
account form ) dimana semua aktiva tercantum
sebelah
kiri atau debet dan hutng,serta modal tercantum sebelah
kanan atau
kredit
v Bentuk vertical
( refort form ), dalam bentuk ini semua aktiva
nampak
dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang
jangka
pendek, hutang jangka panjang, serta modal
v Bentuk neraca
yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan
perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau
posisi
keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas.
b. Laporan
rugi laba
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan
bahwa
laporan rugi – laba adalah suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan biaya, rugi – laba yang diperoleh
oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk rugi – laba
Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan bahwa
laporan rugi – laba adalah sebagai berikut :
- Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan
menjadi satu kelompok dan semua biaya
dalam satu kelompok,
sehingga untuk menghitung rugi – laba bersih hanya
memerlukan
satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap
total
penghasilan
- Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan
yang teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan
secara umum
- Laporan rugi – laba yang ditahan, laba – rugi yang timbul secara
insidential dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan – laporan
rugi – laba
atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan (
retained earning
statement ) atau dalam laporan perubahan modal,
tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.
C. Lporan laba yang ditahan
Menurut S. Munawir (2000: 7) menyatakan bahwa
laporan laba yang ditahan adalah suatu laporan yang didalamnya ditunjukan
mengenai laba yang tidak dibagi awal periode ditambah ditunjukan mengenai laba
yang tidak dibagi awal periode ditambah dengan laba ( dalam laporan rugi – laba
) dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.
Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan laporan laba yang ditahan adalah laporan yang terdiri dari laba
yang tidak dibagi awal periode ditambah dengan laba yang terdapat dalam laporan
rugi – laba dan dikurangi dengan deviden.
Laba atau rugi yang timbul secara insidential dapat
diklasifikasikan tersendiri dalam laporan – lporan rugi – laba atau dicantumkan
dalam laporan laba yang ditahan ( retained earning
statement ) atau dalam laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Kalau
perusahaan mengikuti clean surflus principle atau all anclusive concept,maka semua rugi laba insidential nampak dalam
laporan rugi – laba, dan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :
a). Net income yang ditransfer dari laporan rugi –laba
b).Deklarasi ( pembayaran ) devident
c).Penyisihan dari laba ( appropriation of retained earning )
Kalau perusahan mengikuti non clean surplus
concept atau current operating performance, maka dalam
laporan rugi – laba hanya menentukan hasil dari oprasi normal periode itu,
sedangkan rugi – laba yang timbul secara insidential nampak dalam laporan perubahan
modal atau laporan laba yang ditahan.
4, Metode dan
teknik analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan – hubungan dan tendesi atau
kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi kekeuangan dan hasil opersi
serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa
digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada
laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing
pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk suatu
perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat perbandingan
lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau
dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan metode
analisa yang dapat digunakan dalam menganalisa laporan keuangan terdiri dari
dua metode yaitu :
- Metode horizontal atau metode dinamis, adalah analisa dengan
menggunakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa
periode atau beberapa saat,sehingga akan diketahui
perkembangannya.
- Metode vertikal atau metode analisis statis, adalah apabila
laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu
periode
atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan
antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan
keuangan
tersebut,
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja.
Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan teknik analisa yang biasa digunakan
dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
- Analisa perbandingan laporan keuangan, metode dan teknik
analisa dengan cara memperbandingkan laporan
keuangan untuk
dua periode atau lebih, dengan menunjukan :
1). Data absolute atau jumlah – jumlah dalam
rupiah
2). kenaikan atau
penurunan dalam jumlah rupiah
3). kenaikan atau penurunan dalam presentase
4). perbandingkan yang dinyatakan dengan
ratio
5). presentase dari
total
1). Tren atau tedensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan
yang dinyatakan dalam presentase, adalah suatu metode atau teknik analisa
untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi
tetap,naik atau bahkan turun.
2).Laporan dengan prosentase perkomponen atau comman size statement,
adalah
metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing – masing
aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya
dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
3).Analisa sumber dan pengguaan modal kerja, adalah suatu analisa untu
mengetahui sumber – sumber serta pengguaan modal kerja atau untuk mengetahui
sebab – sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
4).Analisa sumber dan pengguaan kas ( cash flow
statement analysis),adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab –
sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber – sumber serta
pengguaan uang kas selama periode tertentu.
5).Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk
mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi –
laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
- Analisa laporan dari laba kotor ( gross profit analysis),adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut
- Analisis break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Metode dan teknis analisa yang digunakan, semuanya
itu adalah
merupakan permulaan dari proses analisa yang
diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan, dan setiap metode analisa
mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk
membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
4. Jenis – jenis Analisis Laporan Keuangan
Dalam menganalisa dan menilai
posisi keuangan dan potensi atau kemajuan – kemajuan perusahaan, faktor untuk
menilai posisi keuangan dengan mengadakan analisa ratio yang dapat
menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan.
Tujuan menganalisa pada umumnya adalah tingkat profitabilitas,
solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu
angka – angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan.
Menurut S Munawir
(2000:115) menyatakan angka – angka rasio dapat digolongkan sebagai berikut :
a.
Likwiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan
yang harus segera
dipenuhi,atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
b.
Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban keuangan
apabila perusahaan tersebut
dilikwidasikan, baik kewajiban
keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
c.
Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba selama periode
tertentu.
B.
Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas jumlah
relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan
dalam suatu usaha. Profitabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas
digunakan dan dianggap
paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan
operasi perusahaan, karena mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada
berbagai altrernatif
investasi atau penanaman modal yang ( yang
sudah barang tentu )
sesuai dengan tingkat resiko
masing – masing secara umum dapat
dikatakan semakin besar resiko
suatu penanam investasi atau modal
dituntut profitabilitas yang
semakin tinggi pula, demikian sebaliknya.
2. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba
yang dihasilkan
menurut jumlah yang ditanamkan
atau investasinya, karena
profitabilitas dinyatakan dalam angka relatif
( persentase ).
Menurut Bambang Riyanto (2003:35)
menyatakan bahwa :
20
Profitabilitas menunjukan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal serta kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu. Dan
dinyatakan dalam suatu rumus sebagai berikut :

M
Diman L, adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu.
Dan M , adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut.
Sedangkan Menurut S Munawir (2000:165) menyatakan
profitabilitas adalah sebagai berikut :
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh
laba dengan seluruh modal yang dipergunakan dalam suatu periode
tertentu, dan untuk mengetahui
apakah suatu perusahaan telah
menggunakan modalnya secara produktif dan efesien atau
belum,hal ini dilihat dengan menggunakan analisis profitabilitas.
Cara untuk menilai profitabilitas
atau perusahaan adalah bermacam – macam dan tergantung pada laba dan aktiva
atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila
yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal ini opersi usaha, atau laba
netto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak
diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva atau laba netto sejumlah pajak dengan
jumlah modal tersendiri.
Jumlah laba yang diperoleh
secara teratur kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan
suatu faktor yang perlu mendapat perhatian menganalisis didalam menilai
profitabilitas atau perusahaan. Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba
yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu
usaha.
Dari uaraian diatas, dapat
dikemukan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh laba dengan memperbandingkan antara laba dengan aktiva atau modal
selama periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase.
2. Tujuan atau
fungsi perusahaan menghitung profitabilitas
Setiap perusahaan pada umumnya
bertujuan untuk mencari laba,dimana laba merupakan barometer untuk menilai
sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, sedangkan untuk
mengukur derajat laba suatu perusahaan biasanya digunakan ukuran
profitabilitas, yaitu hasil perbandingan antara laba yang dihasilkan pada suatu
waktu dengan besarnya modal yang diinvestasikannya.
Profitabilitas secara umum adalah
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan seluruh modal yang bekerja
didalamnya selama periode tertentu. Profitabilitas juga merupakan alat evaluasi
yang paling valid tentang hasil operasi perusahaan.
Manfaat lain yang dapat
diambil dari profitabilitas adalah dapat dipakai sebagai alat bantu perusahaan
dalam membuat proyeksi laba perusahaan. Adapun tujuan perhitungan
profitabilitas bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang
diperoleh dari modal yang dipakai atau dinamakan sebagai gambaran efesiensi
perusahaan secara keseluruhan.
3. Jenis
Profitabilitas
Dengan terdapatnya
bermacam – macam cara didalam usaha penilaian profitabilitas suatu perusahaan,
maka jelas antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak mempunyai
kesamaaan didalam perhitungan profitabilitas. Bambang
Riyanto (2003:35) menyatakan
bahwa propitabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu profitabilitas
ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.
a. Profitabilitas ekonomi ( PE )
profitabilitas
ekonomi,adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing
yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi
hanyalah laba dari hasil operasi perusahaan yaitu yang disebut laba usaha.

Modal
b. Profitabilitas modal sendiri ( PMS )
Profitabilitas modal
sendiri atau sering disebut juga profitabilitas usaha, adalah perbandingan
antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang diperhitungkan untuk
menghitung modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal
asing dan pajak perseroan atau income tax.

Modal sendiri
4. Pengukuran
dan penafsiran profitabilitas
Rasio pengukuran profitabilitas dapat dihitung
dengan beberapa cara antara alin :
a.
Rasio laba usaha dengan aktiva usaha
Profitabilitas suatu perusahaan
dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan
dengan kekayaan atau
asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan
22
tersebut ( operating assets )
yang dimaksud dengan
operating
assets yaitu semua aktiva yang digunakan dalam
kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan yang rutin
atau usaha pokok perusahaan.
Rumusnnya adalah sebagai berikut : Lba usaha x 100 %

b.
Rasio rate of return on investment ( ROI )
Rasio ini dapat diukur drngan
perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan jumlah
aktiva yang digunakan. Ratio
ini menunjukan kemampuan dari
modal dan diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan
investor.dan rumusnya adalah
sebagai berikut : Rate of ROI :

Aktiva usaha
c.
Profitabilitas Ekonomis
Profitabilitas
ekonomis yaitu perbandingan antara laba dengan modal sendiri untuk menyediakan
keuntungan bagi pemilik perusahaan semakin meningkat ratio ini akan semakin
baik, karena laba yang diperoleh perusahaan akan semakin tinggi. Dan rumusnya
adalah sebagai berikut : Profitabilitas Ekonomis:

C. Laporan
keuangan sebagai dasar pengukuran
Laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak – pihak yang berkepentingan.
Untuk memperoleh gambaran
mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut perlu
mengadakan
interprestasi atau analisis terhadap
data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan
tercermin dari laporan keuangan, sehingga dapat diketahui keadaan dan
perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu teknik yang
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan dalam menganalisis
laporan keuangan yaitu dengan menggunakan alat ukur profitabilitas. Dengan
menggunakan alat ukur ini, dapat diketahui perkembangan perusahaan, apakah
perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dalam tingkat
profitabilitas. Tingkat
profitabilitas akan dapat diketahui
dengan cara menganalisis dan menginterprestasikan
laporan keuangan perusahaan
bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa yang tepat sesuai
dengan tujuan analisa.
Dengan laporan keuangan
perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana
dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat
mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan keuangan merupakan
dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat kemajuan
atau kemunduran dari suatu perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode
penelitian
Metode merupakan suatu
cara atau langkah – langkah yang harus dilalui dengan menyelesaikan suatu
masalah. Dalam menyusun laporan penelitian perlu mencari dan mengumpulkan data
serta informasi yang sesuai dengan sifat permaslahannya dan berkaitan dengan
tujuan penulis agar dapat suatu susunan data yang lengkap untuk dipakai sebagai
dasar pembahasan.
Dalam melakukan penyusunan
skripsi ini, penulis melakukan metode deskriptif kuantitatif, yaitu melakukan
penelitian untuk memperoleh fakta dan data sekunder maupun primeer yang
diperlukan.
Menurut Winarno Surakhmad
(2001:140) menyatakan metode deskriptif
adalah sebagai berikut :
Bentuk penyelidikan deskriptif
adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang
dialami saling berhubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau
tentang suatu proses yang sedang muncul kecenderungan yang nampak. Pertentangan
yang merunncing dan sebagainya.
Berdasarkan dengan hal
diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif
yaitu penelitian terhadap suatu objek dengan tujuan untuk membuat gambaran
secara sistematis, faktual mengenai fakta – fakta dan hubungan antara fenomena
yang diselidiki.
2. Operasional
Variabel
Menurut Sugiyono (2007: 19) dalam bukunya metode penelitian
administrasi menyatakan variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek
dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan judul penulis
ajukan yaitu analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas.
Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa judul tersebut merupakan variabel
mandiri, dan mempunyai indikator variabel sebagai berikut :






Analisis laporan keuangan 1. Rasio laba usaha
- Laba usaha
Dengan aktiva - Aktiva usaha
dalam
mengukur tingkat usaha
profitabilitas 2. Rasio Rate of run
- Laba bersih
( SbI pajak )
On invesment
3. Profitabilitas -
Jumlah aktiva
Ekonomis usaha
-
Neraca th
2006,2007, dan
2008
-
Laba rugi th
2006,2007,2008

Tenik pengumpulan data ini
merupakan langkah penting dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang
sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini diambil dari dua sumber yaitu :
1. sumber primer adalah
sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Teknik yang
dipakai dalam pengumpulan data ini adalah :
a. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara
tanya jawab antara
penulis dengan pihak yang memberikan
informasi dengan
perusahaan yang dapat diketahui masalah
khusus yang
dihadapi.
b. Angket, merupakan teknik pengumpulan
data dengan
menggunakan daftar
pertanyaan mengenai hal – hal yang
berhubungan dengan
masalah yang diteliti, yang telah disusun
sebelumnya.
- Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :
a.
Penelitian kepustakaan
Penelitian merupakan teknik
pengumpulan data, secara tidak
langsung terhadap
objek yang diteliti dimana penelitian
dilakukan dengan cara membaca,mengutip,dan menelaah
serta
mengidentifikasi berbagai literatul,catatan kuliah,
buku – buku
lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
b.
Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data dari barang
– barang tertulis mengenai hal – hal atau
variabel seperti
dokumen, majalah, catatan harian,
peraturan – peraturan dan
sebagainya.
4. Teknik
Pengolahan Data
Setelah data yang
diperlukan diperoleh melalui teknik – teknik pengumpulan data, data tersebut
penulis susun kemudian diolah agar menjadi data yang akurat, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat dipahami oleh semua pihak.
Pengolahan data dapat dilakukan melalui perhitungan ratio dengan rumus sebagai
berikut :
1. Rasio laba usaha dengan
aktiva usaha

Aktiva usaha
2. Rasio rate of return on
investement ( ROI )

Jumlah aktiva usaha
3. Rasio Profitabilitas
Ekonomi

Modal
5. Teknik
analisis data
Teknik analisis data dilaksanakan
melalui rasio profitabilitas perusahaan yang berstandar pada laporan financial, baik daftar neraca maupun
laba rugi.
Menurut S Munawir (2000:640) dalam bukunya analisis laporan keungan mengemukakan bahwa :
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan
(
mathematical relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran baik atau
buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama
apabila rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar
Berdasarkan hasil perhitungan baik secara rasio laba
usaha dengan aktiva usaha, rasio rate of return on investment ( ROI ), dan
profitabilitas ekonomis, untuk dianalisis tingkat profitabilitas mana yang
paling besar hasilnya.
Ingin BAB IV DAN BAB V Silahkan Sobat Klik Download
loading...
No comments:
Post a Comment