loading...
A.
Latar Belakang Masalah
Pelajaran geografi merupakan rumpun
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama ini ada semacam anggapan bahwa
belajar IPS termasuk geografi identik dengan hapalan, sehingga membosankan bagi
siswa, apalagi dewasa ini siswa hanya menganggap bahwa mata pelajaran rumpun
IPS kurang penting dibandingkan dengan rumpun IPA. Hal ini menyebabkan motivasi
untuk belajarpun menjadi rendah.
Situasi diatas membuat seorang guru
seringkali tidak bersemangat mengajar karena melihat anak didiknya tidak mau
belajar dan ternyata masalahnya adalah anak didik tidak memiliki motivasi atau
daya penggerak dalam belajar. Menghadapi situasi yang demikian, guru yang
propesional harus menyadari bahwa semangat dan gairah belajar siswa tidak hanya
ditentukan oleh anak didik itu sendiri, akan tetapi dirinya juga harus ikut
berperan sebagai motivator.
Sehubungan dengan hal tersebut seorang
guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga
dapat melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dengan guru,
mendorong berkembangnya kemampuan baru, yang ada akhirnya siswa memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Hal ini seiring dengan pergeseran paradigma
pendidikan yang berubah dari pola teaching (mengajar) ke learning (belajar).
Oleh karena itu seorang guru sebagai
pendidik perlu memiliki berbagai metodologi mengajar, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung
pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak maka siswa akan tekun, rajin, antusias
menerima pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan
dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik maupun
gaya hidupnya
Rendahnya motivasi dan partisifasibelajar dirasakan di SMA negeri 1 Samarang. Hal ini terlihat ketika guru
menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari indikasi adanya
beberapa orang siswa yang tidak serius sewaktu mendengarkan penjelasan guru seperti
membuat tulisan-tulisan yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran,
berbisik-bisik dengan temannya atau bahkan kelihatan mengantuk. Perilaku
tersebut tentunya berakibat pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran Geografi, sehingga prestasinyapun menjadi rendah.
Kondisi tersebut salah satunya mungkin
disebabkan oleh metode mengajar yang
digunakan oleh guru, atau kurangnya media pembelajaran dan kurangnya guru dalam
mengembangkan bahan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah, dengan
diselingi tanya jawab yang minim, sehingga hal ini membuat siswa cepat bosan
dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi demikian akan teratasi
manakala guru berupaya untuk menentukan solusinya, yaitu mengganti model
pembelajaran yang selama ini sering di gunakan.
Salah satu model pembelajaran yang
dipandang mampu mengatasi permasalahan belajar siswa di atas adalah Model
Pembelajaran Kelompok Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ). Model
pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan
belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang
akhir-akhir inipe dianjurkan oleh para ahli. Menurut Slavin dalam Sanjaya
(2006) mengemukakan dua alasan tentang pembelajaran kooperatif, pertama
beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat memecahkan
masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dengan demikian
pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena dapat
meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang
lebih lama.
B.
Rumusan Masalah
Berdsarkan latar belakang masalah yang
dikemukakan di atas, maka yang menjadi inti permasalahan adalah bagaimana peningkatan
motivasi dan partisipasi belajar siswa serta kreativitas dan hasil belajar
siswa dalam belajar Geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Samarang? Adapun
rumusan masalahnya dapat dirinci sebagai berikut:
- Bagaimana potret pembelajaran geografi yang terjadi di SMA Negeri 1 Samarang?
- Bagaimana desain model pembelajaran kelompok dengan strategi pembelajaran kooperatif di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
- Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
- Bagaimana strategi guru untuk membuat semua siswa aktif dalam kelompok dalam penerapan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
- Bagaimana hasil pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah:
1.
Menemukan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi
2.
Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperativelearning dalam meningkatkan partisifasi dan kreativitasn belajar siswa
dalam pembelajaran geografi.
3.
Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperative
learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
Geografi.
4.
Memberikan referensi bagi rekan guru yang lain mengenai
pentingnya penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan motivasi
dan partisifasi serta kreativitas dan prestasi hasil belajar.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat bagi siswa:
a. Meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar
siswa sehingga lebih memahami dan menguasai materi pelajaran Geografi sehingga
dapat aktif dalam belajar berkelompok
b. Meningkatkan keberanian siswa untuk mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan/ menanggapi, menyampaikan ide/pendapat,
mendengarkan secara aktif.
c. Meningkatkan rasa kebersamaan siswa dengan adanya
sharing pendapat sehingga terjadi saling memberi atau menerima, dan saling
membantu dalam pemahaman materi pelajaran geografi
d. Meningkatkan prestasi belajar siswa terutama anak
yang kemampuan akademiknya rendah.
Manfaat bagi guru:
a. Memberi pengalaman dan wawasan yang lebih mendalam
tentang model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran di kelas
b. Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang
ditemukan di kelas
Manfaat bagi sekolah:
a. Meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri I
Samarang
b. Memperoleh masukan konsep tentang model-model
pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik sekolah
Manfaat bagi guru lain
a. Menjadi bahan masukan atau feed back bagi
penyempurnaan proses pembelajaran
b. Menjadi acuan untuk mengatasi masalah pembelajaran
yang dialami
c. Meningkatkan kemampuan sejumlah guru dalam
mengelola kelas
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Pengertian
Belajar
Pada dasarnya prinsip
belajar lebih menitikberatkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar
proses pembelajaran. Menurut Robert M. Gagne ( dalam Muslich, 2007), belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara
terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses petumbuhan saja. Gagne
berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari
dalam diri, dan keduanya saling berinteraksi. Sementara itu Jung (dalam
muslich, 2007) berpendapat bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh
kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1992:84)
mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi
tersebut maka Muslich (2007) menyimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan
perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran
berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh karena itu, apabila setelah
belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang fositif, dalam arti
tidak memiliki kecakapan baru serta wawadan pengetahuannya tidak bertambah maka
dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
B. Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Berhasilnya atau
tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
a. Faktor internal (factor dari dalam diri siswa), yaitu
kondisi/keadaan jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal ( factor dari luar siswa), yaitu
kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
C. Konsep
Strategi Pembelajaran Kooperatif(SPK)
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system
pengelompokan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang bersifat heterogen.
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,dimana kelompok yang mampu
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan akan memperoleh penghargaan. Dengan
demikian,setiap anggota kelompok akan
mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan itulah yang selanjutnya
akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling
membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga
setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi
demi keberhasilan kelompok. Menurut Sanjaya (2007: 24), strategi pembelajaran
kooperatif bisa digunakan manakala:
·
Gurumenekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.
·
Jika guru
menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar) untuk memperoleh
keberhasilan dalam belajar.
·
Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat
belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
·
Jika guru
menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari
isi kurikulum.
·
Jika guru
menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi siswa.
·
Jika guru
menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan
menemukan berbagi solusi pemecahan.
D. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Sanjaya (2007: 242) karakteristik strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut:
·
Pembelajaran
secara tim
·
Didasarkan
pada manajemen kooperatif
·
Kemauan untuk
bekerjasama
·
Keterampilan
untuk bekerjasama
E. Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif
Terdapat
6 (enam) fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif ( Arends dalam
Muslich, 2007). Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan
penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa
dikelimpokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada
saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir yaitu
penyajian hasil akhir kerja kelompok dan mengetes apa yang mereka pelajari,
serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam
fase pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif
FASE
|
KEGIATAN GURU
|
Fase 1:
Menyampaian tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaian semua tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
|
Fase 2: Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik
dengan peragaan (demontrasi) atau teks
|
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
perubahan yang efisien
|
Fase 4: Membantu kerja kelompok
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas
|
Fase 5: Mengetes materi
|
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok
menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka
|
Fase 6: Memberikan penghargaan
|
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
|
F. Keterampilan
Dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam
pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga
harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.
Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan
tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota selama
kegiatan. Menurut Lundgren (dalam Muslich, 2007) keterampilan kooperatif yang
meliputi keterampilan sebagai berikut:
1. Keterampilan tingkat awal
Menggunakan kesepakatan,
menghargai kontribusi, mengambil giliran dan membagi tugas, berada dalam
kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisifasi, mengundang orang lain,
menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.
2. Keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi
menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara
dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman,
menafsirkan, mengatur dan mengorganisasi serta mengurangi ketegangan.
3. Keterampilan tingkat akhir
Keterampilan tingkat akhir
meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat menanyakan kebenaran,
menetapkan tujuan dan berkompromi
G. Lingkungan
Belajar dan Sistem Manajemen Dalam Pemebelajaran Kooperatif
Lingkungan
belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran
aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya. Guru menetapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan
kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam
mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompok. Agar pelajaran dengan
pembelajaran kooperatif sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di
ruang guru atau perpustakaan atau pusat media. Keberhasilan juga menghendaki
syarat – syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional yang berhubungan dengan
kerja kelompok secara hati-hati mengelola tingkah laku siswa (Muslich, 2007)
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang Kabupaten Garut dalam
materi geografi semester 1. Siswa kelas terdiri dari laki-laki 22 orang dan
perempuan 16 orang. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 38 orang. Dipilihnya
kelas XI IPS 1 sebagai tempat penelitian karena diasumsi bahwa bahwa kelas ini
telah memiliki kemampuan dasar keterampilan kooperatif seperti mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampain pendapat/ide,
mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas dan sebagainya, dalam kegiatan
belajar sebelumnya. Penelitian ini berlangsung selama 1,5 bulan, dimulai awal
bulan agustus tahun 2007 dan berakhir pada pertengahan bulan september tahun
2007.
B.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kelas (classroombased action research) dengan peningkatan pada unsur motivasi dan prestasi
belajar prestasi belajar serta kreativitas siswa, untuk memungkinkan ditemukan
dan diperolehnya efektivitas tindakan yang dilakukan. Konsep yang dipilih
sebagai acuan peningkatan motivasi dan partisifasi belajar dalam mata pelajaran
geografi adalah keberanian siswa untuk bertanya atau menjawab, sedangkan acuan
peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran geografi adalah hasil akhir
nilai kognitif siswa yang harus mencapai ketuntasan.
Data penelitian dikumpulkan melalui
observasi dan catatan lapangan. Observasi dilakukan untuk mengetahui , motivasi, dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran geografi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. Adapun
catatan lapangan dilakukan untuk menggali aspek-aspek lainnya yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini.
C.
Langkah-langkah Pengambilan Data
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tahapan
perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi/refleksi dan disajikan dalam dua
siklus. Seperti ditunjukan pada diagram berikut.




Aksi

Persiapan Siklus II Pelaksanaan Tindakan II



Aksi
Evaluasi/Refleksi
D.
Pengolahan Data
Data dikumpulkan, kemudian dipetakan dan
dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian tindakan dimulai. Selanjutnya
data dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.
Teknis analisis data yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan ( Miles & Huberman, 1989)
E.
Aspek Yang Diteliti
Dalam
penelitian ini terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus untuk diteliti. Aspek
– aspek tersebut meliputi:
1. Siswa : a. Keaktifan
b. Motivasi
c.
Kreativitas
d. Hasil belajar
2. Guru : Penggunaan
model pembelajaran kelompok dengan strategi
pembelajaran kooperatif
F. Instrumen Penelitian
Untuk
mendapatkan data penelitian yang valid dan dapat dipertangung-jawabkan, maka
dalam dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen pembantu, yaitu lembar
observasi, dan lembar hasil tes siswa.
G. Indikator
Kinerja
Dalam
penelitian ini aspek yang diteliti
adalah siswa dan guru, oleh karena itu yang menjadi indikator kinerja adalah
perubahan yang terjadi pada siswa baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
hasil belajar. Sebagai indikator keberhasilan adalah siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi dalam belajar dengan menunjukkan keaktifan dalam belajar
kelompok, sehingga hasil belajarpun akan meningkat. Sedangkan indikator kinerja
bagi guru adalah adanya perubahan model pembelajaran yang variatif yang salah
satunya adalah dengan strategi pembelajaran kooperatif, yang diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Kesatu
a. Perencanaan
Tindakan
siklus kesatu dilaksanakan pada awal bulan Agustus selama 2 minggu atau 2
pertemuan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan
kesatu ini adalah penyusunan persiapan mengajar model pembelajaran cooperatif learning.
Sebelum
pelaksanaan tindakan atau siklus-siklus berlangsung maka berdasarkan temuan
selama pembelajaran geografi terdapat kekurangan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, dan siswa menjadi pasif sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar yang diharapkan. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang dikembangkan
cenderung satu satu arah yaitu berpusat pada guru ( teacher centered),
sedangkan siswa hanya menjadi pendengar dan hanya mencatat apa yang telah
disampaikan guru di depan kelas. Kondisi ini membuat siswa menjadi pasif dan motivasi
untuk belajar sangat rendah, mereka terlihat mengantuk dan prestasi belajar
yang diinginkanpun menjadi relatif rendah.
Dalam
kondisi demikian maka kami membuat kesepakatan untuk merubah model pembelajaran
yaitu dengan cooperatif learning yang
diharapkan dapat melibatkan siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Tahap
perencanaan dalam model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan berembug untuk
membuat persiapan mengajar yang mencakup masalah-masalah dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan yang mencerminkan model pembelajaran cooperatif learning.
Sebelum pelaksanaan
pembelajaran, kami juga terlebih dahulu membentuk kelompok siswa berdasarkan heterogenitas,
baik jenis kelamin, prestasi akademik dan tingkah laku serta keberanian siswa.
Hasilnya dari 38 siswa terentuk 8 kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang.
Rencana
masalah yang akan diangkat dalam pembelajaran cooperatif learning pada
tindakan kesatu adalah masalah persebaran flora maupun fauna di permukaan bumi
yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 1)
Sekolah : SMA Negeri 1 Samarang
Mata
Pelaajran : Geografi
Kelas/Semester :
XI IPS/1
Waktu : 3 x 45’
A. Standar
Kompetensi : Menganalsis fenomena biosfer dan antroposfer
B. Kompetensi
Dasar : Menjelaskan
pengertian dan fenomena biosfer.
C. Tujuan Pembelajaran :
·
Siswa dapat
menjelaskan pengertian biosfer
·
Siswa dapat
menjelaskan faktor-faktkor yang mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi
·
Siswa dapat
mengidentifikasi persebaran flora permukaan bumi
D. Strategi
Pembelajaran : Pengembangan Model
Pembelajaran Cooperatif Learning.
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
1
2
3
|
Kegiatan awal
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran dan
memberikan pre tes
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok
3. Guru meminta permasalahan di LKS dibahas dengan
berdiskusi
4. Guru meminta siswa agar bisa bekerjasama,
berperan aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan mendukung serta membantu
jalannya diskusi
Kegiatan Inti:
1. Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya
masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.
2. Guru membimbing siswa baik secara individual
maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam
diskusi kelompok.
3. Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama
berlangsungnya diskusi
Kegiatan Akhir :
1. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
masing-masing-masing.
2. Siswa mengerjakan soal pos tes.
|
30 menit
60 menit
45 menit
|
E Media/Sumber Belajar
1.
Gambar dan Peta Dunia
2. Buku
Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan
3. LKS
F. Alat Evaluasi
1.
Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)
2.
Hasil ( Essay tes )
1. Jelaskan pengertian biosfer, bioma dan habitat
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran flora di permukaan bumi
3. Sebutkan tipe-tipe bioma yang ada di permukaan
bumi dan tunjukkan dalam peta
4. Bagaimana karakteristik bioma di daerah iklim
tropis.
Mengetahui/Menyetujui
Samarang, Agustus 2007
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Geografi
Dra. Susi Suhartati, M.Pd
Dedeh Kusniati, S.Pd
NIP
NIP : 132240622
b. Pelaksanaan
Tahap selanjutnya, kami mencoba
menerapkan model cooperatif learning
yang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Sebelum guru menjelaskan materi pada
hari itu, terlebih dahulu memberikan pre tes untuk melihat kemampuan awal siswa
sebelum dilaksananan pembelajaran model cooperative learning. Langkah
selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan materi secara umum dari
biosfer, diantaranya tentang pengertian biosfer, bioma, habitat, biotope dan
biosiklus. Dijelaskan pula tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
persebaran flora di permukaan bumi.
Setelah
selesai kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan, untuk mendiskusikan LKS yang akan diberikan guru pada tiap
kelompok. Sebelum mereka berdiskusi guru memberikan penjelasan bahwa dengan
belajar kelompok dan berdiskusi sesama teman belajar akan menjadi lebih mudah
mengerti, bisa saling membantu, saling menghargai dan pekerjaan yang dianggap
sulitpun akan mudah diselesaikan kalau dikerjakan secara bersama-sama. Setelah
guru memberi penjelasan siswa tampak mulai bekerja menyelesaikan tugas yang
telah diberikan. Sementara siswa sedang sibuk melaksanakan pekerjaan di
kelompoknya, maka tindakan guru selanjutnya mengawasi jalannya diskusi dan
sesekali memberikan arahan bekerja dalam kelompok.
Diskusi
berjalan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, dan setelah itu guru
menutup pembelajaran dengan meminta siswa masing-masing kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil
diskusinya. Setelah semua kelompok maju, maka tahap akhir pembelajaran diakhiri
dengan memberikan pos tes.
c. Refleksi dan Revisi
Hasil
evaluasi sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan siklus 1 berlangsung,
maka pada dasarnya guru sudah menerapkan langkah-langkah pengembangan bahan
ajar dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun belum seperti yang
dikehendaki karena beberapa hal baik cara guru maupun prilaku siswa masih belum
sesuai harapan. Hai ini terlihat dari hasil observasi bahwa ketika guru
menjelaskan materi biosfer secara umum diawal pembelajaran kurang memberikan
contoh-contoh kongkrit, sehingga kurang menimbulkan motivasi dan keingintahuan
siswa terhadap hal yang dijelaskan.
Selain
itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa pemantauan guru terhadap jalannya
diskusi kelompok masih kurang. Dalam proses pembelajaran juga terlihat masih
banyaknya dominasi guru sedangkan siswa masih kurang aktif.
Saat
diskusi berlangsung hanya siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi yang
lebih aktif berdiskusi, sedangkan yang lain masih ada yang bermain-main dan
bercanda, yang hanya akan terhenti bila ditegur oleh guru.
Aspek
kerjasama juga belum terlihat maksimum. Siswa yang pintar kurang berusaha
membimbing siswa yang kurang dan hanya bertanggung jawab pada pekerjaannya
saja. Sedangkan di sisi lain mereka yang kurang secara akademik juga seperti
kurang peduli dengan permasalahan yang seharusnya dipecahkan secara bersama.
Selain
itu dalam diskusi juga terlihat kurangnya rasa untuk menghargai orang lain,
mereka yang pintar lebih mendominasi dan menyepelekan mereka yang secara
akademik lebih rendah sehingga membuat mereka menjadi minder dan kurang percaya
diri untuk berpendapat. Sementara itu penghargaan guru bagi siswa yang aktif
dalam diskusi berupa pujian juga masih kurang, sehingga siswa yang secara
akademik lebih rendah kurang termotivasi untuk ikut aktif dalam diskusi.
Kreatifitas siswa pada siklus kesatu ini juga belum nampak, sementara gurupun
kurang memberikan arahan pada siswanya untuk menciptakan alat peraga dalam
pemebelajaran. Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan peneliti pada
guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus kesatu:
Tabel 2
Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam
Pengembangan Bahan Ajar
Melalui Model Pembelajaran Kelompok
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 1
NO
|
Bentuk Kemampuan Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Memusatkan pperhatian
Merencanakan kegiatan siswa
Mengembangakan kemampuan siswa
Meningkatkan motvasi siswa
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Menutup diskusi
|
√
√
√
√
|
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
|
Keterangan :
- = seringkali dilakukan
- = sering dilakukan
- = kadang-kadang dilakukan
- = jarang dilakukan
- = jarang sekali dilakukan
Selain itu hasil
pengamatan terhadap prilaku siswa yang dilakukan oleh guru dan peneliti pada
siklus kesatu ini juga dapat dilihat dalam hasil observasi berikut ini:
Tabel 3
Hasil Observasi Partisipasi
siswa selama Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran
Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 1
NO
|
Bentuk Kemampuan Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
|
Kerjasama
Kepemimpinan
Mengembangakan nilai-nilai demokratis
Menghasilkan kreativitas
|
√
√
|
√
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Keterangan :
A.= seringkali dilakukan
B = sering dilakukan
C. = kadang-kadang dilakukan
D.= jarang dilakukan
E.= jarang sekali dilakukan
Indikator
peningkatan motivasi belajar ini juga terlihat dari adanya peningkatan nilai
rata-rata tiap kelompok dari sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif dengan
sesudah pembelajaran kooperatif dimana sebelumnya hasil pre tes rata-rata nilai
kelas adalah 41, maka setelah pembelajaran kooperatif hasil pos tes meningkat
manjadi 60,5. yang berarti mendekati nilai kriteria ketuntasan minimal. Rekap
nilai rata-rata tiap kelompok terliahat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Rekapitulasi
Perbandingan Pre tes dan Pos tes
Hasil
Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 1
No
|
Kelompok
|
Skor jawaban Siswa
|
Keterangan
|
|
Pre tes
|
Pos Tes
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
44
45
39
48
39
45
40
42
|
55
63
60
67
58
66
56
59
|
Batas tuntas 66
|
Jumlah
|
342
|
484
|
||
Rata-rata
|
42,75
|
60,5
|
d. Reflekksi Terhadap Pembelajaran Siklus 1
Berdasarkan
hasil evaluasi dari hasil observasi atau pengamatan selama implementasi
berlangsung pada siklus 1, terdapat beberapa hal yang dapat diajukan sebagai
perbaikan dalam siklus kedua sebagai hasil refleksi dari siklus kesatu.
Pada
dasarnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru
sudah melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga tidak lagi bersifat teacher centered. Namun dalam
pelaksanaan masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu:
a. Dalam penjelasan materi di awal disarankan lebih
banyak memberikan contoh-contoh kongkrit, sehingga dapat memotivasi
keinginantahuan siswa dan bersemangat untuk mencari tahu lebih banyak
b. Selama diskusi kelompok berlangsung, guru harus
lebih intensif lagi memantau siswa sehingga siswa yang masih bermain-main dalam
diskusi dapat berubah untuk lebih aktif belajar.
c. Motivasi belajar yang sudah meningkat perlu
diarahkan untuk semua siswa dengan selalu memberi reward berupa pujian atau
bahkan nilai bagi setiap siswa yang ikut aktif memberi masukan dalam diskusi
kelompok sehingga dapat memotivasi semua siswa untuk aktif, dan diskusi
kelompok bukan hanya milik siswa yang secara akademik lebih tinggi.
d. Kerjasama dalam kelompok juga perlu terus
dimotivasi dengan cara menekankan kepada semua siswa yang secara akademik lebih
tinggi, bahwa kelompok yang dianggap berhasil mendapatkan nilai baik adalah
kelompok yang kompak, dapat bekerjasama dengan sesama anggotanya, bukan bekerja
masing-masing, sehingga diharapkan terjalin kerjasama untuk saling memberi dan
menerima, dan selalu menghargai semua pendapat meskipun salah. Hal ini akan
membuat siswa yang secara akademik rendah lebih berani untuk berpendapat.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
a. Perencanaan
Rencana pengajaran yang perlu mendapat perhatian
adalah penentuan tugas yang harus dilakukan siswa dalam kerjasama kelompok
harus disesuaikan dengan alokasi waktu, pola interaksi yang dilakukan oleh guru
masih bersifat satu arah sehingga siswa tampak pasif, metode penyampaian materi
lebih variatif, guru lebih aktif melakukan pengawasan terhadap jalannya diskusi
diantara siswa dalam kelompoknya. Selain itu guru harus lebih banyak memberikan
penguatan setiap hasil kerja siswa, baik individu maupun kelompoknya. Untuk
tindakan kedua dalam pengembangan model cooperativelearning telah dirancang pembelajaran sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 2)
Sekolah : SMA Negeri 1 Samarang
Mata
Pelaajran : Geografi
Kelas/Semester : XI IPS/1
Waktu : 3 x 45’
A. Standar
Kompetensi : Menganalsis fenomena
biosfer dan antroposfer
B. Kompetensi Dasar : Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan
C. Indikator :
· Mengidentifikasi sebaran hewan dan
tumbuhan di permukaan bumi
· Menganalisis persebaran hewan dan tumbuhan
di Indonesia
· Menyimpulkan hubungan sebaran hewan dan
tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran :
· Menjelaskan sebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi
· Mengidentifikasi persebaran hewan dan
tumbuhan di Indonesia
· Menjelaskan hubungan sebaran hewan dan
tumbuhan
E. Strategi
Pembelajaran : Pengembangan Model
Pembelajaran Cooperatif Learning.
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
1
2
3
|
Kegiatan awal
1. Setelah guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan
memberikan pre tes dan seterusnya dilanjutkan dengan penjelasan singkat
tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok
3. Guru megharapkan siswa agar memperhatikan waktu
yang diberikan untuk penyelesaian tugas-tugas
4. Guru meminta permasalahan di LKS dibahas dengan
berdiskusi
Kegiatan Inti:
1. Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya
masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.
2. Guru memotivasi siswa agar bisa bekerjasama,
berperan aktif dalam diskusi, saling membantu dan mendukung serta tidak
mengganggu jalannya diskusi
3. Guru membimbing siswa baik secara individual
maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam
diskusi kelompok.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa/kelompok
untuk mengemukakan pendapt atau gagasan dalam menanggapi persoalan yang
dihadapi, agar tercipta pola interaksi dua arah dalam pembelajaran. Hal ini
juga disertai dengan pemberian reward terhadap siswa
5. Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama
berlangsungnya diskusi
Kegiatan Akhir :
1
Siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.
2
Siswa
mengerjakan soal pos tes.
3
Guru
mengumpulkan tugas-tugas siswa dan memberikan penilaian
|
30 menit
60 menit
45 menit
|
E Media/Sumber Belajar
1.
Gambar dan Peta Dunia
2. Buku
Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan
3. LKS
F. Alat Evaluasi
1.
Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)
2.
Hasil ( Essay tes )
1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan persebaran
flora di permukaan bumi !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan taiga !
3. Jelaskan enam kawasan persebaran fauna
menurut Wallace !
4. Sebutkan flora yang terdapat di wilayah
Paparan Sunda !
Mengetahui/Menyetujui
Samarang, Agustus 2007
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran Geografi
Dra. Susi Suhartati, M.Pd Dedeh Kusniati, S.Pd
NIP
NIP : 132240622
2. Pelaksanaan dan Observasi
Berdasarkan revisi
pembelajaran yang telah disepakati antara guru dan rekan peneliti, maka
tindakan kedua ini dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2007.
Langkah pertama guru
mengabsen sisa satu persatu, ternyata siswa pada hari itu hadir seluruhnya. Setelah
guru selesai mengabsen siswa, dilanjutkan dengan pembagian pre tes dengan
maksud untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa secara kognitif dalam hal
penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan. Selanjutnya barulah guru
menjelaskan pembelajaran yang akan dibahas pada hari itu, dengan menggunakan
metode ceramah guru menjelaskan secara singkat persebaran flora dan fauna di
dunia dan di Indonesia yang disertai dengan menunjukkan pada gambar dan peta.
Beberapa siswa tampak serius mendengarkan penjelasan guru, namun ada juga siswa
yang acuh karena memang guru tidak memberikan pertanyaan yang memancing siswa
dalam pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat,
barulah guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa tentang apa yang
dijelaskannya. Pertemuan sebelumnya guru telah meminta siswa untuk membawa peralatan
yang dapat menggambarkan persebaran flora dan fauna di dunia .
Kegiatan guru
selanjutnya adalah menyuruh siswa duduk berdasarkan kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya. Pembentukan kelompok ini pun telah diatur oleh guru atas
dasar karakteristik siswa sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pengamat/
peneliti sebelumnya. Tampak guru dapat memahami apa yang telah diterimanya dari
peneliti.
Setelah siswa duduk
dengan tertib sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru kembali menjelaskan
kepada siswa tentang manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh dalam belajar
dengan model cooperative learning.
Pekerjaan yang berat dapat menjadi ringan karena dikerjakan bersama-sama,
sehingga hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil yang
dikerjakansecara sendiri-sendiri. Kemudian siswa dipersilahkan oleh guru untuk
melakukan diskusi pada kelompoknya masing-masing sesuai dengan ptunjuk yang
telah diberikan guru.
Setelah diskusi
kelompok selesai, saat presentasi di depan kelas tampak ketua kelompok sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu sebelum membacakan hasil diskusinya
terlebih dahulu memperkenalkan anggota kelompoknya, dan menyebutkan pembagian
tugas masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa kelompok tersebut telah mampu
mengembangkan nilai-nilai demokrasi yang dikehendaki dalam model pembelajaran cooperative learning. Namun masih ada
satu kelompok yang belum dapat mengembangkan nilai-nilai demokrasi dalam
kelompoknya yaitu kelompok enam. Setelah selesai dilanjutkan dengan membuat
beberapa kretifitas yang dapat menggambarkan persebaran flora dan fauna didunia
dan di Indonesia. Mereka sebelumnya bertanya kepada guru apakah kelompoknya
boleh membuat sutu kreatifitas tertentu, dan guru memotivasi dengan
mempersilahkan buat dalam bentuk apapun, sesuai dengan kemauan. Karena
keterbatasan waktu maka kreatifiatas siswa dilanjutkan di rumah oleh
masing-masing kelompok.
3. Refleksi Pada Pembelajaran Siklus
Kedua
Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning pada tindakan kedua ini
sudah cukup baik. Hal-hal yang dianggap kurang baik pada tindakan pertama,
seperti bagaimana guru membuka pelajaran, teknik bertanya, teknik pembentukan
kelompok, penjelasan manfaat/ keuntungan dan prosedur pelaksanaan model
pembelajaran cooperative learning telah
diperbaiki sebagaimana yang diharapkan peneliti. Walaupun kelemahan dan
kekurangan sebelumnya telah diperbaiki tidak berarti proses pembelajaran sudah
baik, karena masih terdapat kelemahan yang perlu diperhatikan. Guru telah
berhasil menempatkan dirinya sabagai motivador, fasilitator, mediator dan
dinamisator dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi dan mengarahkan
siswanya untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan sebelumnya,
terutama dalam pelaksanaan diskusi.
Dalam hal kegiatan
membuka pelajaran, guru telah mampu memberikan penjelasan mengenai sub pokok
bahasan yang akan dipelajari,dan telah pula dihubungkan dengan materi
pembelajaran sebelumnya. Disamping itu guru sudah cukup baik dalam menghidupkan
suasana kelas dengan menjelaskan materi pelajaran yang mengkombinasikan
berbagai metode mengajar seperti ceramah dan tanya jawab. Guru telah
menjalankan fungsinya sebagai seorang pengembang kurikulum, hal ini dibuktika
dari penyajian materi yang tidak lagi memakai satu buku sebagai sumber relajar,
Namur ada lagi buku-buku lain yang digunakan. Media peta untuk mempermudah
pemahaman siswa juga mulai berfungsi dengan baik.
Dalam kagiatan
inti, khususnya yang berkenaan dengan aspek-aspek kerjasama, aspek kepemimpinan
dan penanaman nilai-nilai demokrasi telah sesuai dengan yang diharapkan,
walaupun masih terdapat kelemahan yakni masih adanya siswa yang kurang
mengargai temannya yang sedang berbicara walaupun sudah dilarang oleh ketua
kelompoknya. Selain itu masih adanya satu kelompok yang masih belum menunjukan
kepemimpinan ketua kelompoknya dalam proses diskusi, misalnya dalam membacakan atau
mempresentasikan hasil belum menyebutkan pembagian tugas individu dalam
jelompoknya.
Kemudian aspek yang
agak lemah dalam pelaksanaan tindakan kedua ádalah masalah efisiensi waktu. Hal
ini terlihat dari lambatnya penyelesaian tugas-tugas kelompok, padahal jatah
waktu yang diberikan oleh guru untuk berdiskusi telah habis, Namur masih ada
kelompok yang menyelesaikan tugasnya dengan terburu-buru, walaupun guru telah
berulang kali mnyebutkan bahwa waktu telah habis menandakan pengerjaan kelompok
pun harus dihentikan, karena harus dilanjutkan dengan presentasi kelompok.
Kemudian dalam hal
menutup pelajaran, guru telah melakukannya dengan baik, yaitu dengan membuat
beberapa kesimpulan dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan ini
tentunya sangat penting dilakukan oleh guru supaya masalah-masalah intisari
materi pelajaran akan lebih mudah diingat dan dimengerti oleh siswa.
Masalah pemberian
penghargaan atau reward oleh guru terhadap siswa-siswa baik secara individu
maupun kelompok sudah cukup tinggi, baik verbal dengan lisan seperti
mengucapkan “baik, bagus, ya” maupun dengan kode-kode non verbal seperti
menganggukan kepala, mengacungkan cap jempol dan lain-lain. Berikut ádala hasil
pengamatan pada siklus kedua
Tabel 5
Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam
Pengembangan Bahan Ajar
Melalui Model Pembelajaran Kelompok
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 2
NO
|
Bentuk Kemampuan Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
5
|
Memusatkan pperhatian
Merencanakan kegiatan siswa
Mengembangakan kemampuan siswa
Meningkatkan motvasi siswa
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Menutup diskusi
|
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
√
|
Keterangan :
- = seringkali dilakukan
- = sering dilakukan
- = kadang-kadang dilakukan
- = jarang dilakukan
- = jarang sekali dilakukan
Tabel 6
Hasil Observasi Partisipasi
siswa selama Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran
Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 2
NO
|
Bentuk Kemampuan Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
|
Kerjasama
Kepemimpinan
Mengembangakan nilai-nilai demokratis
Menghasilkan kreativitas
|
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
√
√
|
Keterangan :
A.= seringkali dilakukan
B = sering dilakukan
C. = kadang-kadang dilakukan
D.= jarang dilakukan
E.= jarang sekali dilakukan
Indikator peningkatan
motivasi belajar ini juga terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata tiap
kelompok dari siklus tindakan kesatu dan kedua pembelajaran kooperatif pada
siklus kesatu, hasil pre tes rata-rata nilai kelas adalah 41, maka setelah
pembelajaran kooperatif hasil pos tes meningkat manjadi 60,5. yang berarti
mendekati nilai kriteria ketuntasan minimal. Rekap nilai rata-rata tiap
kelompok terliahat pada tabel berikut ini:
Tabel 7
Rekapitulasi
Perbandingan Pre tes dan Pos tes
Hasil
Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 2
No
|
Kelompok
|
Skor jawaban Siswa
|
Keterangan
|
|
Pre tes
|
Pos Tes
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
39
40
47
42
39
44
39
45
|
63
65
62
64
68
67
56
70
|
Batas tuntas 66
|
Jumlah
|
360
|
515
|
||
Rata-rata
|
45
|
64,38
|
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Rencana pembelajaran yang dibuat pada siklus ketiga dirembugkan oleh
peneliti dengan berpedoman pada kekurangan sebagai hasil refleksi dalam
pembelajaran siklus kedua
Rencana pembelajaran yang mendapatkan fokus perhatian adalah penentuan
tugas LKS yang harus dikerjakan siswa dalam diskusi kelompok disesuaikan dengan
waktu yang tersedia, penyampaian materi lebih variatif dengan memberikan banyak
contoh kongkrit untuk memotivasi keingintahuan siswa pada materi pelajaran yang
dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan media peta dan media lainnya.
Dalam pelaksanaan diskusi guru lebih aktif melakukan pengawasan terhadap
jalannya diskusi diantara siswa dalam kelompoknya. Selain itu pemberian reward
berupa pujian atau penilaian kepada siswa yang aktif selalu dilakukan. Di akhir
proses pembelajaran guru berusaha banyak memberikan penguatan setiap hasil
kerja siswa, dan selalu membuat kesimpulan akhir dari materi pelajaran yang
sudah didiskusikan oleh siswa. Rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 3)
Sekolah : SMA Negeri 1 Samarang
Mata
Pelaajran : Geografi
Kelas/Semester : XI IPS/1
Waktu : 3 x 45’
A. Standar Kompetensi : 2. Menganalisis fenomena antroposfer
B. Kompetensi Dasar : Menjelaskan
fenomena antroposfer
C. Indikator :
·
Mendeskripsikan pengertian
fenomena antroposfer
·
Mengidentifikasi aspek-aspek
sumberdaya manusia
·
Menjelaskan
factor-faktor yang mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia
·
Menjelaskan
indikator kualitas sumberdaya manusia
·
Mengidentifikasi
sumber data penduduk
D. Tujuan Pembelajaran :
·
Siswa
dapat Menjelaskan pengertian antroposfer
·
Siswa
dapat Mengidentifikasi aspek-aspek sumberdaya manusia
§ Mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh pada sumberdaya manusia
§ Menunjukkan indikator kualitas sumberdaya
manusia
§ Menjelaskan sumber data penduduk
E. Strategi
Pembelajaran : Pengembangan Model
Pembelajaran Cooperatif Learning.
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
1
2
3
|
Kegiatan awal
Setelah
guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan pre tes dan seterusnya
dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang materi pelajaran yang akan
diajarkan.
Setelah
guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan pre tes dan seterusnya
dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang materi pelajaran yang akan
diajarkan
Guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
Guru
megharapkan siswa agar memperhatikan waktu dan menggunakannya seefisien
mungkin, sehingga pengerjaan tugas-tugas kelompok selalu tepat waktu.
Kegiatan Inti:
1. Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya
masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.
2. Guru memotivasi siswa agar bisa bekerjasama,
berperan aktif dalam diskusi, saling membantu dan mendukung serta tidak
mengganggu jalannya diskusi
3. Guru membimbing siswa baik secara individual
maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam
diskusi kelompok.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa/kelompok
untuk mengemukakan pendapt atau gagasan dalam menanggapi persoalan yang
dihadapi, agar tercipta pola interaksi dua arah dalam pembelajaran. Hal ini
juga disertai dengan pemberian reward terhadap siswa, termasuk sekecil apapun
andil siswa dalam diskusi selalu diberi penilaian. Sementara bagi siswa yang
belum aktif diberikan pertanyaan-pertanyaan.
5. Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama
berlangsungnya diskusi
Kegiatan Akhir :
1
Siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.
2
Guru
membahas pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang dengan terlebih dahulu
menyebutkan si penanya ataupun siswa yang menanggapi.
3
Siswa
mengerjakan soal pos tes.
4
Guru
mengumpulkan tugas-tugas siswa dan memberikan penilaian
|
30 menit
60 menit
45 menit
|
E Media/Sumber Belajar
1.
Gambar dan Peta Dunia
2. Buku
Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan
3. LKS
F. Alat Evaluasi
1.
Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)
2.
Hasil ( Essay tes )
1. Jelaskan yang dimaksud dengan antroposfer
!
2. Apakah yang dimaksud dengan rumpun manusia
?
3. Faktor apakah yang menentukan mutu
penduduk ?
4. Bagaimana usaha untuk meningkatkan
sumberdaya manusia ?
5. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi
kualitas sumberdaya manusia
6. Indikator apa saja untuk mengetahui
kualitas sumberdaya manusia ?
7. Sebutkan dua sumber data
kependudukan !
8. Apakah yang dimaksud dengan sensus
penduduk ?
Mengetahui/Menyetujui
Samarang, Agustus 2007
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran Geografi
Dra. Susi Suhartati, M.Pd
Dedeh Kusniati, S.Pd
NIP
NIP : 132240622
2.
Pelaksanaan dan Observasi
Pembelajaran pada
sikslus ketiga langkah-langkah pelaksanannya sama seperti siklus pertama,
tetapi ditiap langkah terjadi revisi untuk mengoptimalkan model pembelajaran
kooperatif. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2007.
Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus ketiga dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan pre
tes. Selanjutnya barulah guru menjelaskan materi yang sudah sampai pada pembahasan
tentang antroposfer, dengan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan untuk
memncing siswa terkait dengan gejala kependudukan yang bisan disaksikan siswa
dalam kehidupanya. Penjelasan guru tentang antroposfer yakni gejala
kependudukan terlihat lebih variatif dengan diselingi tanya jawab dengan siswa.
Selain itu pemberian dalam penjelasannya selalu memberi contoh-contoh konkrit
yang dapat dipahami siswa. Dalam penjelasannya guru selalu menunjukan lokasi
yang dijelaskan dalam sebuah peta, dan hal ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi siswa.
Setelah penjelasan
materi secara singkat, langkah berikutnya kembali guru meminta siswa untuk duduk
secar berkelompok dengan anggota yang sama seperti pada pembelajaran
sebelumnya. Lalu guru memberikan LKS yang harus dikerjakan oleh siswa secara
berkelompok. Pertemuan sebelumnya guru telah meminta siswa untuk membawa data
kependudukan dari desa tempat tinggal salah satu siswa di masing masing
kelompok.
Sebelum diskusi
dimulai, guru menegaskan bahwa yang akan dinilai dalam diskusi adalah
kekompakan kelopok, yang merupakan manfaat dari belajar dengan cooperative learning. Guru juga meminta
bahwa siswa yang lebih mampu untuk selalu memberikan bantuan kepada yang
kurang. Selain itu guru memberikan penegasan bahwa siapapun siswa yang ikut
berpartisifasi dalam diskuci sekecil apapun pasti diberikan nilai, dan jangan
pernah takut salah untuk berpendapat.
Tahap berikutnya
mulailah siswa bekerja dalam kelompok, untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Selama
siswa bekerja guru terus berkeliling memantau kerja tiap kelompok, memberi
pujian kepada kelompok yang aktif dan tak lupa sekecil apapun kontribusi mereka
selalu dinilai.
Setelah diskusi
kelopok selesai, maka tiap kelompok presentasi didepan kelas, ketika siswa
presentasi didepan maka semua anggota kebagian tugas, sehingga yang berbicara
bukan hanya ketua kelompok. Hal ini menunjuka nilai-nilai demokratis mulai
berjalan. Hal ini tidak lepas dari peranan guru yang terus memotivasi semua
siswa dalam pembelajaran untuk ikut aktif.
Setelah semua siswa
persentasi, maka dibagian akhir sebelum
dilakukan pos tes, maka guru menguatkan lagi materi yang sudah dibahas, dengan
membuat kesimpulan dan tidak lupa memberitahukan untuk materi pada pertemuan
minggu berikutnya.
c.
Refleksi
Pembelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri
1 Samarang Garut, dengan menggunakan model cooperatif learning pada siklus ketiga sudah berhasil dengan baik. Hal ini terlihat
dari adanya kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus kedua telah
berhasil diperbaiki, sehingga secara umum tidak ditemui lagi dalam tindakan ketiga.
Sebagai gambaran, guru
telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematis, yang diawali
dengan penjelasan materi yang akan dipelajari. Dalam penjelasannya guru juga
menggunakan model yang variatif, dengan penggunaan media peta secara optimal.
Sementara itu dalam tanya jawab, kesempatan bertanya atau menjawab diberikan
secara merata bagi semua siswa.
Pemanfaatan waktu yang
diberikan guru dalam diskusi juga secara
efisien sudah dapat digunakan oleh setiap kelompok. Kerjasama antar anggota
dalam kelompok juga sudah mampu dijalankan, sehingga terlihat siswa yang secara akademik pintar mau mambantu
mereka yang kurang, sehingga dapat dipastikan bahwa permasalahan yang ada dalam
LKS semua anggota mengetahui jawabannya.
Nilai demokrasi sudah
berhasil dimunculkan dengan melihat bagaimana siswa memberi kesempatan pada
tiap anggota untuk menjawab permasalahan ketika dia presentasi di depan,
ataupun ketika diskusi dalam kelompok, sehingga tidak ada lagi istilah bahwa
diskusi hanya milik mereka yang pintar. Hal ini sebagai indikator keberhasilan guru yang mampu
bertindak sebagai motivator dan fasilitator serta evaluator yang baik bagi
siswa. Pemberian reward berupa pujian ataupun iming-iming nilai ternyata telah
mampu memotivasi hampir semua siswa untuk aktif dalam diskusi baik bertanya
ataupun menjawab. Mereka tidak lagi merasa takut salah, karena yang penting
dipuji, apalagi ketika mereka bertanya kemudian guru membahas lagi
pertanyaan dengan menyebutkan
penanyanya, maka siswa yang bertanya kelihatan sekali merasa dihargai dan
berbangga hati. Berikut adalah hasil observasi pada siklus ketiga pada
kemampuan guru:
Tabel 8
Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam
Pengembangan Bahan Ajar
Melalui Model Pembelajaran Kelompok
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 3
NO
|
Bentuk Kemampuan
Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Memusatkan perhatian
Merencanakan kegiatan siswa
Mengembangakan kemampuan siswa
Meningkatkan motvasi siswa
a. Memberikan pujian terhadap individu atau
kelompok yang berprestasi
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
b. Mengontrol aktivitas siswa
c. Mencegah pembicaraan yang
berlebihan
d. Menghentikan monopoli pembicaraan
Menutup diskusi
a. Merangkum/menyimpulkan
b. Memberi gambaran materi yang akan datang
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Keterangan :
=
seringkali dilakukan
=
sering dilakukan
=
kadang-kadang dilakukan
=
jarang dilakukan
jarang
sekali dilakukan
Sementara itu,
keberhasilan siswa dalam model pembelajaran cooperative learning dapat dilihat
pada table berikut ini:
Tabel 9
Hasil Observasi Partisipasi
siswa selama Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran
Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pada Siklus 3
NO
|
Bentuk Kemampuan Guru
|
Aspek yang dicapai
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
|
Kerjasama
a. Memberikan bantuan terhadap
temannya
b. Melaksanakan tugas
c. Ikut berperan
Kepemimpinan
a. Mengabsen anggota kelompok
b. Memberi tugas
c. Membuka diskusi
d. Menutup diskusi
e. Memberikan kesempatan berbicara kepada
peserta secara adil.
f. Mengajukan pertanyaan
g. Mengajukan sarn atau pendapat
Mengembangakan nilai-nilai demokratis
a. Tidak berbicara saat orang
berbicara
b. Memberikan kesempatan pada orang lain
untuk mengemukakan pendapat
c. Tidak menyalahkan cecara langsung apabila
ada ide yang kurang tepat
d. Menyelesaikan tugas tepat waktu
Menghasilkan kreativitas
a. Media pembelajaran yang dapat dipakai di
kelas.
b. Media pembelajaran untuk digunakan
sendiri oleh siswa.
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Keterangan :
A.= seringkali dilakukan
B = sering dilakukan
C. = kadang-kadang dilakukan
D.= jarang dilakukan
E.= jarang sekali dilakukan
Meningkatnya
motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran secara cooperatif learning juga tentu berdampak pada hasil pembelajaran.
Hal ini terlihat pada rata-rata hasil pembelajaran secara kelompok yang
dibandingkan antara skor pos tes siklus sebelumnya dengan siklus ketiga serta
perbandingan antara rata-rata hasil pembelajaran kelompok antar siklus kesatu
dengan siklus kedua berikut ini:
Tabel 10
Rekapitulasi
Perbandingan Pre tes dan Pos tes
Hasil
Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 3
No
|
Kelompok
|
Skor jawaban Siswa
|
Keterangan
|
|
Pre tes
|
Pos Tes
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
55
63
60
67
58
66
56
59
|
69
70
68
78
69
72
80
67
|
Batas tuntas 66
|
Jumlah
|
484
|
563
|
||
Rata-rata
|
60,5
|
70,376
|
Perbandingan
antara rata-rata nilai kelompok antara siklus kesatu dan kedua adalah sebagai
berikut:
Tabel 11
Rekapitulasi
Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok
Pada
Siklus Kesatu dan Siklus Kedua dan Ketiga
No
|
Kelompok
|
Skor jawaban Siswa
|
Keterangan
|
||
Siklus kesatu
|
Siklus kedua
|
Siklus Ketiga
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
55
63
60
67
58
66
56
59
|
63
65
62
64
68
67
56
70
|
69
70
68
78
69
72
80
67
|
Batas tuntas 66
|
Jumlah
|
484
|
515
|
563
|
||
Rata-rata
|
60,5
|
64,38
|
70,376
|
Berdasarkaan tabel rekapitulasi nilai
rata-rata di atas, maka tergambar bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan
model cooperatif learning pada siklus
ketiga maka nilai siswa sudah mengalami ketuntasan berdasarkan criteria
ketuntasan minimal (KKM), yang pada siklus kesatu dan kedua belum tuntas. Nilai
menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa hasil pos tes telah mencapai lenih dari
68,63
Berdasarkan
hasil observasi atau pengamatan pada proses pembelajaran, dan berdasarkan hasil
pos tes pada siklus tindakan ketiga, maka model pembelajaran cooperatif
learning sudah berhasil dilaksanakan dengan indikator, motivasi dan partisipasi
belajar meningkat serta nilai siswapun telah tuntas sesuai dengan kriteria.
Hasil akhir pada siklus pembelajaran kedua juga telah menghasilkan kreativitas
siswa berupa media pembelajaran yang dapat mempermudah mereka memahami
persebaran flora dan fauna baik di dunia maupun di Indonesia.
3.
Pembahasan
Motivasi belajar
siswa tidak hanya ditentukan oleh siswa itu sendiri, akan tetapi juga
ditentukan oleh seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran baik didalam
maupun diluar kelas. Oleh karena itu, ketika menemukan situasi motivasi belajar
siswa yang rendah yang berdampak pada pestasi belajar, guru yang profesional
tidak serta merta memponis bahwa siswanya bodoh, akan tetapi guru akan mencari
jalan keluar dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.
Hasil penelitian
dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang, menunjukan bahwa rendahnya motivasi dan
hasil belajar yang selama ini hanya menggunakan model ceramah dan tanya jawab
yang membosankan siswa, ternyata permasalahan dapat teratasi dengan penerapan
salah satu model pembelajaran yaitu dengan model cooperative learning. Berdasarkan hasil penelitian, sistem
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative
learning dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran. Hal ini terbukti dari
beberapa fenomena berikut ini :
1. Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan data
hasil penelitian, melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning, keseriusan siswa untuk belajar meningkat,
yang ditunjukan oleh aktivitas mereka ketika guru menjelaskan dan ketika mereka
diskusi, dimana mereka berusaha untuk bertanya, menjawab dan menanggapi permasalahan
serta semua ikut andil menyelesaikan LKS yang ditugaskan pada setiap kelompok,
sehingga jarang ditemukan siswa yang mengantuk aeperti ketika mendengar ceramah
guru yang dianggap membosankan.
2. Efektifitas Pembelajaran
Pembelajaran dengan
menggunakan model cooperative learning,
terbukti cukup ampuh dalam mengaktifkan siswa sehingga dapat berubah pola teacher centered ke student centetered. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang
diterapkan baik dalam hal perencanaan, implementasi maupun evaluasi. Dalam
proses perencanaan hasil sharing pendapat dengan rekan peneliti lain dan hasil
observasi pada pembelajaran sebelumnya telah menjadi masukan yang sangat
berarti dalam penyusunan perencanaan, sehingga dapat diambil tindakan kelas
yang tepat dalam pembelajaran. Dalam proses implementasi atau pelaksanaan
terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Pertama, setiap
kelompok adalah perpaduan antar anggota yang heterogen baik dari jenis kelamin
maupun kemampuan akademik. Kedua, pemberian tugas yang lebih efektif yang
disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana yang tersedia. Ketiga, kemampuan
guru yang berhasil memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator dan
evaluator.
3. Aspek-aspek keberhasilan siswa
Aspek-aspek
keberhasilan siswa sebagai akibat dari penggunaan cooperative learning, dapat ditinjau dari aspek keaktifan, motivasi
dan hasil belajar. Ditinjau dari kreatifitas siswa, proses pembelajaran dengan cooperative learning telah mampu
mengaktifkan sebagian besar siswa dalam belajar, sehingga siswa yang aktif
dalam belajar bukan hanya milik siswa yang secara akademik tinggi, akan tetapi
juga berhasil mengaktifkan siswa yang sebelumnya malas atau minder untuk
bertanya, menjawab, atau berpendapat.
Dilihat dari aspek
motivasi, model pembelajaran cooperative
learning, telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mau
mencari atau menanyakan jawaban dari permasalahan yang dihadapi kepada teman
sekelompoknya. Motivasi tinggi juga dapat dilihat dari meningkatnya rasa
keingintahuan mereka terhadap permasalahan, sehingga kadang-kadang mereka kalau
tidak puas bertanya di kelas, diluar kelas menanyakan kembali karena rasa
penasaran terhadap fenomena geografis yang ada. Ditinjau dari aspek pretasi dan
kreatifitas siswa, model pembelajaran cooperative
learning, telah mampu meningkatkan hasil tes belajar siswa untuk mencapai
kriteria ketuntasan minimal dibandingkan dengan hasil tes dengan model
pembelajaran sebelumnya yang banyak dari siswa tidak mendapatkan nilai tuntas.
Selain itu kreatifitas siswa juga muncul dengan menghasilkan beberapa hasil
kreatifitas yang dapat dijadikan media pembelajaran, baik berbentuk peta
persebaran flora dan fauna maupun bentuk kreatiftas lain yang dapat membantu
mereka mempermudah dalam mengidentifikasi persebaran flora dan fauna. Aspek
lain yang dihasilkan dari pembelajaran cooperative learning ini adalah prinsip getting
better together yang memunculakn rasa kebersamaan, kekompakan rasa saling
menghargai dengan berbagai perbedaan yang ada, dengan tetap bersaing secara
sehat baik secara individu atau kelompok.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan penelitian
seperti yang telah diungkapkan di muka secara umum dapat disimpulkan bahwa
melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini berhasil
mencapai tujuan penelitian yaitu dapat meningkatkan motifasi dan partisipasi
siswa dalam belajar geografi.
Keberhasilan ini tercermin dari hasil
evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi proses ditunjukkan dengan
meningkatkannya prestasi belajar yang semua telah mencapai tuntas berdasarkan
kriteria yang ditentukan, evaluasi hasil juga telah berhasil menghasilkan salah
satu bentuk hasil kreatifitas sederhana yang dapat digunakan sebagai media
dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan
penelitian maka kami peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan motivasi dan partsifasi serta prestasi
dan kreatifitas belajar, dengan menggunakan model cooperative learning, hanya merupakan salah satu model pembelajaran
saja, oleh sebab itu perlu dikembangkan model-model lainnya yang sesuai dengan
karakteristik bidang studi.
2. Penggunaan sumber belajar dalam penelitian ini,
belum dilakukan secara optimal, karena keterbatasan sumber-sumber belajar
berupa buku-buku di sekolah.
3. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar seperti praktek lapangan ke pegunungan untuk
membuktikan adanya pengaruh ketinggian tempat terhadap karakteristik flora yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlah, M.D. (1984). Model-Model Pembelajaran, Bandung: CV
Dipenogoro
Musclich, Masnur. (2007).
KTSP (Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Dan Konteksual), Jakarta: PT Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sukmadinata, N.Sy. (2004). Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_______________ . (2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yasmin, Martinis (2006) Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta
: Gaung Persada Press Jakarta.
loading...
No comments:
Post a Comment