loading...
A.
Latar Belakang
Pelajaran Sejarah merupakan pelajaran yang diberikan pada jenjak
pendidikan dasar. Pelajaran sejarah ini mempunyai dua aspek sasaran yang ingin
dicapai yaitu pengingatan peristiwa dan pemahaman/pemaknaan dari peristiwa masa
lalu tersebut.
Kenyataan dilapangan mata pelajaran sejarah adalah
pelajaran yang membosankan dan dipandang sebelah mata karena tidak penting,
tidak diujikan dalam ujian nasional. Sehingga keberadaannya menjadi mata
pelajaran yang dianak tirikan oleh siswa/i
itu sendiri
Untuk itulah, peran guru dituntut agar pelajaran sejarah
merupakan pelajaran yang penting dimata siswa.Merubah paradigm bahwa sejarah
adalah pelajaran yang merupakan kajian peradaban manusia yang maha penting.
Sehingga guru dituntut untuk menciptakan media, metode, teknik dan model yang
berkaidah PAIKEM.
Peneliti menyadari bahwa kendala mengajar sejarah adalah
media yang kurang. Karena itu peneliti ingin menggunakan media dalam
menyampaikan media pembelajaran sejaran. Karena itu, peneliti membuat inovasi
media yang kami namakan “ media Warawiri dan metode Dalang Warawiri.
C. Perumusan masalah
Permasalahan yang terjadi pada mata pelajaran
sejarah yaitu tidak adanya media yang menjelaskan sejarah lokal tentang
kolonialisme. Untuk mengatasi permasalahan diatas dilakukan penggunaan mediaWarawiri bermetodekan dalang warawiri. Dengan demikian waktu pertemuan dalam
pengajaran sangat terbatas, sehingga menyulitkan siswa untuk trampil memahami
materi yang disampaikan. Untuk itu perlu dilakukan inovasi – inovasi dalam ppembelajaran,
sehingga kemampuan siswa/i dalam pemahaman
materi sejarah lokal dapat meningkat. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran
yaitu memanfaatkan media dan metode warawiri semaksimal mungkin dalam proses
pembelajaran. Adapun inovasi yang dipilih dalam meningkatkan prestasi atau
hasil belajar dalam pelajaran IPS kajian Sejarah. Dengan demikian diharapkan
kesulitan siswa/i dalam menerima serta
memahami konsep dan materi dapat
teratasi seefektif dan efisien mungkin.
D. Cara Pemecahan Masalah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu
melakukan percobaan – percobaan dengan memggunakan media warawiri bermetodekan
dalang warawiri. Adapun langkah – langkah sebagai berikut :
- Penyiapan dengan menyusun rencana topic materi sesuai dengan tingkat kesulitan pada masing – masing materi pelajaran.
- Memperlihatkan kepada siswa/i masing – masing materi sejarah lokal yang akan disampaikan dengan menggunakan media dan metode warawiri.
- Melakukan diskusi tentang berbagai teknik solusi permasalahan sejarah lokal.
- Mengumpulakan dan menganalisis data.
Untuk lebih jelasnya, maka desain inovasi yang digunakan
dalam pembelajaran dapat dilihat pada bagian di bawah ini :
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin
dicapai melalui kegiatan penelitian adalah menemukan pembelajaran yang efektif
dan efisien dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Internat
Al-Kausar Kab. Sukabumi
F. Kontribusi/Manfaat
Penelitian
Kontribusi yang
ingin dicapai adalah bertambahnya wawasan pengetahuan dalam sejarah lokal,
khususnya dalam sejarah Sukabumi serta dapat diaplikasi secara praktis di
lapangan dan di kelas sebagai salah satu bentuk pembelajaran di kelas, sehingga
siswa/i tidak mengalami kesulitan dalam pemahaman
konsep. Dengan demikian inovasi yang telah ditemukan dapat digunakan dalam
pengajaran sejarah lokal di sekolah.
II. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
Tindakan
- Tinjauan Pustaka
1.1. Penggunaan teori
permainan sebagai pendekatan pembelajaran.
Media wedus gembel yang terdiri dari
wayang kardus dan tripleks, serta bermacam-macam permainan yang menarik serta
menantang antusias siswa-siswi.Dasar dari pembuatan berbagai macam media
permainan mengacu kepada teori belajar yang berbasis bermain. Adapun beberapa
teori belajar yang menjadi acuan media wedus gembel adalah :
b.1. Teori kontruktivisme
Belajar, menurut pandangan
konstruktivisme merupakan suatu proses mengonstruksi pengetahuan yang terjadi
dari dalam diri anak. Artinya, pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog oleh
suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi (kognitif dan afektif).
Dengan demikian, belajar harus diupayakan agar anak-anak mampu menggunakan otak
mereka secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif
belaka, tetapi terutama juga oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif
(Semiawan,2002)
Konsep-konsep pandangan
konstruktivistik menekankan keterlibatan anak dalam proses belajar. Menurut
pandangan ini proses belajar haruslah menyenangkan bagi anak dan memungkinkan
anak berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya. Bermain merupakan media
sekaligus cara terbaik anak untuk belajar. Dalam bermain itulah anak belajar
melalui proses berbuat dan menyentuh langsung obyek-obyek nyata. Disini anak
tidak belajar banyak melalui interpretasi stimulus verbal (kata-kata) dari
orang yang lebih dewasa.
b.2. Teori bermain sambil belajar
Menurut Semiawan (2002) , manusia
belajar secara terus menerus untuk mampu mencapai kemandirian dan sekaligus
mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan lingkungan.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu
aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari
pengalaman.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang dihasilkan
oleh proses pengalaman. Hal ini tidak ditentukan oleh kematangan atau kecenderungan bawaan saja. Tingkah laku
yang dihasilkan dari kegiatan belajar meliputi banyak hal, mulai dari masalah
pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kreasi hingga kemampuan merasakan.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Seperti yang kita ketahui ada beberapa macam gaya belajar, yaitu Auditori
(mendengar), Visual (melihat), dan Kinestetik (bergerak). Belajar dapat
dilakukan melalui melihat, mendengarkan, membaca, menyentuh, bergerak,
berbicara, bertindak, berinteraksi, merefleksi dan bahkan bermain.
Untuk mencapai perubahan tingkah laku
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak terampil menjadi terampil manusia
tidak sekedar duduk di belakang meja. Untuk belajar, manusia perlu melakukan
berbagai aktifitas. Bagi anak-anak, belajar dapat dilakukan dengan bermain.
Aktifitas bermain itulah sesungguhnya yang merupakan sarana belajar anak.
Artinya anak-anak belajar melalui kegiatan bermain.
1.2
Media (Alat Bantu) dalam
pembelajaran
Bahan pengajaran
adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip,
generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat
menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode
dan teknik yang digunakan dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan
pengajaran sampai kepaad siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran.
Dalam metodologi ada dua aspek yang
paling menonjol, yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar. Sedangkan penilaian adalh alat untuk mengukur atau menentukan taraf
tercapai tidaknya suatu tujuan pengajaran.
|

|

|

|
Gambar
2.1 Pola pembelajaran dibantu media (Arifin,2000)
Dalam praktek pembelajaran sebenarnya tidak ada pola yang kaku antar komponen
pembelajaran. Pola kombinasi yang lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :
Salah satu gambar yang paling banyak dijadikan acuan sebagai
landasan teori penggunaan media dalam
proses belajar adalah Dale’s Cone ofExperience (Kerucut Pengalaman dale). Kerucut ini merupakan elaborasi yang
rinci dari konsep tiga tigkatan pengalaman yang dikemukakan oleh bruner. Hasil
belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan
yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan sampai
kepada lambing verbal (abstrak). Semakin diatas puncak kerucut semakin abstrak
media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urut – urutan ini tidak berarti
prosesw belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari
pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok
siswa yang dihadapi mempertimbangkan situasi belajarnya.
Dasar pengembanagan
kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan,
jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau
pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling
bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu,
oleh karena melibatkan indera pengluhatan, pendengaran, perasaan, penciuman,
dan peraba. Ini dikenal dengan Learningby doing karena memberi dampak langsung terhadap pemerolehan dan
pertumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
1.3 Hasil Belajar
Hasil
belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajaranya.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori
hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi
kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan
pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan
hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).
- Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari pengertian teori
permainan, media(alat bantu) pembelajaran, dan hasil belajar maka kegiatan pembelajaran diperlukan adanya
keterpaduan diantara komponen dalam belajar. Keterpadauan ini berlaku disemua
jenjang pendidikan termasuk di jenjang pendidikan dasar. Penggunaan media dan
metode pengajaran sangat membantu peserta didik audio visual salah satu media
pembelajaran memiliki peranan yang sangat membantu dalam menjelaskan hal – hal
abstrak menjadi jelas dan sederhana serta lebih efisien dalam waktu. Media
warawiri dapat dipergunakan untuk menganalisis kegiatan praktek yang dilakukan oleh
masing – masing siswa. Dengan warawiri dapat dilakukan analisis pada proses
pembelajaran yang kemudian dapat dilakukan berbagai analisis dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dalam kelas dan menganalisis segi kelebihan
dan atau kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam pembentukan direkam, dapat
diketahui mana yang perlu perbaikan jika terjadi kesalahan dalam praktek.
Proses pembelanjaran selanjutnya berdasrkan hasil analisis yang telah dilakukan
dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih baik.
Berdasarkan uraian
diatas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu penggunan media warawiri
bermetodekan dalang warawiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS kajian
Sejarah pada siswa kelas VII SMP Internat Al-Kausar Sukabumi.
- Rencana Penelitian
- Setting penelitian
Penelitian dilakukan di kelas dengan melihat pertunjukan wayang yang di dalangi oleh guru dan
siswa mengenai pembelajaran sejarah lokal dengan aspek
kearifan lokal yang hidup di masyarakat Sukabumi.
- Variabel
Variabel yang menjadi sasaran dalam
rangka PTK adalah peningkatan keterampilan siswa dalam memahami materi dan konsep sejarah lokal serta peningkatan hasil belajar
siswa. Di samping variable tersebut masih ada beberapa
variabel yang lain yaitu : 1) input:
sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur
evaluasi dsb. 2) proses KMB: Interaksi belajar, gaya guru mengajar,
implementasi berbagai metode perbaikan belajar mengajar dsb. 3)Out put : Hasil belajar siswa beruapa nilai proses dan nilai hasil, motivasi siswa, dsb.
- Rencana Tindakan
1)
Perencanaan
Untuk meningkatkan
kemampuan siswa setelah memperoleh
pengetahuan secara teoritik perlu di tingkatkan dengan kegiatan pembelajaran
dikelas. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, menginspirasi, proaktif, dan
meningkatkan motivasi belajar adalah tujuan pembelajaran yang disusun guru
diawal memulai penelitian tindakan kelas.
2)
Implementasi Tindakan
Rencana yang telah
disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat yaitu proses peningkatan
hasil belajar IPS Kajian Sejarah.
3)
Observasi dan Implementasi
Observasi ini
dilakaukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat
dengan baik tidak ada penyimpangan – penyimpangan yang dapat memberikan hasil
yang kurang maksimal dalam peningkatan hasil belajar IPS kajian Sejarah siswa
kelas VII SMP Internat Al-Kausar Sukabumi.
4)
Analisis dan Refleksi
Hasil kegiatan PTK
yang telah direkam, diputar kembali untuk dianalisis untuk mengetahui kegagalan
atau kesalahan yang dialami oleh guru dan siswa dan kemudian didiskusikan
dengan rekan sejawat di MGMP untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada
kegiatan peningkatan hasil belajar.
- Pengumpulan Data
Data dikumpulkan
melalui observasi baik secra manual maupun melalui perekaman video, khususnya
untuk data langsung prosedur/proses. Data ini digunakan untuk melihat
proses/prosedur pelaksanaan perbaikan gaya belajar/ situasi belajar . Disamping
itu data dikumpulkan melalui tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami
materi dan konsep sejarah.
5. Indikator kinerja
Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi siswa
yaitu meningkatnya hasil belajar. Indikator ini merupakan tempat dari rencana
yang telah dibuat dan imlikasinya dalam rangka memperbaiki hasil belajar siswa.
- Personalia Penelitian
1.
Ketua peneliti :
a.
Nama Lengkap dan Gelar :
Bahar Sungkowo S.Pd
b.
Golongan / pangkat / NIP :
-
c
Jabatan Fungsional :
Guru IPS
g.
Waktu untuk penelitian ini :
2 jam/minggu
h.
Tugas :
1.
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
2.
Menyusun perencanaan PBM berbasis multi media
3.
Terlibat dalam semua jenis kegiatan
4.
Mentyusun Laporan
2.
Menyusun perencanaan PBM berbasis multi media
3. Menyusun instrument
6.
Jadwal pelaksanaan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
1
|
Penyusunan Proposal
|
Mei
|
2
|
Analisis Pokok Bahasan dan Media
|
Mei-Juni
|
3
|
Pendesainan media pembelajaran yang digunakan
|
Januari-Maret
|
4
|
Pelaksanaan PBM dengan media Wara wiri
|
Juni
|
5
|
Evaluasi Hasil Belajar Siswa
|
Juni
|
6
|
Evaluasi Proses Pembelajaran
|
Juni
|
7
|
Analisis hasil evaluasi
|
Juni-Juli
|
8
|
Seminar hasil penelitian
|
-
|
9
|
Penyusunan Laporan
|
Juli-Agustus
|
- Biaya yang diusulkan
Rekapitulasi biaya
No
|
Uraian
|
Jumlah Biaya (Rp)
|
1
|
Honor Tukang
|
Rp. 100.000,-
|
2
|
Bahan habis pakai
|
Rp. 200.000,-
|
3
|
Peralatan
|
Rp. 200.000,-
|
4
|
Perjanjian
|
Rp. -
|
5
|
Lain – lain/konsumsi dan
sewa kostom
|
Rp. 200.000,-
|
Jumlah Biaya
|
Rp. 700.000,-
|
6. Penutup
Demikian proposal yang saya ajukan kepada
Bapak, semoga saja proposal ini dapat ditindak lanjuti serta dapat
rerealisasikan penelitian tindakan kelas peningkatan hasil belajar.
Akhirnya saya ucapkan
terima kasih
DAFTAR
PUSTAKA
Bodrova, Elena & Leong, Deborah.1996. Tools of The
Mind : The
Vygotskian Approach to Early Childhood Education. New Jersey:
Merill Prentice Hall.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan
Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
www. Google.co.id
Massam D Leonardo. 2000. Kamus Praktis Bahasa Indonesia.
Surabaya. CV Karya Utama.
Muchlas Samani 2007. Menggagas Pembalajaran Bermakna.
www.goegle.com/2008 (diakses pada 22 April 2011).
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain :
Cara Mengasah
Multiple Intelligence pada Anak Sejak Usia Dini. Jakarta : PT.
Grasindo
Riadi Aris, Karya tulis : Media wayang tokoh sejarah
(WTS) dalam upaya peningkatan hasil belajar Siswa pada SMPN 1 Wirodaden Ngawi
Jawa Timur 2010.
Sardiman 2009. Pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP
dan MTs. Solo. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Semiawan, C.R.2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf
Usia Dini:
Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Sudjana N. 1996. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana .1997. Proses Belajar Mengajar, Jakarta,
Rosdakarya
Wikipedia.com
loading...
No comments:
Post a Comment