loading...
- KONSEP KEPERAWATAN.
- Sejarah Keperawatan
Pada awal sejarahnya, keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan
komunitas dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk
melayani dan melindungi keluarga (Donahue,1995). Keperawatan merupakan suatu
disiplin ilmu yang pengetahuannya bersumber dari ilmu fisika, ilmu manusia,
ilmu social dan kompetensi klinis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
individual klien. Dengan mengetahui riwayat profesi akan memperluas pengetahuan
dasar tentang perawat dan meningkatkan pemahaman tentang keadaan social dan
intelektual dari disiplin tersebut (Keeling dan Ramos, 1995). Keperawatan lahir
sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan
rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit.
Dengan berkembangnya pendidikan keperawatan, maka praktik
keperawatan juga mengalami perluasan. Karena praktik dan pendidikan keperawatan
terlibat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, kode etik keperawatan mulai
didiskusikan pada tahun 1897 juga ikut
terlibat (Veins, 1989). Tujuan dari kode etik tersebut adalah menciptakan
sensitivitas terhadap situasi etik dan merumuskan prinsip umum yang
menghasilkan pembentukan kesadaran dan penilaian kritis yang dihasilkan dari
tindakan dalam suatu situasi khusus. (ANA, 1926). Sejalan dengan perubahan teknologi
dan kebutuhan masyarakat, kode etik juga berulang kali mengalami revisi dan
yang terakhir adalah kode etik keperawatan tahun 1985 yang disertai dengan
pernyataan interpretasi (Sward, 1978; ANA, 1985)
Berdasarkan sejarah , teori-teori keperawatan dipelajari dalam
lingkungan akademik yang terpisah dari praktik keperawatan. Akan tetapi terjadi
perubahan kontemporer yang mengacu pada praktik keperawatan berdasarkan ilmu
pengetahuan (Donaldson, 1995). Perawat
sekarang dan yang akan datang perlu memiliki model Asuhan Keperawatan yang
menjadi dasar dari praktik keperawatannya (Parse, 1990; Dean, 1995).
- KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN
1.
Sejarah perkembangan proses keperawatan
Sejalan dengan perkembangan keperawatan maka, keilmuan dalam praktek
keperawatan juga berkembang, berbagai penelitian dilakukan berdasarkan fenomena
yang ada di dunia keperawatan.
Sebelum proses keperawatan ditemukan, perawat hanya melaksanakan
tugas dan pekerjaan berdasarkan instruksi dokter, seolah-olah keperawatan itu
bukan suatu profesi yang memerlukan kemandirian dan berdasarkan keilmuan. Hal
ini dapat dilihat dari ciri perawat
melaksankan tugasnya. Tugas-tugas yang dibebankan pada perawat dilakukan
sebagai pekerjaan rutinitas.
Sejalan dengan perkembangan keperawatan maka berbagai penemuan dalam
dunia keperawatan diperkenalkan, salah satunya adalah Proses Keperawatan. Pada
tahun 1955 seorang ahli keperawatan bernama Hall, memperkenalkan istilah Proses
Keperawatan. Hal ini baru sekedar istilah beelum dalam pelaksanaan. Delapan
tahun kemudian Wiedenbach memperkenalkan 3 langkah dalam proses keperawatan
yaitu; a) Observasi, b) Bantuan pertolongan dan c) Validasi.
Perkembangan terhadap proses keperawatan berlanjut pada tahun 1967,
dimana Knowles menemukan istilah yang menjelaskan tentang: a) Discoveri
(penemuan), b) Devide (membagi), c) Decice (memutuskan), d) Do (melakukan), dan
e) Discrimination (membedakan)
Perkembangan terhadap proses keperawatan terus terjadi, di tahun
yang sama Fakultas Keperawatan di Universitas Katolik di Amerika memperkenalkan
4 tahap proses keperawatan yaitu : a) Pengkajian, b) Perencanaan, c)Intervensi
dan d)Evaluasi.
Pada tahun 1982: National Council Of State Boards Of Nursing
menyempurnakan tahapan dari proses keperawatan menjadi 5 tahap yaitu: a)
Pengkajian,
b) Diagnosa keperawatan, c) Perencanaan, d) Implementasi dan e)
Evaluasi. Lima
tahapan ini yang digunakan sampai saat ini dalam langkah-langkah proses
keperawatan.
2.
Pengertian Asuhan dan Proses Keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan suatu tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat dengan pendekatan proses keperawatan sehingga kebutuhan
dasar klien terpenuhi.
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan
terorganisir dalam pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan pada reaksi dan
respon individu yang unik pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan
kesehatan yang dialami baik actual maupun potensial.
3. Manfaat proses keperawatan
Dengan memahami proses keperawatan
diatas dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode yang sistematis
dimana perawat bersama klien bekerjasama dalam:
a.
Melakukan pengkajian kebutuhan
asuhan keperawatan
b.
Merencanakan dan melaksanakan
asuhan keperawatan
c.
Menilai hasil asuhan
keperawatan yang berorientasikan : klien dan tujuan
Hal ini merupakan kerangka kerja dalam proses keperawatan. Melalui
proses ini maka, perawat dapat :
a.
Melakukan pendidikan
keperawatan yang konsisten dan sistematis
b.
Meningkatkan kepuasaan kerja
dan rasa percaya diri perawat
c.
Menimbulkan sikap professional
d.
Mencegah terjadinya malpraktek
dan tindakan illegal
e.
Merupakan tanggunggugat dan
tanggung jawab
Sementara itu manfaat yang didapat klien dari pemberian asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan adalah :
a.
Mendapatkan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan situasi dan kondisinya
b.
Mendapatkan asuhan keperawatan
yang berkualitas sesuai dengan standar
c.
Mendapatkan asuhan keperawatan
yang bersinambungan
d.
Mendapatkan asuhan
keperawatan yang efektif dan efisien
4. Karakteristik proses keperawatan
Karakterisrtik proses
keperawatan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a.
Merupakan system terbuka
b.
Pendekatan bersifat individual
pada setiap kebutuhan klien
c.
Merupakan hal yang direncanakan.
d.
Mengarah pada tujuan
e.
Fleksibel dalam memenuhi
kebutuhan klien dan keluarga serta komunitas
f.
Memberikan kesempatan untuk
kreatifitas bagi perawat dalam memecahkan masalah klien
g.
Merupakan siklus, saling
berhubungan setiap langkahnya
h.
Memberikan umpan balik malalui
pengkajian ulang
i.
Melakukan validasi untuk
membuktikan kebenaran
5. Tahap-tahap
proses keperawatan
Proses keperawatan terdiri atas 5 tahap yaitu : Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Setiap tahap dari proses
keperawatan terkait satu sama lain serta saling ketergantungan.
Pada tahap Pengkajian kegiatan yang dilakukan adalah, mengumpulkan
data seperti ; riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan data
sekunder lainnya (catatan, pemeriksaan diagnostic, literature).
Setelah data didapat maka, pada tahap Diagnosa kegiatan selanjutnya
meliputi: memvalidasi data, mengkoreksi dan mengelompokkan data,
menginterpretasikan data, mengidentifikasi masalah dari kelompok data,
merumuskan diagnosa keperawatan.
Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosa dirumuskan. Adapaun
kegiatan yang dilakukan meliputi: menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan
dan criteria hasil, memilih strategi asuhan keperawatan, melakukan konsultasi
dengan tenaga keseahatan lain dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana
asuhan keperawatan.
Tahap implementasi adalah tahap dimana rencana yang telah dibuat
dilakukan pada klien adapun kegiatan yang ada dalam tahap perencanaan meliputi:
pengkajian ulang, memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi rencana
asuhan yang telah dibuat dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah
direncanakan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi, pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan adalah: mengkaji respon klien setelah dilakukan
intervensi keperawatan, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil,
memodivikasi asuhan keperawatan sesuai sesuai dengan hasil evaluasi, mengkaji
ulang asuhan keperawatan.
Untuk dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan anda memerlukan ketrampilan sebagai berikut:
1.
Ketrampilan interpersonal:
adalah kemampuan dalam melakukan komunikasi baik dengan klien maupun dengan tim
kesehatan lainnya.
2.
Dalam berkomunikasi ini
ketrampilan yang harus dimiliki adalah: ketrampilan menjadi pendengar yang
baik, menunjukkan ketertarikan, menunjukkan rasa empati, membina rasa saling
percaya dan menjaga individulitas pasien.
3.
ketrampilan teknis: kemampuan
dalam menggunakan alat-alat selama melakukan prosedur tindakan keperawatan .
4.
Ketrampilan intelektual
meliputi ketrampilan dalam memecahkan masalah, berfikir kritis setiap saat dan
membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Contoh Kasus:
A. Pengkajian.
Klien Tn.F. umur 26 tahun,
pada tanggal. 28 agustus 2004 jam14.00 pada saat klien pulang dari
kampus mengendarai sepeda motor dan bersenggolan dengan motor lain, klien jatuh
tetapi tidak pingsan. Kemudian dibawa ke RS lampung dan dilakukan operasi
debridement oleh dokter spesialis bedah orthopedi 8 jam pasca kecelakaan.
5 hari berikutnya kondisi luka tampak menghitam, keluarga meminta
dikirim ke RS di Jakarta (RSCM). Pada tanggal 03 September klien dating ke
polibedah orthopedic dan dirawat di IRNA A lantai V kanan. Saat pengkajian, kesadaran
CM, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu
36,5 C. Keluhan utama saat ini luka terasa nyeri, terutama pada saat ganti
balutan, luka tampak nekrotik, bernanah, bau, edema. Skala nyeri 6 ukuran luka
19 cm diameter 9 cm dan mendapat terapi oral Voltaren 3x1 tab, Nonflamin 3x1
tab, Benoflox 2x1, Pronalges kalau perlu. Perawatan luka setiap hari dengan
kompres NaCl 0,9 % dengan bactrigas, mobilisasi bedrest. Kebersihan diri
seperti mandi, B.A.B,dan B.A.K di Bantu
oleh keluarga.
b. Analisa data. (hanya satu analisa saja)
1) Data subyektif : Klien mengatakan ada luka patah tulang di kaki
sebelah kanan
2) Data obyektif : Tampak
luka pada kaki kanan dengan ukuran panjang 19 cm, diameter 9 cm, luka tampak
nekrotik, bau, tampak edema, keluar nanah saat ganti balutan, kaki kanan
terpasang backslap, tampak fraktur Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal terbuka.
Tanda-tanda vital: tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 88x/menit,
pernafasan 24 x/menit, Therapi oral: Voltaren 3x1 tab, Nonflamin 3x1 tab,
Benoflok 2x1 tab, Pronalges kalau perlu, hasil lab leukosit 12.500 ul.
3) Masalah : gangguan integritas jaringan luka infeksi
4) Etiologi : terpaparnya
mikro organisme
B.
Rencana Asuhan Keperawatan.
1)
Diagnosa 1 : Gangguan integritas
jaringan; luka infeksi berhubungan dengan terpaparnya mikro organisme.
a.
Tujuan : Integritas jaringan
luka infeksi terjadi proses penyembuhan
b.
Kriteria hasil : 1) Luka bersih
dan kering, 2) Luka tidak bertambah luas, 3)Tidak ada tanda-tanda infeksi, 4)Adanya
tanda-tanda proses penyembuhan luka (proses granulasi), 5) Leukosit dalam batas
normal(5.000-10.000)
c.
Rencana tindakan : 1) Kaji
keadaan luka ; kemerahan,drainase, pendarahan, 2) kaji tanda-tanda vital, 3)
Rawat luka satu kali dalam sehari dengan menggunakan kompres NaCl 0,9 % dan
bactigras dengan teknik aseptic dan antiseptic, 4) Berikan Obat oral Voltaren
3x1 tab.
loading...
No comments:
Post a Comment