loading...
"Kalau kurikulum mau diterapkan, maka buku pegangan guru harus ada. Kemudian dilatih gurunya agar menguasai bahannya. Kalau belum ada, ya jangan dipaksakan," kata pengamat pendidikan Profesor Doktor Halide, Kamis, 13 Maret 2013.
Menurut Halide, penerapan kurikulum ini secara nasional terlalu dipaksakan karena dianggap sebagai proyek. Dia mengimbau pemerintah menunda penerapannya. Dengan begitu, kata dia, pemerintah bisa melengkapi segala kekurangan terlebih dulu karena pelaksanaan kurikulum harus didahului dengan uji coba. "Sebaiknya pelaksanaan kurikulum ini diterapkan tahun 2015 saja. Kemudian kita ambil sampel sekolah yang sudah diuji coba, bagaimana isinya," ujar mantan guru besar Universitas Hasanuddin tersebut.
Halide mengatakan uji joba perlu dilakukan agar ada kesesuaian antara pelajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Soalnya, pelaksanaan Kurikulum 2013 bertujuan mengembangkan daya nalar siswa. "Pelaksanaan kurikulum ini agar pelajaran di SD tidak dipelajari saat duduk di bangku SMP. Jangan sampai mata pelajaran di SD siswa pelajari kemudian naik di SMP dipelajari lagi kembali," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pengawasaan dinas pendidikan juga sangat dibutuhkan karena belum terbitnya buku Kurikulum 2013 bisa memunculkan pihak yang berusaha mengambil kesempatan dengan berjualan buku di sekolah-sekolah. Namun jika buku sudah terbit tidak lantas pengawasan dikendorkan. Sebab, kadang ada buku yang tidak layak dibaca siswa sekolah, seperti buku yang mengandung pornografi. "Itu jelas tidak etis. Buku yang begituan harus kita hindari karena melanggar, jadi harus ditarik kembali kalau sudah diedarkan," tuturnya.
Adapun Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Makassar, Nurdin Rasyid, mengakui pelatihan terhadap guru-guru terkait dengan penerapan Kurikulum 2013 masih dalam tahap perencanaan. Begitu pula dengan buku yang akan disiapkan. "Instruktur nasional untuk melatih guru-guru belum ada dan buku yang akan digunakan juga belum ada," ujarnya.
Nurdin mengungkapkan ada beberapa sekolah yang sudah ditawari buku Kurikulum 2013 oleh penerbit, namun dinas pendidikan mengirim surat agar jangan ada yang membeli buku dulu. "Kita takutkan kalau buku yang dibeli tidak sesuai dengan petunjuk dari pusat," katanya.
Apalagi, lanjut dia, sudah ada anggaran pembelian buku dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi, orang tua tidak akan dibebani masalah pembelian buku. "Kita harap tidak ada guru yang beli buku karena sudah ada dana yang disiapkan dari pusat," ujarnya.
Dia mencontohkan kejadian di SD Negeri Layang 3 Makassar. Sekolah tersebut membeli buku dari penerbit PT Media Taman seharga Rp 7 juta bagi siswa semua siswa.
Pola Baru Pelatihan Kurikulum 2013, Seperti Apa?
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang mempersiapkan pelaksanaan
kurikulum 2013 secara serempak di Indonesia, yang akan dilakukan pada
Juli mendatang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh
mengatakan dalam waktu dekat ini akan kembali mengadakan pelatihan guru
yang sedikit berbeda dengan pelatihan tahun lalu.
"Nanti
Instruktur Nasional langsung melatih guru sasaran," kata Nuh di Kampus
Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa, 14 Januari
2014.
Nuh mengatakan pada Februari ini baru akan dimulai
pelatihan untuk nara sumber. Bulan berikutnya, ujar dia, narasumber akan
melatih instruktur nasional. Kemudian instruktur nasional akan melatih
guru sasaran.
Pada tahun lalu, instruktur nasional melatih guru
inti, baru kemudian guru inti melatih guru sasaran. Namun, ia merasa
banyak ditemukan kelemahan, termasuk kehilangan inti materi yang harus
disampaikan. "Oleh karena itu kita buang, dari instruktur nasional
langsung masuk ke guru sasaran." Kata Nuh.
Para guru inti tersebut, masih bisa menjadi instruktur nasional dengan melihat track recordnya pada semester 1 2013 lalu.
Wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kaslim mengatakan terdapat
1,4 juta guru sasaran, dan instruktur nasional 33 ribu orang. "Guru inti
ada 1.200-1.500an orang, nanti mereka hanya mendampingi," ujar Musliar.
Mengenai
biaya pelatihan, ia mengestimasikan setiap satu guru sasaran sekitar Rp
1 juta. Untuk tempat pelatihannya, narasumber dilatih di Jakarta, guru SD di masing-masing kecamatan, guru SMP di kabupaten/kota, dan SMA di
tingkat provinsi. "Ini untuk memnuhi setiap grup latihan mesti 40
peserta, dan pelatihnya 3 orang," kata dia.
Pada pelatihan di
2014, kata Musliar, pihaknya juga mengajak siapapun yg ingin terlibat
melatih kurikulum 2013. Ia mempersilakan lembaga Ma'arif NU,
Muhammadiyah, PGRI, ICMI, dan lembaga lainnya untuk mengajukan melatih
kurikulum 2013. Dengan syarat, para lembaga tersebut telah mendaftarkan
gurunya dan lolos sebagai instruktur nasional. "Standar tetap kita jaga,
nanti ada tim monitoring dan evaluasi di setiap pelatihan," kata
Musliar.
1,3 Juta Guru Dilatih Terapkan Kurikulum 2013
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ainun Naim menyatakan Kementerian akan melatih 1,3 juta guru untuk penerapan Kurikulum 2013. "Guru-guru tersebut yang akan mengajar Kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru," kata Ainun usai memberi sosialisasi Kurikulum 2013 di Aula Politeknik Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 6 Juni 2014.Menurut Ainun, para guru tersebut akan dilatih selama 52 jam. Usai pelatihan, setiap guru akan mendapat pendampingan dari Kementerian. Dia optimistis bahwa guru bisa mengaplikasikan Kurikulum 2013 dengan tepat, meskipun tahun ajaran baru akan dimulai Juli mendatang.
Selain memberi pelatihan pada guru, ucap Ainun, Kementerian Pendidikan telah selesai mencetak 240 juta buku pelajaran Kurikulum 2013 untuk guru dan siswa. "Sekolah bisa langsung memesan bukunya," kata dia.
Pemesanan buku bisa dilakukan secara online melalui e-katalog di laman Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Menurut Ainun, harga buku di e-katalog untuk tingkat sekolah dasar berkisar Rp 8 ribu, sedangkan untuk SMP dan SMA berkisar Rp 25 ribu. Dia mengklaim harga buku di e-katalog lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata Ainun, telah mencairkan dana Biaya Operasional Sekolah, yang lima persennya dialokasikan untuk pembelian buku.
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 9 Banyuwangi, Nurul Badriyah, mengatakan meskipun waktu pelatihan untuk guru sangat mepet, sekolah tidak punya pilihan lain. "Mau tidak mau harus siap untuk melaksanakan Kurikulum 2013," kata dia.
Menurut Nurul, pihaknya sudah menerima pencairan dana BOS. Saat ini pihak sekolah masih melakukan pemesan buku melalui e-katalog.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kurikulum 2013 ini untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Sumber : http://www.tempo.co
loading...
No comments:
Post a Comment