loading...
Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997). Wisata merupakan
suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat
sementara
untuk
menikmati
obyek
dan
daya
tarik
wisata.
Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan
wisata. “Tourism is an integrated
system and can be viewed in terms of demand and supply. The
demand is made up of domestic and international
tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist
attractions and activities, tourist facilities,
services and related infrastructure, and information and promotion. Visitors
are
defined as
tourist and the remainder as same-day visitors”.
Pada garis besarnya, definisi
tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan
memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani
oleh faktor permintaan
dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan
terkait oleh permintaan
pasar wisatawan domestik dan mancanegara.
Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh
transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya,
fasilitas-fasilitas, pelayanan dan
prasarana terkait serta informasi dan promosi.
9
2.1.1 Pengertian Industri Pariwisata
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lain:
Menurut Yoeti industri pariwisata adaalah Sebagai kumpulan dari macam- macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and
service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. (Yoeti,
1985).
Sedangkan, menurut Kusdianto pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah
suatu
susunan
organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam
pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.
(Kusudianto, 1996). Terakhir, menurut Ismayanti, Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam menghasilkan
barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada penyelenggaraan
wisata. (Ismayanti, 2010).
2.1.2 Usaha Industri pariwisata
Dalam industri
pariwisata terdapat berbagai
usaha pariwisata, yaitu usaha
yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dan penyelengaraan
pariwisata. Orang yang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata disebut pengusaha
pariwisata. Usaha pariwisata merupakan
kegiatan
bisnis yang
berhubungan langsung dengan kegiatan sehingga tanpa
keberadaannya, pariwisata tidak dapat
berjalan
dengan
baik.
Adanya
usaha pariwisata tentunya juga didukung
oleh usaha-usaha lain, karena industri pariwisata adalah
industri multi sektor.
Usaha pariwisata atau sering juga disebut sebagai fasilitas wisata atau sarana wisata (superstructure), salah satunya
adalah penyediaan akomodasi. Yang dimaksud
penyediaan akomodasi adalah
usaha yang menyediakan pelayanan penginapan dan dapat dilengkapi
dengan pelayanan pariwisata lain. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan, caravan, dan akomodasi
lain yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
2.2 Hotel
Definisi Hotel, Hotel adalah
suatu bentuk
bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan
pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan
dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka
yang bermalam di hotel tersebut ataupun
mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan
dari beberapa definisi hotel
seperti tersebut di bawah ini:
a. Salah
satu jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan
bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
b. Bangunan yang dikelola secara komersil
dengan
memberikan
fasilitas
penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut:
1). Jasa penginapan
2). Pelayanan makanan dan minuman
3). Pelayanan barang bawaan
4). Pencucian pakaian
5). Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan
yang ada di dalamnya.
(Endar Sri, 1996)
c. Sarana
tempat
tinggal
umum
untuk
wisatawan dengan
memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi
dengan syarat pembayaran. (Lawson, 1976)
2.2.1 Karakteristik Hotel
Perbedaan antara hotel dengan
industri lainnya adalah
(Tarmoezi, 2000, p.20):
a. Industri hotel tergolong
industri yang padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan
tenaga pekerja yang banyak pula.
b. Dipengaruhi
oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana
hotel tersebut berada.
c. Menghasilkan dan memasarkan produknya
bersamaan dengan tempat
dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
d. Beroperasi
selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan
hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan
yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
2.2.2 Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan
(Tarmoezi, 2000). Berdasarkan hal tersebut, dapat
dilihat
dari
lokasi
dimana
hotel
tersebut
dibangun,
sehingga
dikelompokkan
menjadi:
a. City Hotel
Hotel yang berlokasi
di perkotaan, biasanya diperuntukkan
bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang
disediakan oleh hotel tersebut.
b. Residential Hotel
Hotel
yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian
kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat
kegiatan usaha. Hotel ini
berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama
karena diperuntukkan bagi
masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan
fasilitas tempat tinggal
yang lengkap untuk
seluruh anggota
keluarga.
c. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai.
Hotel seperti ini terutama diperuntukkan
bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka
yang ingin berekreasi.
d. Motel (Motor
Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran
atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya
dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara
bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
2.2.3 Segi Jumlah Kamar Hotel
Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,
2000),
dari
banyaknya
kamar
yang
disediakan, hotel dapat
dibedakan menjadi:
a. Small Hotel
Jumlah kamar yang tersedia
maksimal sebanyak 28 kamar.
b. Medium Hotel
Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
c. Large
Hotel
Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.
2.3 Wisatawan
Menurut UN-WTO (Cooper 2006, Ritchie dan Goeldner,
Gee 1999), wisatawan dapat
digolongkan
berdasarkan
3
kelompok
tujuan
kunjungan,
diantara lain: (Ismayanti, 2010)
1. Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi)
Segala kegiatan yang memiliki tujuan: (1) vakansi dan rekreasi;
(2) mengunjungi event budaya;
(3) kesehatan; (4) olah raga aktif (yang bukan
professional); dan (5) tujuan
liburan lain termasuk dalam kategori bersenang- senang;
2. Business and professional (Bisnis dan professional)
Beberapa tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan professional adalah: (1) rapat; (2) misi; (3) perjalanan intensif;
(4) bisnis. Tujuan-tujuan itu berhubungan erat dengan pekerjaan. Perjalanan yang dilakukan tidak untuk
mencari nafkah, tetapi
kegiatanya berdampak
pada pekerjaanya
3. Other Tourism purposes (Tujuan wisata lain)
Wisata untuk (1) belajar; (2) pemulihan kesehatan;
(3) transit; dan (4)
berbagai tujuan lain. Tujuan lain diantaranya
melakukan kunjungan kepada kerabat dan saudara, ia melakukan
ziarah, ia melakukan
perjalanan kegamaan atau religi,
ia melakukan widyawisata.
2.4 Diferensiasi
Berdasarkan Hermawan Kartajaya, diferensiasi ialah suatu usaha
mengintegerasikan konten, konteks
dan infrastruktur produk
dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Untuk
dapat
menciptakan
diferensiasi
yang
kukuh, ada tiga dimensi
yang harus diperhatikan, diantara
lain adalah:
1. Konten
Adalah
dimensi
diferensiasi yang menunjuk pada “apa” value yang ditawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi.
Konten biasanya merupakan
offering utama produk dan
perusahaan kepada pelanggan.
2. Konteks
Merupakan dimensi yang menunjuk pada “cara
perusahaan menawarkan
value kepada pelanggan. Ini merupakan bagian intangible dari
diferensiasi.
3. Infrastruktur
Adalah faktor-faktor pemungkinan (enabler) terealisasinya diferensiasi konten maupun
konteks.
Diferensiasi haruslah
customer-focused dalam artian
bahwa perbedaan yang diciptakan tersebut, haruslah mampu memberikan
manfaat yang sangat tinggi dimata pelanggan.
Untuk dapat melakukannya, langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun diferensiasi adalah perusahaan harus mampu secara jeli mengurai needs, wants
dan expectations dari
setiap pelanggan.
2.5 Breakout Strategy
Breakout adalah sebuah kemunculan perubahan dari yang tadinya berada
pada posisi yang dibatasi oleh ruang
lingkup tertentu. Ini merupakan
pendekatan yang terstruktur dan sangat berguna
dalam perubahan sebuah organisasi terhadap market maupun
industrinya, yang bertujuan untuk perbaikan performa perusahaan. (Sydney.F,
2007)
2.5.1 Pengertian Breakout strategy
Pengertian Breakout strategy berdasarkan Sydney.F, dkk adalah:
1. Action
oriented framework for delivering accelerated growth and is founded
on the concept of strategic
excellence from beginning to end. It is systematic
approach to market triumph that leaves rivals
floundering in your wake a struggling to respond.
2. A state of mind as much a step by step process; it reflects
both your intent to
be the best method of getting there.
2.5.2. Jenis jenis breakout strategy

Gambar 2.1 Breakout types
(Finkelstein, 2007)
Gambar
diatas
menggambarkan 4 jenis strategi breakout, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Taking by storm: Biasanya untuk perusahaan
baru, yang muncul untuk mengambil posisi
/ cela tertentu di pasar.
2. Laggard
to leader: Ketika suatu perusahaan yang sudah berdiri lama, namun
mengalami masalah dalam jangka waktu tertentu, dan perusahaan
tersebut kembali mebuat strategi
untuk bangkit
dari keterpurukannya.
3. Expanding
Horizon: Expansi perusahaan, dari perusahaan lokal menjadi
perusahaan global.
4. Shifting
Shape: Perusahaan besar yang merubah core businessnya dengan memanfaatkan peluang yang baru untuk menciptakan sebuah image
perusahaan yang berbeda.
loading...
No comments:
Post a Comment