loading...
Masuknya materi gaya pacaran sehat dalam buku Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan Kurikulum 2013 untuk siswa SMA, mendapat perhatian
serius dari Majelis Ulama Indonesia. Ketua MUI Bidang Pendidikan, Anwar Abbas,
seperti dilansir Republika mengatakan, kurikulum yang dibuat oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan harus memperhatikan keyakinan dan kepercayaan di
masyarakat. Adanya buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas
XI, yang di dalamnya terdapat tema pacaran sehat dinilai tidak memberikan
pendidikan bagi remaja atau siswa SMA yang ada. Ia menjelaskan, dengan adanya
pembelajaran tersebut berarti secara tidak langsung Pemerintah memperbolehkan
atau melegalkan pacaran. Padahal secara spiritualitas pacaran sangat tidak
sehat. "Berarti sama saja mengatakan pacaran itu boleh. Tuhan aja melarang
kenapa kemendikbud membolehkan? Tidak etis Kemendikbud membuat kurikulum
seperti itu karena bukan kapasitasnya. Itu kapasitas ulama," ujar Anwar
Abbas sebagaimana diberitakan Republika. Ia menambahkan, seharusnya kurikulum
yang ada memberikan nilai-nilai baik. Termasuk bimbingan agar menjauhi pacaran
dan menjalani hidup sehat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Seharusnya secara edukasi jangan menyuruh. Jangan dilegalisir. Jika anak
masih pacaran itu urusan mereka," katanya.[] –
Kurikulum 2013 kembali menjadi polemik, pasalnya salah satu materi
dalam buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas XI atau kelas
2 SMA, terdapat tema pacaran sehat. Tema itu ada di BAB X yang berjudul
Memahami Dampak Seks Bebas. Disebutkan, gaya pacaran sehat terdiri dari
beberapa macam unsur, yaitu sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial dan
sehat seksual. Mengutip Republika, yang menjadi perbincangan adalah,
gambar yang digunakan dalam buku itu, tepatnya di halaman 129 adalah karikatur
lelaki dan perempuan menggunakan peci dan jilbab. Gambar itu dianggap tidak
memiliki korelasi yang tepat dengan gaya pacaran sehat yang dimaksud.
"Ini maksudnya pacaran Islami kali ya? Sehat fisik, tidak ada kekerasan
dalam berpacaran, dilarang saling memukul, Tidak melakukan hubungan yg
berisiko, gambarnya berbusana peci dan jilbaber...Ini siapa yg bikin materi
berpacaran?" tulis Duta Atmaja dalam akun facebooknya. Lebih lanjut
ia berkomentar, materi yang dipaparkan dalam pacaran sehat seakan-akan adalah
hal yang Islami. Padahal, menurut dia, justru mengarahkan kepada maksiat, yakni
zina mata, hati, kulit, telinga di dalam Islam. "Lucu sekaligus
miris," tulis dia. Tak pelak, hal ini menuai banyak komentar lain.
Seperti yang dilontarkan akun Riski Kurnia Ariyanti. "Harusnya sih
nggak usah masuk di penjaskes tapi masuk ke pelajaran tambahan gitu kayak
chracter building atau muatan bimbingan konseling, terlepas dari niat baik yang
ingin disampaikan penulis tapi ya mbok gambarnya jangan pake jilbab panjang
gitu," ujar akun Riski Kurnia Ariyanti. Sementara Ermawan Fitra Purnama
lewat akunnya mengatakan hal ini bisa membuat penurunan makna jilbab
sebenarnya. "Ntar jangan2 akan ada tuh : diskotek sehat (islami),
selingkuh sehat (islami) dll yg penting pelakunya lakinya pakai peci dan
perempuannya pakai jilbab (panjang). Waduh...ini namanya penurunan makna jilbab
sebenarnya," kata dia. Di buku tersebut di antaranya tertulis
sejumlah tips agar tidak terbuai dalam aktivitas berpacaran. Salah satunya
adalah hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
Demikian berita yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua,,,,,
loading...
No comments:
Post a Comment